Konten dari Pengguna

Jalan-Jalan ke Candi Prambanan Tanpa Rencana

Aria Rusta
kontributor
20 Maret 2023 12:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aria Rusta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
dari kini ke kanan: Tony, Mas Aris, Nia, May, Upi, Ipul, Aria
zoom-in-whitePerbesar
dari kini ke kanan: Tony, Mas Aris, Nia, May, Upi, Ipul, Aria
ADVERTISEMENT
Semua serba dadakan, tanpa perencanaan. Karena kalau direncanakan, biasanya tidak kunjung terlaksana.
ADVERTISEMENT
Semua berawal dari obrolan ringan di dalam bus, jurusan Blora – Jogjakarta, tepatnya di tempat duduk bagian belakang, antara diriku dengan Tony.
Sabtu menjelang sore, setibanya di LPP Garden Hotel, aku menawarkan acara untuk ke suatu tempat yang indah, baik itu di Istana Ratu Boko, Tamansari ataupun Candi Prambanan, kepada Ipul, yang kamarnya tepat berada di depan kamarku C303.
Ketiga tempat tersebut, lokasinya tidak jauh dari hotel ini berada. Ya kalau dihitung-hitung membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Sedangkan untuk harga tiketnya, Istana Ratu Boko dan Candi Prambanan masing-masing Rp 50.000.
Setelahnya, aku menghubungi Tony, untuk menindaklanjuti obrolan di dalam bus tadi.
“Oke, ketemu di depan kolam renang,” kata Tony kepadaku.
ADVERTISEMENT
Di depan kolam renang, tampak terlihat dua orang perangkat desa masing-masing bernama Mas Aris dan Nia. Keduanya tampak bingung, tentang yang aku sampaikan untuk pergi jalan-jalan. Tapi, mereka setuju dan bergegas meluangkan waktu.
Aku kira, hanya 5 orang yang bakal ikut jalan-jalan. Tetapi, ada tambahan dua orang, May dan Upi, yang semuanya juga perangkat desa. Sehingga total, ada 7 orang yang ikut jalan-jalan.
Taksi online sudah tiba di depan lobby hotel, sopir tampak kaget karena harus mengangkut 7 orang yang tidak semuanya berbadan besar.
Jalanan Jogja mulai dipadati kendaraan yang sudah pada keluar menjelang sabtu sore. Tujuan yang semula di Istana Ratu Boko dialihkan menuju ke Candi Prambanan lebih dekat dari hotel.
ADVERTISEMENT
Sekitar jam 4 sore, tujuh tiket masuk sudah berada di tangan masing-masing untuk ditempelkan di gate scan barcode. Setelah itu, ya jalan-jalan melewati taman untuk menuju tujuan utama, Candi Prambanan.
“Kalau Prambanan itu cantik, sedangkan Borobudur itu megah,” ungkap Mas Aris sambil berjalan.
Setahuku, dari 7 orang yang ikut jalan-jalan, hanya Mas Aris yang sudah merit, sedangkan yang lainnya masih menuju ke tahap tersebut. “Iki aku malah sing koyok momong,” kata dia berkelakar.
Selama berada di kompleks candi, semuanya sibuk dengan hapenya masing-masing. Ya tentu saja, dengan fitur kamera yang ada di tiap hape, semuanya mengabadikan momen tersebut yang tidak setiap saat dapat berwisata di candi yang terkenal dengan cerita Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso tentang percintaan.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, ada smartphone merek Ipone XR milik Upi yang harus digunakan secara bergantian karena kameranya yang luar biasa, tapi dia tidak mengakuinya dengan menganggap ‘B aja’.
“Dulu aku beli harganya tujuh juta, silakan kalau mau diganti (beli),” kata dia kepadaku tentang hapenya itu
Semuanya berjalan senang menikmati momen yang mungkin tidak bisa tergantikan, terutama bagi Ipul. Beberapa kali, langkahnya beriringan dengan Nia yang telah dianggapnya sebagai primadona. Bagaimana tidak, kalau biasanya hanya bertegur sapa via wa (whatsapp), tapi pada momen ini perjalanan serasa milik berdua, hahaha.
Tak hanya Ipul, rasa senang juga tampak dirasakan oleh Tony, yang beberapa kali sering memanggil May dengan sebutan ‘Yang’. Dengan modus sebagai tukang foto dadakan, dia sukses mengambil foto May dengan cara candid, sesuai yang diinginkan oleh May.
ADVERTISEMENT
“Fotoin aku ala-ala candid dong,” ya kurang lebih begitu lah perkataan dia ketika meminta tolong.
Di akhir perjalanan, Nia tampak sibuk ditelepon seseorang. Jalannya tak lagi tenang, seolah dikejar-kejar utang. Langkah dia semakin cepat, hingga tak sadar dirinya hampir nyasar, karena tidak memperhatikan rambu jalan keluar. Untung saja, teman seperjalanannya mengingkatkan.
“Kamu kayak diuber-uber kerjaan,” celetuk Upi kepada Nia, yang juga diiyakan oleh semuanya.
Azan Maghrib berkumandang, taksi online sudah datang, dan kini perjalanan di Candi Prambanan telah usai. Kami pun pulang untuk kembali ke hotel menikmati makan malam.
Yogjakarta, 18 Maret 2023