Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Boko Haram di Nigeria : Masa Depan Suram bagi Keamanan dan Kesejahteraan
28 Oktober 2024 17:42 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Ariel Henuk tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Boko Haram muncul pada tahun 2002 dan didirikan oleh Mohammed Yusuf di timur laut Nigeria, Boko Haram memiliki arti “Pendidikan Barat adalah Dosa” dimana pada tahun 1903 adanya pemaksaan pendidikan bukan Islam yang diterapkan Inggris sehingga menimbulkan kemarahan warga Muslim. Boko Haram mulai dikenal luas pada bulan Juli 2009 setelah sebuah insiden di mana anggota kelompok tersebut diduga menjadi sasaran kekerasan berlebihan oleh polisi dan kemudian tidak dapat memperoleh penyelidikan resmi atas masalah tersebut, kelompok tersebut melancarkan serangan terhadap pos-pos polisi dan instansi pemerintah lainnya, menewaskan sejumlah besar petugas polisi. Inilah permulaan kehadiran Boko haram yang membawa ancaman besar bagi keamanan dan kesejahteraan masyarakat Nigeria.
Boko Haram telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang luas, kelompok ini mengganggu stabilitas keamanan, sosial, dan ekonomi di Nigeria, terutama di bagian utara dan timur laut Nigeria, melalui aksi kekerasan seperti pengeboman dan penculikan. Boko haram menyebabkan ribuan kematian dan trauma mendalam bagi masyarakat Nigeria dan juga memaksa ribuan bahkan jutaan orang untuk mengungsi dari rumah mereka terlebih masyarakat wilayah timur laut Nigeria. Puncak dari aksi kekerasan kelompok ini yakni ketika mereka menculik 276 anak perempuan dari kota Chibok, penculikan ini mencuri perhatian publik dan memicu kampanye global #BringBackOurGirls.
Kekerasan yang terjadi secara terus menerus ini menyebabkan terhambat bahkan terhentinya aktivitas ekonomi dan perdagangan di wilayah - wilayah yang dikuasai Boko Haram. Banyak pengusaha lokal yang takut untuk melakukan aktivitas ekonomi di wilayah yang berkonflik. Dengan jatuhnya ekonomi lokal di beberapa wilayah menyebabkan banyak penduduk yang lebih bergantung pada bantuan internasional (Sari,2016). Meskipun pemerintah dan sekutu Nigeria telah berupaya dalam menghapus kelompok ini, prospek keamanan di wilayah-wilayah yang dikuasai boko haram ini masih tidak menentu.
ADVERTISEMENT
Boko Haram telah menyebabkan gangguan politik yang signifikan di Nigeria, merusak stabilitas pemerintah, kepercayaan publik, dan kohesi sosial. Serangan teroris yang terus menerus menimbulkan kekacauan dan merusak fungsi pemerintah. Pemerintah kesulitan untuk mengendalikan situasi keamanan, yang membuat banyak pekerja merasa tidak aman dan merusak kepercayaan terhadap lembaga-lembaga nasional (al-qarni, 2024).
Pemerintahan Nigeria menghadapi beberapa tantangan yang serius dalam mengatasi boko haram, terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi pemerintah yakni:
1. Kelemahan Keamanan Negara dan Korupsi
Terdapat banyak laporan yang membuktikan adanya korupsi di kalangan politisi dan juga aparat keamanan yang menghambat efektivitas dari operasi militer dan juga penegakan hukum. Dari beberapa laporan ini terdapat laporan bahwa pasukan keamanan dan kesatuan khusus pemerintah seringkali menangkap banyak warga tanpa tuduhan yang jelas. Hal ini menjurus pada hilangnya kepercayaan masyarakat pada pemerintah dan mengurangi kemampuan pemerintah dalam mengatasi Boko Haram.
ADVERTISEMENT
2. Adanya Ketidakstabilan Sosial dan Agama
Boko haram memanfaatkan situasi ketegangan sosial dan juga agama yang terjadi di Nigeria, dan memperburuk konflik antara umat muslim dan kristiani. Pemerintah menghadapi kesulitan dalam membangun dialog konstruktif antara dua komunitas yang menyebabkan sulitnya mencapai stabilitas.
