Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Era di Mana 'Hemat Pangkal Kaya' Adalah Mitos
26 Desember 2021 18:43 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Ariel Wastujaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di era ini, kebiasaan menghemat dapat mengurangi kekayaan seseorang di masa depan. Padahal, pepatah “hemat pangkal kaya” merupakan salah satu pepatah yang paling sering diajarkan oleh orang tua dan guru kepada anak-anak di Indonesia. Sejak kecil, anak-anak diajarkan untuk rajin menabung agar tidak boros ketika berbelanja dan bijaksana dalam menggunakan uang, agar kelak memiliki tabungan yang banyak di masa depan. Memang betul, kebiasaan menghemat yang ditanamkan sejak dini membawa banyak manfaat yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Kebiasaan tersebut membuat banyak orang yang berpikir bahwa mereka dapat menjadi kaya hanya dengan rajin menabung. Nyatanya, kebiasaan menabung tidak akan menambah aset atau harta dan tidak dapat membawa kekayaan. Justru, jika kita hanya menyimpan uang tersebut di bank atau tabungan, kekayaan yang kita miliki semakin lama akan semakin berkurang. Hal ini disebabkan adanya inflasi yang mengurangi “nilai” uang dari tahun ke tahun. Salah satu cara untuk menghindari dampak dari inflasi adalah dengan berinvestasi.
ADVERTISEMENT
Berkat era yang sudah serba digital, banyak orang yang telah ter-expose ke dunia investasi, seperti saham dan crypto yang belakangan ini sedang naik daun. Selain kedua instrumen investasi tersebut, masih ada banyak jenis investasi lain seperti obligasi, reksadana, hingga investasi aset berwujud seperti emas dan properti. Dengan banyaknya jenis investasi, setiap orang bisa memilih instrumen investasi yang paling cocok dengan kondisi keuangan, sehingga tidak perlu memaksakan untuk berinvestasi pada aset mahal seperti rumah atau tanah. Selain menyesuaikan budget investasi, setiap orang perlu menyesuaikan jenis investasi dengan tujuan keuangan, karena manfaat berinvestasi bukanlah untuk menjadi kaya, namun untuk mencapai tujuan keuangan masing-masing, contohnya untuk mengumpulkan dana pensiun atau untuk mencapai financial freedom.
ADVERTISEMENT
Selain untuk memenuhi tujuan keuangan dan sebagai passive income, salah satu manfaat lain dari berinvestasi adalah untuk menghindari dampak inflasi. Jika uang tabungan selalu disimpan di deposito bank yang hanya memberi bunga kecil, uang tersebut tidak akan bertambah dan valuenya justru akan berkurang seiring dengan naiknya tingkat inflasi. Namun, dengan berinvestasi pada sebuah aset tertentu seperti saham, value uang akan selalu bertambah seiring berjalannya waktu, bahkan melebihi tingkat inflasi.
Sayangnya, masih banyak orang yang belum mulai berinvestasi karena belum sadar akan pentingnya investasi atau karena merasa bahwa investasi bukanlah sebuah prioritas. Padahal, banyak sekali risiko yang bisa terjadi apabila seseorang telat berinvestasi atau bahkan tidak berinvestasi sama sekali, salah satunya adalah risiko ketika mengalami sakit atau bencana sehingga tidak lagi bisa bekerja, sedangkan orang tersebut belum memiliki aset investasi yang dapat memberi passive income. Jika semua uang tabungan digunakan sekaligus untuk situasi darurat, tidak akan ada uang yang tersisa sehingga akan sangat menyulitkan ke depannya.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, harga kebutuhan akan selalu naik, sedangkan belum tentu sumber pemasukan utama dapat mengimbangi kenaikan harga pasar. Selain karena kurangnya wawasan dan literasi finansial, alasan lain mengapa banyak orang yang masih enggan berinvestasi adalah karena mereka merasa bahwa penghasilan mereka belum cukup untuk dialokasikan ke aset investasi. Padahal, bentuk investasi tidak selalu berupa uang, namun bisa juga dalam bentuk investasi ilmu dan waktu dengan cara belajar untuk memperluas wawasan, dan mengasah skill-skill yang dapat digunakan untuk bekerja.
Bahkan, pengeluaran uang juga dapat dijadikan sebagai investasi, contohnya adalah pengeluaran untuk aset atau gadget yang diperlukan untuk pekerjaan. Seringkali, orang-orang berasumsi bahwa mereka dapat menjadi kaya dengan cara berhemat, dan mereka menganggap bahwa cara berhemat yang benar adalah dengan mengeluarkan uang seminimal mungkin tanpa memedulikan kualitas atau manfaat barang yang dibeli, asalkan barang tersebut dapat dipakai. Memang tidak ada salahnya berusaha untuk mengeluarkan uang seminimal mungkin, asalkan barang yang dibeli memiliki kualitas yang baik dan dapat dipakai untuk waktu yang lama. Lebih baik mengeluarkan lebih banyak uang untuk kualitas yang lebih baik, dibandingkan terlalu berhemat dan mengeluarkan uang yang lebih sedikit, namun barang yang dibeli cepat rusak.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, apabila seorang desainer grafis ingin membeli laptop baru, apakah lebih baik ia membeli laptop yang murah namun speknya sangat rendah, atau laptop dengan spek tinggi meskipun harganya lebih mahal? Tentu saja lebih baik ia membeli laptop yang kualitasnya lebih baik, karena meskipun saat ini ia mengeluarkan lebih banyak uang, laptop tersebut dapat digunakan secara maksimal dan memberikan hasil pekerjaan yang terbaik sehingga pendapatan yang dihasilkan desainer tersebut juga maksimal. Pengeluaran seperti itulah yang dapat memberikan return yang tinggi di masa depan .
Penting bagi kita untuk mengenal dan mempelajari bentuk-bentuk investasi sedini mungkin, agar kita dapat berinvestasi dengan bijaksana sejak usia yang masih muda. Setiap tahun, inflasi akan cenderung naik dan value nominal uang akan semakin berkurang. Sebaliknya, nilai aset investasi akan cenderung semakin naik setiap tahunnya. Karena itu, waktu yang paling tepat untuk mulai berinvestasi adalah sekarang. Kita tidak perlu memaksakan diri membeli aset-aset investasi yang mahal, cukup sesuaikan jenis investasi pilihan dengan budget dan tujuan keuangan masing-masing. Mengeluarkan uang untuk segala macam bentuk investasi jauh lebih baik dan menguntungkan dibandingkan menghemat pengeluaran secara berlebihan, karena investasi dalam bentuk apa pun akan menghasilkan return yang lebih tinggi bahkan hingga berkali-kali lipat di masa depan. Perlu diingat bahwa cara menghemat yang salah dan berlebihan tidak akan membawa kekayaan, namun justru membawa kerugian di masa depan.
ADVERTISEMENT