Konten dari Pengguna

Nikah Sederhana Ala Gen Z, Wujud Keadilan Sosial dalam Kehidupan Modern

Arie Hidayat
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi di Universitas Pamulang
31 Desember 2024 19:58 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arie Hidayat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: https://pixabay.com/
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: https://pixabay.com/
ADVERTISEMENT
Belakangan ini, fenomena baru muncul di kalangan Gen Z yang memilih untuk menikah hanya dengan akad sederhana di Kantor Urusan Agama (KUA), tanpa pesta mewah. Bagi mereka, yang lebih penting adalah memiliki rumah dan tabungan sebelum melangkah lebih jauh. Pilihan ini menandai pergeseran nilai dan prioritas yang menarik untuk dikaji, khususnya dalamperspektif nilai-nilai Pancasila.
ADVERTISEMENT
Di era yang semakin kompleks ini, tekanan finansial menjadi salah satu pertimbangan utama bagi pasangan muda. Biaya pernikahan tradisional yang sering kali melibatkan pesta besar dengan ratusan tamu dapat mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah. Sementara itu, harga properti terus meroket, dan kebutuhan akan dana darurat menjadi semakin nyata. Dengan latar belakang ini, Gen Z lebih memilih mengalokasikan dana mereka untuk hal-hal yang dianggap lebih penting dan berjangka panjang, seperti membeli rumah atau membangun tabungan bersama pasangan.
Keputusan ini dapat dikaitkan dengan sila kelima Pancasila: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam konteks ini, keputusan untuk menikah sederhana di KUA mencerminkan upaya mewujudkan keadilan bagi diri sendiri dan keluarga di masa depan. Alih-alih menghabiskan uang untuk kemewahan sesaat, pasangan muda ini memilih jalan yang lebih bijaksana dan berkelanjutan. Mereka berusaha memastikan bahwa kehidupan pernikahan mereka dimulai dengan fondasi keuangan yang kokoh, sebuah langkah yang dapat menciptakan keadilan ekonomi dalam lingkup pribadi.
ADVERTISEMENT
Fenomena ini juga menunjukkan bagaimana generasi muda mencoba mendefinisikan ulang makna kebahagiaan dan keberhasilan. Bagi sebagian besar Gen Z, pernikahan bukan lagi sekadar seremoni besar yang mengesankan orang lain, tetapi tentang komitmen yang tulus dan kesiapan membangun masa depan bersama. Langkah ini juga mencerminkan kesadaran akan pentingnya hidup sesuai kemampuan, sebuah nilai yang relevan dengan prinsip keadilan sosial.
Namun, tren ini juga menimbulkan tantangan, terutama dalam hal norma sosial dan harapan keluarga besar. Di banyak budaya di Indonesia, pesta pernikahan besar adalah simbol status sosial dan cara untuk menghormati keluarga serta komunitas. Menghilangkan elemen ini bisa jadi memicu konflik atau dianggap tidak menghormati tradisi. Oleh karena itu, diperlukan komunikasi yang baik dan kompromi untuk menyelaraskan nilai-nilai tradisional dengan kebutuhan praktis generasi muda.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, keputusan untuk menikah di KUA dengan fokus pada rumah dan tabungan adalah cerminan dari keberanian Gen Z untuk memprioritaskan hal yang benar-benar penting bagi mereka. Ini bukan hanya soal penghematan, tetapi juga tentang merancang kehidupan yang adil dan berkelanjutan. Dalam hal ini, mereka telah menunjukkan bagaimana nilai-nilai Pancasila tetap relevan dan dapat diterapkan dalam kehidupan modern.
Dengan demikian, tren ini bukan hanya soal gaya hidup, tetapi juga sebuah pernyataan tentang bagaimana generasi muda berkontribusi pada pembentukan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Dan bukankah itu esensi dari keadilan sosial yang kita junjung bersama?