Konten dari Pengguna

Tantangan dan Strategi Manajemen Kinerja Yang Berkelanjutan di Era Digital

Ariana Kirani Azzahra
Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pembangunan Tanjungpinang (STIE), Jurusan Manajemen
16 Oktober 2024 9:57 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ariana Kirani Azzahra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber dari penulis
zoom-in-whitePerbesar
Sumber dari penulis
ADVERTISEMENT

Manajemen Kinerja yang Berkelanjutan di Era Digital

Manajemen kinerja yang berkelanjutan telah menjadi kebutuhan yang sangat krusial dalam dunia bisnis saat ini, terutama di era digital. Perkembangan teknologi yang pesat dan digitalisasi hampir di semua aspek kehidupan memengaruhi cara organisasi mengelola dan mengevaluasi kinerja. Dalam konteks ini, manajemen kinerja yang berkelanjutan tidak hanya berfokus pada pencapaian tujuan jangka pendek, tetapi juga memastikan bahwa hasil kinerja terus relevan, efisien, dan dapat memberikan dampak positif jangka panjang bagi organisasi dan masyarakat.
ADVERTISEMENT

Apa Itu Manajemen Kinerja Berkelanjutan?

Manajemen kinerja berkelanjutan adalah pendekatan strategis yang memadukan pencapaian tujuan organisasi dengan prinsip-prinsip keberlanjutan. Dalam praktiknya, hal ini melibatkan penilaian kinerja karyawan, proses, dan teknologi dengan mempertimbangkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial secara holistik.
Di era digital, manajemen kinerja yang berkelanjutan bukan hanya sekedar mengukur dan menghitung hasil kinerja tim atau individu, tapi juga menganalisis apakah kinerja tersebut mendukung inovasi berkelanjutan, transformasi digital, dan praktik bisnis yang bertanggung jawab.

Tantangan Manajemen Kinerja di Era Digital

1. Perubahan Dinamis Teknologi : teknologi terus berkembang dengan cepat, akibatnya karyawan dan organisasi dituntut untuk beradaptasi dengan cepat juga. Manajemen kinerja harus mampu mengakomodasi keterampilan baru yang dibutuhkan untuk menghadapi teknologi yang berubah, seperti kecerdasan buatan (AI), big data, dan otomatisasi. Organisasi harus menyediakan alat serta pelatihan yang sesuai dengan teknologi yang ada dan karyawan pun dituntut untuk terus mengembangkan kemampuan digital dan teknologi mereka.
ADVERTISEMENT
2. Pengukuran Kinerja dengan Data : Era digital membuat data lebih mudah diakses. Analisis data dapat membantu manajer untuk melacak kinerja secara real time, tetapi muncullah tantangan seperti bagaimana menggunakan data dengan bijak untuk mendorong kinerja yang lebih baik tanpa mengabaikan aspek kemanusiaan. Penggunaan data yang tidak tepat atau secara berlebihan juga dapat menyebabkan stres pada karyawan, sehingga penting untuk menyeimbangkan antara teknologi dan Sumber Daya Manusia secara tepat.
3. Budaya Kerja Hybrid : Salah satu dampak terbesar dari digitalisasi adalah munculnya pola kerja hybrid, di mana karyawan bekerja baik di kantor maupun dari jarak jauh. Dari bekerja secara hybrid Inilah muncul tantangan dalam manajemen kinerja yaitu sulitnya mengawasi dan memantau kinerja karyawan secara langsung terutama yang bekerja secara remote atau dari jarak jauh. Organisasi harus merancang sistem pengukuran kinerja yang fleksibel dan berbasis hasil, bukan hanya berdasarkan kehadiran fisik di tempat kerja.
ADVERTISEMENT
4. Keberlanjutan dan Inovasi : Manajemen kinerja di era digital harus mendorong inovasi yang berkelanjutan. Artinya, kinerja bukan hanya sekedar dilihat dari sisi produktivitas pada saat ini, tapi juga bagaimana karyawan dan organisasi mampu membuat inovasi untuk menciptakan solusi yang berguna di masa yang akan datang. Inovasi harus disertai dengan praktik-praktik yang etis dan bermanfaat bagi lingkungan di sekitar nya, dan selaras dengan perubahan teknologi menuju keberlanjutan.

Strategi Manajemen Kinerja Berkelanjutan di Era Digital

1. Pemanfaatan Teknologi untuk Meningkatkan Kinerja : Organisasi perlu memanfaatkan teknologi - teknologi yang ada untuk membangun sistem kinerja yang lebih efisien, namun tetap manusiawi. Untuk mewujudkan hal tersebut, Organisasi juga perlu mengimplementasikan alat-alat digital seperti perangkat lunak manajemen proyek, platform kolaborasi, dan dashboard kinerja berbasis data yang sangat membantu dalam memonitor dan meningkatkan kinerja.
ADVERTISEMENT
2. Pengembangan Kapabilitas Digital : Pengembangan sumber daya manusia harus menjadi prioritas utama dalam manajemen kinerja yang berkelanjutan. Agar karyawan tetap relevan di era digital yang semakin berkembang pesat ini, dibutuhkan pelatihan terkait keterampilan digital yang diberikan secara terus-menerus. Program-program seperti reskilling dan upskilling harus diselaraskan dengan kebutuhan transformasi digital organisasi.
3. Penerapan KPI Berkelanjutan : Key Performance Indicators (KPI) di era digital harus mencakup dimensi keberlanjutan. Bukan hanya sekedar meningkatkan pencapaian bisnis organisasi, tetapi juga memastikan bahwa setiap aspek kinerja mendukung tujuan jangka panjang organisasi dalam segi berkelanjutan. Hal tersebut dapat dilihat dari bagaimana karyawan atau tim mendukung transformasi digital, inovasi, dan dampak sosial-ekonomi.
4. Membangun Budaya Kinerja yang Fleksibel dan Adaptif : Era digital membutuhkan organisasi untuk lebih fleksibel dalam mengelola kinerja. Sangat penting memiliki kebijakan kerja yang fleksibel, baik dalam hal waktu maupun tempat. Jika suatu organisasi berhasil menciptakan budaya kinerja yang adaptif, maka akan lebih mudah bagi mereka untuk berinovasi dan menanggapi perubahan pasar dengan cepat.
ADVERTISEMENT
5. Feedback Berkelanjutan dan Real-Time : Di era digital, proses penilaian kinerja tahunan atau berkala tidak lagi mencukupi kebutuhan organisasi. Karyawan dan manajer membutuhkan umpan balik yang lebih sering dan real-time agar bisa secepatnya menyesuaikan kinerja mereka. Platform digital menyediakan alat yang dapat membantu dalam proses feedback berlangsung secara terus-menerus, meningkatkan keterlibatan karyawan dan memperbaiki kinerja menjadi lebih cepat.

Kesimpulan

Manajemen kinerja yang berkelanjutan di era digital adalah tentang bagaimana mengintegrasikan inovasi, teknologi, dan keberlanjutan dalam setiap aspek manajemen kinerja. Tantangan di era digital, seperti perubahan teknologi yang cepat, pola kerja hybrid, dan tuntutan keberlanjutan, memaksa organisasi untuk lebih adaptif dan fleksibel. Dengan menerapkan strategi yang tepat, seperti penggunaan teknologi, pengembangan kapabilitas digital, penerapan KPI yang relevan, serta membangun budaya kerja yang adaptif, organisasi dapat mengelola kinerja secara lebih efektif dan berkelanjutan. Bukan hanya sekedar akan meningkatkan produktivitas, tapi juga mendukung transformasi digital dan keberlanjutan jangka panjang.
ADVERTISEMENT