Konten dari Pengguna

Apakah Benar Orang Kidal Cenderung Lebih Kreatif?

Arief Rahman Nur Fadhilah
Mahasiswa Psikologi Unair. Suka menyendiri tapi takut sendirian.
4 September 2024 13:08 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arief Rahman Nur Fadhilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Terdapat kepercayaan beredar di masyarakat yang menyatakan bahwa orang kidal lebih superior daripada kebanyakan orang. Dikatakan bahwa mereka memiliki kecenderungan berpikir lebih kreatif. Selain itu, beberapa juga mengatakan orang kidal memiliki kemampuan kepemimpinan yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa agenda seminar dan pelatihan, kepercayaan ini ditanamkan sebagai sebuah fakta sekaligus batu fondasi untuk menjustifikasi metode-metode pengembangan diri yang dibawa. Umumnya pelatihan semacam ini menawarkan berbagai cara kepada pesertanya agar dapat mengaktivasi fungsi otak kanannya dengan optimal. Bagian otak yang katanya, bila digunakan dengan dominan, sumber dari berbagai macam kemampuan unggul serta bertanggung jawab atas kidalnya seseorang. Lantas, apakah kepercayaan ini benar?.

Fungsi Otak Kanan dan Kiri Dianggap Berbeda

Kepercayaan bahwa orang kidal memiliki kemampuan lebih baik didasari dari dua hal. Pertama, teori tentang perbedaan fungsi bagian otak kanan dan kiri serta. Bagian kiri otak dipandang sebagai otak logika, tempat terjadinya operasi analisis dan perhitungan matematis. Sedangkan bagian kanan otak disebut sebagai otak seni yang cenderung lebih kreatif. Dominan pada salah satu bagian otak menandakan kecenderungan manusia dalam berpikir dan berperilaku.
ADVERTISEMENT
Kedua, pemahaman bahwa belahan otak kanan mengatur fungsi tubuh sebelah kiri dan berlaku sebaliknya. Bila seseorang terbiasa menggunakan tangan kanan, berarti otak kiri atau otak logikanya lebih dominan. Begitu juga bila seseorang terbiasa menggunakan tangan kiri alias kidal. Otak kanannya yang lebih kreatif dianggap dominan.
Dikotomi ini menarik perhatian banyak orang. Seolah menawarkan jalan pintas untuk membuka potensi diri yang terpendam. Bila ingin menjadi orang yang lebih unggul, tinggal rubah saja dominasi otak yang digunakan dari otak kiri ke otak kanan. Pemahaman ini menjadi terdengar lebih menggiurkan ditambah dengan fakta bahwa di dunia ini hanya ada sekitar sepuluh persen manusia kidal.
Sehingga banyak yang menarik kesimpulan kalau keunikan ini merupakan pertanda baik. Menjadi kidal adalah sebuah keistimewaan karena secara alamiah dianggap sebagai orang kreatif dan memiliki banyak keunggulan dibanding kebanyakan orang. Kesimpulan ini juga disambung-sambungkan dengan banyaknya tokoh terkenal yang ternyata juga kidal. Sebut saja Leonardo Da Vinci, Mozart, Jimi Hendrix, dan Napoleon Bonaparte.
ADVERTISEMENT

Didasari oleh Penelitian

Kepercayaan yang sekarang muncul sebetulnya didasari oleh penelitian di masa lalu. Roger Sperry, seorang neuropsikologis asal Amerika Serikat, melakukan eksperimen terkenal bernama split brain experiment pada tahun 1959-1968. Penelitian ini menemukan bahwa kedua hemisfer otak manusia memiliki fungsinya masing-masing.
Hemisfer kiri bertanggung jawab atas pemahaman bahasa dan artikulasi, sedangkan hemisfer kanan dapat mengenali kata tetapi tidak bisa mengartikulasikannya. Penelitian ini kemudian diteliti lebih lanjut oleh banyak peneliti dan membuat Roger Sperry mendapatkan hadiah Nobel dalam Fisiologis atau Obat-obatan pada tahun 1981.
Puluhan tahun berikutnya, sudah banyak penelitian yang mematahkan teori yang dikemukakan Sperry. Memang otak memroses informasi secara berlawanan. Contohnya informasi visual yang diterima mata kanan akan diproses melalui otak bagian kiri dan sebaliknya. Serupa dengan lobus frontal kiri yang mengontrol gerakan tubuh sebelah kanan dan lobus frontal kanan yang mengontrol gerakan tubuh sebelah kiri.
ADVERTISEMENT
Meskipun demikian, tidak ada bukti kuat bahwa fungsi kognitif normal terjadi hanya di salah satu hemisfer otak. Terdapat korpus kalosum yang menjembatani kedua hemisfer dan memungkinkan komunikasi intens keduanya. Dalam berbagai macam fungsi kognitif, kedua belahan saling bekerja sama. Keduanya saling melengkapi dan tidak bisa dipisahkan.
Sehingga tidak ada hubungannya antara menjadi kidal dengan dominasi fungsi salah satu bagian otak. Memang ada saja orang yang tampak lebih cerdas di bidang analisis ataupun di bidang kreativitas. Namun sekali lagi, keduanya tidak dipengaruhi oleh fungsi otak mana yang dominan.

Pertanyaan yang Belum Terjawab

Memang tidak ada hubungannya menjadi orang kidal dan menjadi lebih kreatif dari kebanyakan orang. Namun masih ada pertanyaan yang belum terjawab. Kenapa hanya sekitar sepuluh persen orang di dunia ini yang kidal? Kalau didasarkan pada probabilitas, kenapa kemungkinannya tidak 50:50?. Di banyak negara yang arah penulisan hurufnya dari kanan ke kiri, seperti negara-negara arab, bahkan mayoritas penduduknya tidak bertangan kidal.
ADVERTISEMENT
Belum ada penelitian yang mampu menjawab pertanyaan ini secara pasti. Sehingga tidak heran kalau menjadi kidal seringkali dikaitkan dengan banyak hal. Selain hal positif seperti yang dijelaskan di atas, beberapa orang ada yang mengaitkannya dengan hal-hal yang kurang menyenangkan seperti lebih mudah sakit dan masalah kesehatan lainnya. Pastinya kedua klaim itu juga tidak dibenarkan.
Intinya, orang kidal tidak lebih baik atau lebih buruk dari seseorang yang dominan menggunakan tangan kanan. Sejauh ini bisa dipastikan bahwa berbagai klaim tentang orang kidal hanyalah cocoklogi dari beberapa kebetulan yang dilebih-lebihkan. Peneliti masih berusaha mengungkap pertanyaan ini dan apa implikasinya bila ada.