Konten dari Pengguna

Pusaka Lagu Lawas Indonesia dalam Alunan Suara Merdu Aimee Saras

Ari Ulandari
Kadang kita tidak sadar bahwa kalimat-kalimat sederhana dapat sangat mempengaruhi hidup seseorang
30 April 2018 16:31 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ari Ulandari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Begitu terasa antusias para penikmat musik Indonesia di Galeri Indonesia Kaya (GIK) pada hari minggu kemarin (29/4). Tampak antrian yang lebih panjang dari biasanya menuju auditorium utama GIK. Hal ini seolah-olah membuktikan bahwa pesona lagu lawas masih banyak diminati oleh masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kiprah Aimee Saras sebagai penyanyi semakin berkibar dengan membawakan OST film ‘Pengabdi Setan’. Yup, lagu ‘Kelam Malam’ yang terdengar dalam film horor tersebut dibawakan oleh penyanyi dan juga aktris yang memiliki nama lahir Dyah Rahmi Saraswati ini. Dalam kesempatan manggung di GIK kali ini, wanita yang selalu tampak ceria tersebut membawakan 11 lagu lawas Indonesia dalam sebuah penampilan musik bertajuk “Senandung Hawa”.
Aimee Saras mengaku mulai jatuh cinta dengan lagu-lagu lawas Indonesia setelah iseng-iseng mencoba mencari inspirasi baru dari lagu-lagu lama.
“Aduh lagu-lagu lama ada nggak ya yang memang bunyinya beda?’ Karena kan zaman sekarang itu lagi dan itu lagi”, ungkapnya saat ditemui sesusai pertunjukan.
Aimee mengatakan bahwa dengan mengenal lagu-lagu lawas Indonesia, kita bisa sekaligus mempelajari budaya kita sendiri.
ADVERTISEMENT
Rasa penasarannya akan keunikan dan khasanah lagu-lagu lawas Indonesia kemudian semakin besar setelah dirinya mendengarkan sejumlah lagu yang dibawakan oleh Lilis Suryani.
“Saya besar di era 80-an, jadi cuma tahu 80an yang kebelakang enggak tahu. Tiba-tiba yang keluar itu ya Lilis Suryani dan menjadi bagian dari inspirasi saya. Siapa ini Lilis Suryani ini, oh memang ternyata ini penyanyi yang populer sekali di tahun 60an “, ujar Aimee menceritakan saat pertama kali mendengarkan lagu-lagu Lilis Suryani.
“Saya bilang ya ampun kenapa lagu-lagu yang tadi dinyanyiin seperti Telepon, Baju Baru, itu dinyanyikan dengan cara santai banget. Memang penulisnya waktu itu bukan Lilis Suryani sendiri. Orang tahu Lilis Suryani pasti , Gang Kelinci ya, orang bilang bawain Gang Kelinci dong. Saya malah enggak tahu Gang Kelinci itu lagu yang mana, tapi saya ... yang melekat pertama Telepon jadi saya bilang ini ,bahasa slangnya itu, kok nyeleneh banget, tapi nyanyi gitu”, lanjut Aimee yang sempat tinggal lama di Amerika Serikat ini.
ADVERTISEMENT
Ada gaya unik yang dilakukan oleh Aimee Saras dalam membawakan lagu-lagu lawas Indonesia. Dirinya yang memang memiliki latar belakang teater musik yang kuat mencoba membawakan ke-11 lagu lawas yang telah dirinya bersama tim siapkan dengan gaya bercerita. Oleh karena itu penampilan ‘Senandung Hawa’ di GIK memiliki sedikit unsur teater musik. Tentunya hal tersebut telah menambah unsur hiburan di dalamnya.
Dari satu lagu menuju lagu berikutnya diselingi dengan monolog cerita yang bersambung. Kali ini Aimee menggunakan skenario percakapan seorang wanita yang ia sebut sebagai ‘sahabatnya’ yang bernama Ningsih.
Pertunjukan Senandung Hawa dimulai dengan lagu berjudul Telepon – Lilis Suryani. Kemudian dilanjutkan dengan 10 lagu berikutnya. Dari 11 lagu tersebut, ada 2 lagu baru yang merupakan lagu Aimee sendiri. Deretan lagu lawas tersebut adalah Senandung Lagu Lama – Chitra Dewi, Baju Baru – Lilis Suryani, Kelam Malam – Aimee Saras, Terombang di Penantian – Titiek Puspa, Hanya Semalam – Nina Kirana, Lenggang Temaram – Aimee Saras, Bunga Mawar – Tetty Kadi, Kau yang Kusayang – Nunung Wardiman, Mari Berlenso – Lilis Suryani, dan Asmara – Anneke Gronloh.
