Konten dari Pengguna

Cina Berhasil Membangun Jaringan Komunikasi Anti-Hacking Menggunakan Teknologi Quantum

Ari Ulandari
Kadang kita tidak sadar bahwa kalimat-kalimat sederhana dapat sangat mempengaruhi hidup seseorang
2 Oktober 2017 16:12 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ari Ulandari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Akhir-akhir ini kita sering dihebohkan dengan berita peretasan media komunikasi atau lebih dikenal dengan istilah hacking. Berbagai industri komunikasi berlomba-lomba mengembangkan teknologi agar media komunikasi yang digunakan semakin aman dari tindakan peretasan ini. Salah satu contoh yang dapat Sobat Kumparan sekalian lihat adalah apa yang diklaim oleh Whatsapp bahwa teknologi end-to-end encyption yang mereka gunakan mampu mengamankan percakapan yang kita lakukan via media Whatsapp. Teman aku ada yang bilang kalau teknologi seperti itu belum mampu mengamankan percakapan kita dengan sempurna. Aku enggak banyak komentar sih, maklum aku termasuk golongan orang-orang gaptek yang masih berkeliaran di dunia ini, hehe.
ADVERTISEMENT
Merespon isu di atas, baru-baru ini Cina turut mengklaim, sebagaimana yang dilansir oleh Daily Mail bahwa pihaknya telah mampu menyelenggarakan sebuah panggilan langsung dalam bentuk video antar benua dengan menggunakan teknologi quantum. Percakapan itu berlangsung antara laboratorium yang ada di Beijing dan Wina.
Sebelum kita lanjut ulasannya, sepertinya ada baiknya kita faham dulu seperti apa teknologi quantum yang digunakan Cina sehingga pihaknya berani mengklaim bahwa teknologi ini mampu melindungi percakapan dari tindakan peretasan.
Dalam fisika quantum, sebuah partikel yang saling berbelit atau disebut juga belitan kuantum akan terhubung satu sama lain. Aksi yang diberikan oleh sebuah partikel akan mempengaruhi reaksi dari partikel lainnya, sekalipun kedua partikel tersebut terpisah oleh jarak yang sangat jauh.
ADVERTISEMENT
Artinya jika sobat melakukan pengukuran kecepatan putar pada salah satu foton dalam pasangan belitan ini maka kecepatan foton pada pasangan yang lain akan segera terukur, sekalipun keduanya berada di belahan dunia yang berbeda.
Belitan ini terjadi ketika sejumlah partikel saling berinteraksi secara fisik. Contohnya ketika sinar laser ditembakkan kepada tipe kristal tertentu dapat menyebabkan individu partikel cahaya terpecah menjadi pasangan-pasangan foton yang saling berbelit.
Teori yang dikembangkan oleh Einstein dan teman-temannya ini mengindikasikan bahwa sebuah informasi dapat disebarkan dengan kecepatan melebihi kecepatan cahaya.
Wah-wah ngomongin teori memang rada menyebalkan ya guys, tapi nggak apa-apa lah ya ketimbang nantinya kita ngomong-ngomongin teknologi ini tanpa mengerti maksudnya apa.
Umumnya saat ini komunikasi modern via internet menggunakan kriptografi kunci umum dengan menggunakan beberapa fungsi matematika. Berbeda dengan teknologi kuantum yang menggunakan individu foton dalam sistem quantum. Hal ini menjamin keamanan komunikasi antara 2 pihak yang terpisah lokasi dalam jarak yang cukup jauh.
ADVERTISEMENT
Pada percobaan komunikasi quantum ini, percakapan melibatkan Presiden Akademi Sains Beijing-Cina, Chunli Bai, dengan Presiden Akademi Sains Wina-Austria, Anton Zeilinger . Rencananya teknologi ini kelak akan digunakan oleh pihak pemerintah, bank, perusahan sekuritas, dan perusahaan asuransi.
Pengembangan selanjutnya direncanakan akan dicobakan untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak yang ada di Singapura, Italia, Jerman, dan Rusia.
Pada saat ini percakapan hanya terbatas pada jarak ratusan kilometer saja. Permasalahan teknis tersebut akan diatasi dengan menggunakan satelit bernama Micius.
Teknologi ini dilengkapi dengan transmiter penangkap QKD (quantum key distributon) , sumber foton berbelit, dan alat penerima serta penganalisis komunikasi kuantum.
Pada gambar berikut terlihat bahwa satelit yang direncanakan akan mengorbit dari stasiun bumi di daerah Tibet. Jarak satelit ini dari stasiun awalnnya akan bervariasi antara 500 – 1400 Km. Transmiter akan diletakkan pada stasiun bumi, sedangkan satelit akan bertindak sebaik penerima pesan.
Pada saat ini 5 buah stasiun bumi sudah berhasil dibangun di kawasan Tibet dan Cina.
ADVERTISEMENT
Di awal tahun ini para ilmuwan Cina telah berhasil melakukan transmisi foton berbelit dengan capaian jarak hingga 1,400 Km.
Satelit quantum Micius seberat 590 Kg tersebut dilengkapi dengan sinar laser yang diarahkan kepada pembagi laser. Dengan demikian sinar tersebut akan memiliki 2 polarisasi yang berbeda.
Teknologi ini akan terus dikembangkan sehingga komunikasi kuantum dapat diterima secara global.