Konten dari Pengguna

Rumah Bordil Masa Kini Sewakan Jasa Boneka Seks

Ari Ulandari
Kadang kita tidak sadar bahwa kalimat-kalimat sederhana dapat sangat mempengaruhi hidup seseorang
20 Maret 2018 22:19 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ari Ulandari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebuah rumah bordil yang baru-baru ini broperasi di Paris menyewakan jasa boneka seks kepada pelanggannya. Keberadaan rumah bordil ini menuai kontroversi. Sejumlah pihak berpendapat bahwa berhubungan intim dengan pasangan yang terbuat dari silikon dan tidak bernyawa seperti itu akan mengubah kecenderungan laki-laki terhadap wanita. Dikhawatirkan hal ini akan menyebabkan laki-laki cenderung merendahkan wanita dan dapat menjadi bahan pemuas hasrat fantasi pemerkosaan.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari huffingtonpost.com, sang pemilik , Joaquin Lousquy (28), membuka bisnis tersebut sejak bulan lalu di sebuah apartemen dalam sebuah ruangan tertutup di kawasan pemukiman yang berada di jantung kota, menurut laporan Paris Match.
Rumah Bordil Masa Kini Sewakan Jasa Boneka Seks
zoom-in-whitePerbesar
Tempat yang disediakan meliputi 3 buah kamar sebagai fasilitas berkencan. Sebelumnya boneka-boneka seks yang ada disemprot bersih dan diberi disinfektan pada ruangan yang lain. Pengunjung dapat memilih boneka seks mana yang akan mereka kencani. Loysquy menyediakan 3 buah boneka seks mahal buatan China yang bernama Lily, Sofia, dan Kim.
Pemesanan dilakukan secara online. Tarif per-jam yang dikenakan adalah 110 dolar Amerika atau sekitar 1,5 juta rupiah, namun tarif bisa menjadi lebih murah ataupun lebih mahal disesuaikan dengan lama penggunaan.
ADVERTISEMENT
Lousquy mengatakan bahwa kebanyakan pelanggannya adalah pria-pria eksekutif tipe ‘bersih’ yang memiliki rentang usia antara 30 hingga 50 tahun, dan beberapa pasangan.
Saat ini rumah bordil tersebut terdaftar sebagai “pusat permainan” untuk menghindari larangan yang ada di Perancis. Kepemilikan dan pengoperasian rumah bordil masih bersifat ilegal di negara tersebut.
Arus protes datang dari kaum Feminisme dan Komunisme yang ada dalam Dewan Pemerintah Lokal Perancis. Pihaknya merujuk bisnis tersebut sebagai tindakan merendahkan wanita. Mereka khawatir pengalaman bermain kasar dengan boneka seks akan terbawa-bawa saat berhubungan dengan wanita yang sesungguhnya.
Lorraine Questiaux dari grup Feminisme Mouvement du Nid (Nest Movement) menyebut rumah bordil sebagai tempat penghasil uang dengan cara mensimulasikan pemerkosaan kepada wanita, berdasarkan keterangan yang dilansir The Telegraph.
ADVERTISEMENT
Pierre Laurent, sekretaris nasional Partai Komunis, melayangkan protes bahwa penggunaan sejumlah boneka seks dapat memicu pemikiran untuk melakukan seks terhadap anak-anak.
Lousquy sendiri tidak percaya bahwa rumah bordil dapat merendahkan martabat wanita. Dirinya mengatakan bahwa boneka-boneka tersebut hanyalah “mainan seks” dan bukan perwakilan kaum wanita. Kendati demikian Lousquy mengatakan kepada Paris Match bahwa pernyataannya tersebut 100 persen berdasarkan pengakuan pelanggannya yang merasa tidak perlu khawatir apakah pasangan intimnya merasa bahagia atau menderita.
Laki-laki terpicu untuk memperoleh kebebasan dalam mewujudkan fantasinya. Pengalaman-pengalaman yang dirasakan para pelanggannya tidak bisa dibandingkan dengan apapun, menurut Lousquy saat diwawancarai oleh Paris Match.
Dewan Rakyat Paris berencana untuk memperdebatkan masa depan bisnis rumah bordil boneka seks tersebut pada pekan ini.
ADVERTISEMENT
Hingga sekarang, rumah bordil boneka seks telah beroperasi di Inggris, Jerman, Belanda, Austria, dan Spanyol. Lousquy berharap dapat membuka usaha serupa di Perancis, London, dan New York.