Konten dari Pengguna

Menganalisis Akar Masalah

Aries Andrian
Mahasiswa S1 Akuntansi Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta
23 Maret 2022 19:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aries Andrian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi dari Shutterstock.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dari Shutterstock.com
ADVERTISEMENT
Kita pasti sering mengalami kesel terjebak macet, karir yang tidak naik-naik, malas bangun pagi, tidak memiliki uang, sampai selalu berdebat dengan pacar, teman, keluarga atau bahkan rekan kerja. Terkadang kita juga tidak sadar kalau kita berhasil melewati masalah tanpa benar-benar menyelesaikannya.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh orang yang selalu mengkhawatirkan tentang uang, dia tidak aman dengan uang. Kekhawatirannya telah menghantuinya bertahun-tahun selama dia menjalani bisnisnya. Namun suatu saat bisnisnya mulai naik, dia mulai memimpin marketplace, ekonomi berjalan lancar dan semua berjalan sesuai keinginannya. Dia tidak lagi punya masalah dengan uang dan dia punya lebih banyak uang dari yang bisa dia bayangkan. Apakah itu menyelesaikan akar masalahnya? Tentu tidak itu hanya menutupi masalahnya.
Ketakutan pada uang membuat tidak relevan karena dia mempunyai banyak uang. Namun ketika ekonominya mulai surut atau mungkin beberapa kliennya enggan membayar, semua ketakutan yang sebelumnya dia alami akan menyerang lagi bahkan lebih kuat dari sebelumnya. Sebenarnya tidak hanya soal uang ini juga berlaku untuk masalah-masalah yang ada di awal seperti kesal terjebak macet, malas bangun pagi, karir yang tidak naik dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Sekilas, sukses bisa menjadi jawaban bahkan kita terbiasa melihat sukses sebagai tujuan. Namun, contoh sukses seperti kasus yang diatas hanya menyentuh sedikit masalahmu atau bagai luar masalah kita. Lingkungan sosial kita saat ini hanya berfokus pada pencapaikan dan kesuksesan, fokus mencari solusi eksternal untuk masalah apapun yang kita miliki.
Kita mempunyai teknologi atau uang sebagai solusi. Sebenarnya teknologi dan yang hanya mengalihkan perhatian kita dari masalah utamanya dan masalah utama sebenarnya ada di dalam diri. Perkembangan diri yang semu berasal dari hal eksternal perkembangan diri yang sesungguhnya muncul dari perubahan dalam diri kita sendiri. Bagaimana cara kita mengetahui perkembangan dalam diri itu nyata?.
Kita tidak lagi memikirkan masalah itu masalah-masalah tersebut hilang dari pikiran kita dan ketika bertemu masalah tersebut kita akan berpikir, "Tidak menyangka kalau dahulu ini pernah menjadi masalah untuk saya". Terdapat kelegaan emosional dan ada perubahan perspektif, itu lah tanda dari solusi yang riil dan sangat berbeda dengan yang semu yang hanya memalingkan masalah tidak benar-benar menyelesaikannya.
ADVERTISEMENT