Ilmuwan Jepang Akan Luncurkan Minuman Alkohol Berbahan Dasar Kayu

Ari Ulandari
Kadang kita tidak sadar bahwa kalimat-kalimat sederhana dapat sangat mempengaruhi hidup seseorang
Konten dari Pengguna
1 Mei 2018 23:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ari Ulandari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi wine. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wine. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Para penikmat minuman keras akan segera dapat menikmati minuman beralkohol jenis baru. Sejumlah ilmuwan Jepang mengklaim telah menemukan cara untuk memproduksi minuman keras berbahan dasar kayu.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari news.sky.com, tim peneliti asal Institut Penelitian Produk-Produk Hutan dan Kehutanan Jepang terus melakukan uji coba metode produksi alkohol konsumsi yang dikenal dengan sebutan etanol. Penelitian ini telah dimulai sejak tahun 2009.
Saat ini tim peneliti tersebut menyatakan bahwa pihaknya tengah membuat minuman beralkohol dengan menggunakan kulit kayu. Cita rasa yang dihasilkan akan sama seperti minuman yang disimpan dalam gentong kayu selama bertahun-tahun. Diperkirakan minuman ini akan siap diluncurkan ke publik pada tahun 2021 mendatang.
Ilmuwan Jepang Akan Luncurkan Minuman Alkohol Berbahan Dasar Kayu (1)
zoom-in-whitePerbesar
Para peneliti Jepang ini menumbuk kulit kayu hingga menjadi pasta. Tahapan selanjutnya adalah menghidrolisis pasta tersebut dengan menggunakan enzim selulosa komersial untuk memperoleh gula.
Gula tersebut selanjutnya difermentasi dengan menggunakan ragi. Tidak ada proses pemanasan di sini sehingga cita rasa kayu sebagai bahan dasar tetap dapat dipertahankan dalam produk minuman beralkohol yang dihasilkan.
ADVERTISEMENT
Bentuk seduh maupun destilasi dari minuman ini terbuat dari kayu cedar, birch, dan cherry. Sebanyak 4 kg kayu cedar dapat menghasilkan 3.8 liter minuman dengan kandungan alkohol 15%. Nilai kandungan alkohol ini sama seperti wine beras atau sake.
Salah satu anggota tim peneliti, Kengo Magara, mengatakan kepada AFP News bahwa alkohol destilasi merupakan pilihan yang lebih baik berdasarkan pendapat para peneliti.
Magara juga menambahkan bahwa selama ini para peneliti telah berhasil memproduksi biofuel dengan cara memfermentasi kayu. Sayangnya alkohol yang dihasilkan dari proses tersebut mengandung racun dan tidak memilki cita rasa yang enak. Oleh karena itu produk ini tidak cocok untuk dikonsumsi oleh manusia.
“Tapi metode kami ini dapat membuatnya bisa diminum, dan dengan cita rasa kayu, karena tidak membutuhkan pemanasan tinggi atau asam sulfat untuk mendekomposisi kayu”, jelas Margara.
ADVERTISEMENT
Institut Riset Produk-Produk Hutan dan Kehutanan Jepang memiliki banyak sekali kajian mengenai kayu dan hasil hutan yang ada di negara tersebut. Kendati demikian, Magara menekankan bahwa penemuan metode pembuatan minuman beralkohol berbahan dasar kayu ini akan menjadi sesuatu yang sangat unik.
“Kami pikir hal ini akan jadi sangat menarik untuk diperhatikan bagaimana caranya alkohol dapat dibuat dari bahan-bahan sekitar kita misalnya pepohonan,” lanjutnya.
“Ini merupakan proyek yang terinspirasi dari sebuah mimpi”.
Pihak institut berharap dapat menggandeng sektor swasta untuk dapat memproduksi minuman ini secara masal.
“Jepang memiliki begitu banyak jenis pepohonan yang tersebar di seluruh negeri dan kami berharap orang-orang dapat menikmati alkohol kayu yang spesifik di masing-masing wilayahnya,” tutup Magara.
ADVERTISEMENT