Konten dari Pengguna

Pemerintah Inggris Mengeluarkan Larangan Sementara Ekspor Telepon Antik Berbentuk Lobster

Ari Ulandari
Kadang kita tidak sadar bahwa kalimat-kalimat sederhana dapat sangat mempengaruhi hidup seseorang
25 Maret 2018 8:05 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ari Ulandari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Salah satu kementerian yang ada dalam pemerintahan Inggris turun tangan untuk menghentikan pengiriman salah satu karya seni Salvador Dali yang berupa telepon berbentuk lobster keluar dari Inggris.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari news.sky.com, Menteri Kesenian, Michael Ellis, mengeluarkan larangan sementara ekspor karya senia suralis tersebut untuk memberikan kesempatan para pembeli dalam negeri untuk memiliki barang antik itu.
Dali menciptakan 11 telepon lobster. Versi merah dari telepon ini kini dimiliki Tate Modern.
Para pencinta seni harus bisa menyediakan uang lebih dari 850.000 poundsterling atau sekitar 16,5 milyar rupiah untuk dapat memiliki telepon lobster tersebut (versi white aphrodisiac). Unit terakhir versi warna putih berada di Inggris.
Karya seni ini dipesan pertama kali oleh Edward James pada tahun 1938. Ia merupakan pelanggan Dali dan seorang penyair Inggris yang dikenal karena memperkenalkan gerakan suralis.
Inspirasi dari karya seni tersebut didapatkan pada tahun 1936 ketika Dali dan James sedang makan lobster bersama di sebuah restoran. Tiba-tiba terlihat pengunjung lainnya melemparkan kulit lobster secara sembarangan dan mendarat di atas sebuah telepon.
ADVERTISEMENT
Setiap telepon lobster yang dibuat memiliki ciri khasnya masing-masing sehingga tidak ada yang sama persis satu sama lain. Tujuh unit diberi cat berwarna putih dan empat lainnya diberi warna merah.
James memiliki sebuah koleksi pribadi aneka karya suralis, termasuk telepon lobster berwarna putih dan merah, di Monkton, di rumahnya yang berada di kawasan West Sussex.
Saat ini kebanyakan telepon lobster dalam versi berwarna putih berada di berbagai museum yang ada di luar negeri, termasuk yang dipajang di koleksi umum Rotterdam, Florida, Johannesburg, Minneapolis, dan Lisbon.
“Salvador Dali merupakan salah satu seniman besar dari abad ke-20. Karya seni ikonik ini dibuat di Inggris dan aku ingin benda ini tetap di sini”, ungkap Ellis.
“Penting bagi kami untuk memelihara seni berkelas dunia tetap berada di negara ini dan aku berharap seorang pembeli dapat ditemukan untuk menjaganya tetap menjadi milik bangsa ini”, lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Keputusan untuk mengeluarkan larangan sementara ekspor benda antik tersebut menyusul rekomendasi dari Reviewing Committee pada Export of Works of Art and Objects of Cultural Interset (RCEWA), yang terdaftar pada Dewan Kesenian.
Anggota RCEWA, Richard Calvocoressi, mengatakan bahwa penting untuk tidak menaksir harga yang terlalu tinggi bagi benda ini.
“Menyadari akan nilai antara erotisme dan ancaman, kesenangan dan kesedihan, Telepon Lobster (White Aphrodisiac) merupakan kebanggaan suralis klasik, kenangan terhadap ‘jebakan’ fase suralis patung Giacometti”, ujar Calvocoressi.
“Hal ini juga mengantisipasi kontrovesi selama hampir setengah abad dan patung-patung unik yang dibuat secara manufaktur dan objek natural yang ditemukan oleh para seniman seperti Jeff Koons dan Damien Hirst”.
Keputusan untuk menahan pengeluaran lisensi ekspor dilakukan hingga tanggal 21 Juni mendatang, dengan kemungkinan untuk dilakukan perpanjanggan tenggat waktu hingga 21 September jika ada keinginan serius untuk membeli karya seni tersebut. Harga yang disarankan adalah sekitar 853,047 poundsterling atau sekitar 16,5 milyar rupiah berikut pajak sebesar 29.000 poundsterling atau sekitar 565 juta rupiah.
ADVERTISEMENT