3. Keterbatasan Dialog dan Diplomasi
Pemerintah terus menerus membentuk komisi dalam rangka mencari solusi yang signifikan dalam menghadapi konflik ini namun sering kali diabaikan. Karena kurang pemerintah dalam menciptakan dialog yang efektif antar pemerintah dan masyarakat yang mengakibatkan semakin terhambatnya penyelesaian konflik. Keterlibatan masyarakat sangat diperlukan dalam proses penyelesaian konflik ini.
Tantangan terbesar yang dihadapi Nigeria merupakan tantangan internal dimana pemerintahan Nigeria masih memiliki keterbatasan dalam koordinasi dan korupsi di badan keamanannya yang melemahkan efektivitas upaya penyelesaian konflik. Nigeria perlu terlebih dahulu membenahi dan menyelesaikan masalah internal ini untuk dapat mendapatkan kembali kepercayaan masyarakat dan juga dapat memaksimalkan upaya dalam penyelesaian konflik.
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat sudah membantu pemerintah Nigeria untuk melakukan tindakan yang lebih terpadu, efektif, dan bertanggung jawab agar dapat memastikan pemulangan yang aman bagi mereka yang diculik oleh Boko Haram, termasuk melalui bantuan teknis di lapangan dan perluasan pembagian informasi intelijen (Putih, 2014).
Departemen Luar Negeri dan Pertahanan meluncurkan Dana Kontinjensi Keamanan Global senilai $40 juta untuk Kamerun, Chad, Niger, dan Nigeria guna melawan Boko Haram. Program ini akan menyediakan keahlian teknis, pelatihan, dan peralatan bagi keempat negara untuk mengembangkan kemampuan kelembagaan dan taktis guna meningkatkan upaya masing-masing negara dalam melawan Boko Haram, dan untuk meletakkan dasar bagi peningkatan kerja sama lintas batas guna melawan Boko Haram (Putih, 2014).
Amerika Serikat juga berinvestasi untuk membantu Nigeria membangun keamanan dan meningkatkan kesempatan di wilayah timur laut Nigeria, termasuk melalui program pendidikan untuk anak perempuan dan anak laki-laki; layanan kesehatan ibu dan anak; dan program untuk memperkuat demokrasi dan pemerintahan serta melawan ekstremisme kekerasan dengan melibatkan para pemimpin di seluruh masyarakat, termasuk perempuan (Putih, 2014).
ADVERTISEMENT
Konflik yang disebabkan oleh Boko Haram ini sudah menjadi sebuah lingkaran setan yang menghalangi keamanan dan kemajuan masyarakat Nigeria. Ketidakadilan sosial, kemiskinan, dan kelalaian pemerintahan yang menjadi akar permasalahan yang harus diselesaikan terlebih dahulu agar penyelesaian konflik ini lebih maksimal. Ketika kasus penculikan yang terjadi di Chibok pada tahun 2014 dibawah pemerintahan Presiden Goodluck Jonathan, mendapatkan kritik karena terlalu lambat dalam merespons ancaman yang disebabkan oleh Boko haram, kasus penculikan hingga 276 anak perempuan ini menunjukkan ketidakmampuan pemerintah dalam mengambil tindakan terhadap Boko Haram (detiknews,2014).
Masa depan keamanan dan kesejahteraan Nigeria akan tetap suram jika permasalahan kesenjangan, kemiskinan, korupsi dan kelemahan tata kelola pemerintah tidak dapat diselesaikan. Setiap upaya yang sudah dilakukan pemerintah akan berakhir sia-sia melawan kekuatan ekstrim yang dimiliki Boko Haram. Pemerintahan Nigeria harus menyadari bahwa masa depan keamanan dan kesejahteraan masyarakat berada pada tangan pemerintah. Dapat dikatakan Boko Haram merupakan kelompok terorisme yang memberontak namun ternyata hanyalah gambaran dari kegagalan sistemik yang sudah mengakar di Nigeria. Boko Haram hadir untuk memperjelas adanya kesenjangan sosial dan ekonomi dan juga kemiskinan ekstrim yang terjadi di Nigeria, ditambah dengan kelemahan negara dalam menangani masalah kesenjangan, kemiskinan, korupsi, dan ketidakpuasan sosial yang menjadi pemicu utama terjadinya pemberontakan ini. Sehingga jika akar permasalahan ini dapat diselesaikan dan dibenahi dengan baik dan benar maka terlihat masa depan cerah bagi keamanan dan kesejahteraan masyarakat Nigeria.
ADVERTISEMENT