Ajak 10 Mahasiswi kumparan Buddies Untuk Kenali Diri, Melisa: Temukan Potensi

Ariella Dwiputri Kinari
kumparan Buddies - Universitas Multimedia Nusantara
Konten dari Pengguna
26 November 2022 12:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ariella Dwiputri Kinari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sesi Kelas Eksklusif Melisa Lolindu Bersama kumparan Buddies 2022. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sesi Kelas Eksklusif Melisa Lolindu Bersama kumparan Buddies 2022. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Jumat (25/11) kumparan Buddies 2022 telah melaksanakan kegiatan bootcamp pada hari pertama yang diikuti oleh sepuluh mahasiswi terpilih dari delapan universitas terkemuka di Indonesia sebagai content creator dan jurnalis kumparan. Sebelum melaksanakan tugasnya, para Buddies diberi pembekalan terlebih dahulu melalui kelas eksklusif agar dapat mengimplementasikan di dalam pekerjaannya nanti.
ADVERTISEMENT
Kelas eksklusif ini tentunya dihadiri oleh berbagai narasumber yang sudah memiliki pengalaman dan ahli dalam bidang jurnalistik, salah satunya adalah Melisa Lolindu selaku News Producer kumparan. Perempuan yang kerap disapa Melisa ini membawa tema “Grooming and Personality” dalam kelas eksklusif kumparan Buddies 2022 hari pertama.
“Temukan dan kembangkan potensi yang kita miliki,” ujarnya dengan penuh semangat.
Menurutnya, hal paling penting yang harus dilakukan adalah mengetahui potensi yang ada dan kembangkan agar bisa bermanfaat untuk orang lain. Untuk mengetahui potensi itu, tentunya kita harus mengenali diri sendiri terlebih dahulu. Jika mengenali diri sendiri, kita akan memahami diri ketika sedang senang, marah, sedih, ataupun kecewa.
“Masing-masing orang itu memiliki cara dalam mengekspresikan dirinya. Kalau lagi seneng, ada orang yang jadi lebih banyak belanja, ada juga yang mengekspresikannya lewat muka, jadi semangat pembawaannya. Selain itu, ada juga orang yang mengekspresikan rasa kecewa atau sedihnya dengan mengurung diri dikamar, nangis, atau mencurahkan isi hatinya dengan menulis,” ungkap Melisa.
ADVERTISEMENT
Ketika seseorang telah mengenali dirinya sendiri, ia akan bisa mengetahui apa kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya. Dengan begitu, potensi dapat kita temukan. “Cara kita dapat mengetahui itu potensi kita atau bukan adalah dengan melihat apakah kita senang dengan pekerjaan yang kita lakukan itu? Apakah kita enjoy dalam mengerjakannya? Kalau kamu suka dan enjoy, itu adalah passion kamu,” lanjut Melisa.
Selain mengenali diri, Melisa juga menegaskan bahwa pentingnya untuk selalu memperbaharui diri agar lebih baik dan terus mendapat kesempatan yang baru. Mengapa penting? tentu saja agar potensi yang sudah dimiliki itu dapat kita kembangkan dan memaksimalkannya. Dari situ, seseorang dapat mencapai tujuan dari arti kesuksesan dan kebahagiaannya.
“Hal itu membuat kita bisa mempresentasikan diri dengan benar sehingga orang-orang disekitar kita tidak akan salah menilai kita,” pungkas perempuan yang sering menghiasi layar kumparan.
ADVERTISEMENT
Namun, tentu saja dalam memperoleh itu semua diperlukan adanya kata “proses” yang tidak mudah. Sebagian orang pasti akan terasa malas jika harus berhadapan dengan kata “proses” karena sejatinya banyak orang yang menyukai hal yang “instan”. Padahal, jika dipikir-pikir, mie instan saja juga tetap memerlukan “proses” dalam penyajiannya. Yah… itu artinya semua yang terjadi memang memerlukan waktu atau proses dan tidak bisa instan terjadi begitu saja.
“Kita harus bisa enjoy the process dengan selalu memanfaatkan kesempatan yang ada, mau menerima kegagalan, dan terus semangat serta antusias dalam melakukan apapun,” tutur Melisa.
Pembekalan yang diberikan oleh Melisa ini tentu memberikan rasa penasaran bagi para Buddies yang mendengarkannya. Salah satunya adalah Dania.
Peserta kumparan Buddies yang Sedang Mendengarkan Pemaparan Melisa Lolindu. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
“Kak, bagaimana tips agar kita tetap maju di tengah komentar buruk dari orang lain?” tanya Dania pada Melisa.
ADVERTISEMENT
Tanpa berpikir panjang, Melisa pun langsung menegaskan agar kita harus memiliki visi dan tujuan hidup terlebih dahulu. Selain itu, kita juga harus bisa memilah untuk tetap fokus pada komentar yang positif serta memiliki waktu untuk merefleksikan diri.
“Ketika kita punya tujuan atau visi, maka kalau ada orang yang berkomentar jelek, kita hanya perlu untuk tetap fokus pada visi dan tujuan itu,” tutup Melisa.