ADVERTISEMENT
Aimee ingin memperkenalkan kembali kepada generasi muda akan pusaka lagu-lagu lama Indonesia yang sesungguhnya sangat sayang untuk dilewatkan atau dibiarkan punah ditelan zaman begitu saja.
“Lewat musik Indonesia kita jadi tahu budaya. Jadi penting banget untuk generasi milenial sekarang, kenapa enggak kebelakang lagi, dengerin lagi gitu, dan mungkin bisa dikembangkan lagi, dilestarikan lagi. Kan susah banget sekarang, selain ke YouTube itu bingung cari lagunya, Tiga Dara kan nggak ada recording nya sama sekali. Jadi ya mudah-mudahan dengan saya mencoba lagu-lagu ini, memperdengarkan lagi ke generasi muda Indonesia. Karena benaran tanpa kita tahu budaya Indonesia dan memang budaya Indonesia itu luar biasa kayanya. Kita harus tahu musik Indonesia yang asli itu seperti apa supaya kita bisa membuat, musik dengan kreatifitas dengan baik lagi dan tidak itu-itu saja karena banyak banget yang bisa dikulik”, ungkap Aimee yang dinobatkan sebagai penyanyi swing Indonesia di Java Jazz Festival 2013 dalam pementasan Aimee Saras Goes Swing".
ADVERTISEMENT
Pentas ‘Senandung Hawa’ juga bertepatan dengan Bulan April dimana ada momen khusus bertemakan perempuan di bulan ini, yaitu Hari Kartini. Dalam kesempatan ini Aimee juga menyampaikan pada wanita Indonesia untuk selalu percaya diri.
“Oh My God, kita cewek-cewek Indonesia harus percaya diri, harus .. biarin aja orang yang ... kadang-kadang apa sih kadang selalu ada curhatan atau gimanapun itu kayak krisis percaya diri. Percaya diri itu bukan disamakan dengan kita angkuh atau tidak, tapi karena kita nyaman dengan diri kita sndiri . kalau kita tidak nyaman dengan diri kita sendiri dan tidak percaya diri, bagaimana kita akan bisa bekerja, berkontribusi ke pekerjaan kita,” ungkap Aimee dengan sangat bersemangat.
ADVERTISEMENT
Sekalipun pertunjukan musik dengan tajuk ‘Senandung Hawa’ ini kental sekali dengan nuansa perempuan, namun Aimee tetap menyelipkan pesan untuk para lelaki untuk saling menghormati.
“Kita sih lebih saling menghargai, bukan masalah kodrat perempuan atau kodrat lelaki, tapi kita saling menghargai, kita bisa saling bekerja sama, dan tentunya saling mencintai. Dan tidak ada yang di bawah standar, perempuan itu sebagaimana lelaki itu kita sama-sama sederajat,” tutupnya.
Pertunjukan ‘Senandung Hawa’ ini sangat menghibur. Kelihaian para musisi yang mendukung konser musik ini sungguh luar biasa. Suara klarinet yang khas, bunyi bas celo yang menggema, dentingan drum yang menuntun suasana, dan bunyi piano klasik yang menyelimuti pertunjukan menambah eksotika lagu-lagu lawas yang dibawakan Aimee Saras.
ADVERTISEMENT
Gaya bercerita dan teatrikal telah membuat pertunjukan ini semakin hidup. Terkadang terdengar suara penonton tertawa memenuhi auditorium mendengar gaya bercerita dan mimik wajah Aimee yang jenaka. Tatapan-tatapan ‘genit’ dari Aimee tidak luput membuat para penonton wajib tertawa atau paling tidak tersenyum malu.
Pada saat membawakan lagu ‘Mari Berlenso’, tampak Aimee menggandeng salah satu penonton yang duduk di barisan paling depan untuk berlenso atau menari di depan panggung. Pemandangan ini sontak membuat penonton lainnya bertambah antusias.
Lagu lawas yang pernah menjadi sangat populer di telinga penikmat musik Indonesia tersebut kembali memikat hati dalam alunan suara merdu Aimee Saras. Aransemen ulang pada komposisi musik untuk sejumlah lagu lawas tersebut menjadikan lagu-lagu tersebut semakin asyik untuk dinikmati di era milenial seperti sekarang ini.
ADVERTISEMENT
Aimee Saras dan para musisi lainnya yang bergabung dalam pertunjukan ‘Senandung Hawa’ di Galeri Indoensia Kaya telah membuktikan bahwa lagu-lagu lawas tersebut memang pantas dijadikan pusaka penambah khasanah kekayaan budaya Indonesia.
Sebagai pengobat rasa penasaran sobat yang belum sempat hadir dalam pertunjukan kemarin, silahkan klik video saat Aimee Saras membawakan lagu ‘Hanya Semalam’ berikut ini. JIka sobat tidak bisa membuka video tersebut, silahkan klik tautan lainnya di sini.