Betulkah Kepunahan Bahasa Mengancam Identitas Bangsa?

Ariel Wastujaya
I am an undergraduate student, studying Management at Parahyangan Catholic University, Bandung, Indonesia.
Konten dari Pengguna
10 Januari 2022 16:11 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ariel Wastujaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Image source: https://unsplash.com/photos/Sq8rpq2KB7U (unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Image source: https://unsplash.com/photos/Sq8rpq2KB7U (unsplash)
ADVERTISEMENT
Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan budaya dan bahasanya yang sangat bervariasi. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, semakin sedikit anak muda yang menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Pada 2010, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa hanya sebanyak 79,5 persen penduduk Indonesia di atas usia 5 tahun yang menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan, mayoritas pengguna bahasa daerah adalah generasi yang sudah lebih tua. Salah satu penyebabnya adalah karena di era globalisasi, banyak anak muda yang menganggap bahwa penggunaan istilah-istilah dan bahasa asing dalam percakapan sehari-hari adalah hal yang keren.
Akibatnya, banyak anak muda yang terlalu gencar mempelajari bahasa asing hingga melupakan bahasa daerah masing-masing. Hal tersebut sangat disayangkan karena hilangnya penggunaan bahasa daerah dapat menyebabkan pudarnya identitas bangsa. Karena itu, Penggunaan bahasa daerah yang beragam perlu dibiasakan kembali di kalangan anak muda Indonesia untuk memelihara identitas bangsa yang mulai memudar akibat era globalisasi.
ADVERTISEMENT
Terdapat sebuah pepatah yang menyebutkan bahwa bahasa adalah jati diri bangsa, dan pepatah tersebut dipegang dengan sangat teguh oleh Bangsa Indonesia. Indonesia memang dikenal oleh dunia dengan banyaknya budaya yang tersebar di seluruh tanah air. Bahkan, saat ini Indonesia tercatat memiliki 718 bahasa daerah dan menempati posisi negara dengan jumlah bahasa terbanyak kedua di dunia setelah Papua Nugini.
Keberagaman bahasa inilah yang menjadi ciri khas kuat identitas yang dimiliki oleh bangsa kita. Sayangnya, pada tahun 2009, UNESCO mencatat ada lebih dari 100 bahasa daerah di indonesia yang telah punah dan nyaris punah. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga mencatat ada 11 bahasa daerah di Indonesia yang punah sejak tahun 2011 hingga 2019.
ADVERTISEMENT
Stigma bahwa kemampuan menguasai bahasa asing dianggap keren menjadi salah satu faktor memudarnya penggunaan bahasa daerah di kalangan anak muda Indonesia. Banyak anak muda yang mempelajari bahasa asing, bahkan hingga lebih dari satu bahasa, namun tidak mempelajari bahasa daerahnya sendiri. Banyak juga anak muda yang berbicara dalam bahasa asing di kehidupan sehari-hari, tapi tidak bisa berkomunikasi dalam bahasa daerah sama sekali.
Tentu saja tidak ada salahnya untuk belajar bahasa asing, terutama di era globalisasi di mana penting bagi anak-anak muda untuk menguasai bahasa internasional. Justru, dengan belajar banyak bahasa asing seperti Bahasa Inggris dan Bahasa Mandarin, dapat anak-anak muda akan mendapatkan kemudahan dalam berkomunikasi dan dalam pekerjaan. Namun, akan berbahaya apabila penggunaan bahasa asing justru menggeser penggunaan bahasa daerah.
ADVERTISEMENT
Satu-satunya cara untuk melestarikan suatu bahasa adalah dengan memakai bahasa tersebut dan menurunkannya kepada generasi-generasi selanjutnya. Jika generasi anak muda yang merupakan penerus Bangsa Indonesia saja melupakan bahasa daerah masing-masing, maka bahasa daerah akan terancam punah di masa depan. UNESCO memperkirakan akan ada kurang lebih 3000 bahasa lokal yang akan punah pada akhir abad ini, termasuk bahasa daerah di Indonesia.
Hal tersebut sangat disayangkan karena setiap bahasa daerah memiliki keindahan dan keunikan masing-masing. Jika tidak ingin punah, penggunaan bahasa daerah perlu dibiasakan oleh anak muda dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, anak muda perlu memiliki ketertarikan terhadap bahasa daerah.
Jika ketertarikan anak muda terhadap bahasa daerah semakin berkurang, maka bahasa daerah perlahan-lahan akan binasa karena tidak diwariskan kepada generasi-generasi selanjutnya. Padahal, punahnya bahasa daerah berpotensi besar untuk membahayakan identitas bangsa di masa depan.
ADVERTISEMENT
Salah satu cara untuk untuk melestarikan bahasa daerah adalah dengan cara memberikan pelajaran bahasa daerah di sekolah karena banyak sekolah yang memberikan pelajaran bahasa asing namun tidak memberikan pelajaran daerah. Cara lain untuk mewariskan bahasa daerah kepada generasi muda adalah dengan membiasakan anak berbicara dalam bahasa daerah sejak kecil, namun tetap mengajarkan Bahasa Indonesia dan bahasa internasional kepada anak-anak mereka.
Kita harus ingat bahwa keanekaragaman bahasa yang kita miliki inilah yang membentuk identitas kita sebagai Bangsa Indonesia. Oleh karena itu, sebagai warga negara Indonesia, sudah menjadi kewajiban kita untuk memelihara dan melestarikan bahasa daerah yang kita miliki sebagai warisan budaya bangsa. Dengan menggunakan bahasa daerah, kita tidak hanya sedang melestarikan bahasa daerah nusantara kita saja, namun kita juga sedang menjaga dan memelihara identitas Bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Referensi:
Banyak Masyarakat Lebih Bangga Menggunakan Istilah Asing (nd). Kilas Kementrian. https://kilaskementerian.kontan.co.id/news/banyak-masyarakat-lebih-bangga-menggunakan-istilah-asing. Accessed 9 January 2022.
Hutapea E. (2020, 22 February). ‘Indonesia Punya 718 Bahasa Ibu, Jangan Sampai Punah!’. Kompas. https://edukasi.kompas.com/read/2020/02/22/21315601/indonesia-punya-718-bahasa-ibu-jangan-sampai-punah?page=all. Accessed 9 January 2022.
Qurtuby S. A. (2020, 14 October). ‘Ancaman Kepunahan Bahasa-Bahasa Daerah di Indonesia’. Made for Minds. https://www.dw.com/id/ancaman-kepunahan-bahasa-daerah-di-indonesia/a-55202134. Accessed 9 January 2022.
Prodjo W. A. (2020, 21 February). ‘Data Kemendikbud 2011-2019: 11 Bahasa Daerah di Indonesia Punah’. Kompas. https://edukasi.kompas.com/read/2020/02/21/17464191/data-kemendikbud-2011-2019-11-bahasa-daerah-di-indonesia-punah?page=all. Accessed 9 January 2022.