Konten dari Pengguna

Peristiwa Turunnya Al Quran di Gua Hira

Aries Andrian
Mahasiswa S1 Akuntansi Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta
1 April 2022 21:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aries Andrian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.shutterstock.com/image-photo/some-kind-al-quran-book-date-1710780559
zoom-in-whitePerbesar
https://www.shutterstock.com/image-photo/some-kind-al-quran-book-date-1710780559
ADVERTISEMENT
Al Quran adalah kitab suci agama Islam yang merupakan petunjuk bagi umat muslim yang ada diseluruh dunia. Turunnya kitab ini diperingati setiap tanggal 17 Ramadhan atau biasanya disebut dengan malam Nuzulul Quran. Pada malam Nuzulul Quran, umat muslim diseluruh dunia melakukan banyak perbuatan baik seperti membaca Al Quran, sholat malam dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Kisah diturunkannya Al Quran yakni ketika usia Rasulullah SAW mendekati 40 tahun, beliau lebih senang mengasingkan diri. Hal tersebut dilakukannya sebab beliau merasa tidak nyaman melihat pemandangan menyekutukan Allah SWT yang ada di sekitarnya. Rasulullah SAW meminta izin kepada istrinya yakni Khodijah untuk merenung dan mengasingkan diri, dengan membawa roti dari gandum serta air. Beliau pergi ke gua Hira di Jabal Nur yang letaknya kurang lebih dua mil dari kota Mekah. Gua tersebut tidak terlalu besar yang panjangnya sekitar 4 hasta dengan lebar 1,75 hasta.
Ketika Rasulullah berusia genap 40 tahun yang di mana usia ini merupakan usia yang matang, tanda-tanda kenabian pada beliau sudah mulai tampak. Diantaranya ada batu di Mekah yang mengucapkan salam kepada beliau dan terjadilah mimpi yang benar hal ini berlangsung kurang lebih selama 6 bulan lamanya. Mimpi yang benar ini merupakan salah satu dari 46 tanda kenabian, kemudian beliau mulai suka mengasingkan diri.
ADVERTISEMENT
Saat beliau berada di gua Hira pada bulan Ramadhan tahun 610 masehi, Malaikat Jibril datang menghampirinya dan berkata 'bacalah' namun Rasulullah menjawab 'aku tidak bisa membaca' dan Jibril memeluknya erat-erat hingga Rasulullah sesak. Hal tersebut terulang selama tiga kali lalu Jibril mengucapkan ayat pertama hingga kelima surat Al Alaq.
Kemudian dalam keadaan yang masih gelisah, Rasulullah pulang dan meminta istrinya Khodijah untuk menyelimutinya. Tubuh Rasulullah ketika itu menggigil seperti dalam keadaan demam. Rasulullah kemudian menyampaikan kejadian yang dialaminya kepada Khodijah, lalu berkata 'sesungguhnya aku mencemaskan diriku sendiri'. Khodijah dengan penuh hati menenangkan suaminya.
Selanjutnya Khodijah membawa Rasulullah menemui anak pamannya Khodijah. Anak pamannya tersebut merupakan penganut Nasrani yang taat pada masa Jahiliyah yang sudah tua dan buta. Dia mampu menulis kitab dalam bahasa Ibrani, bahkan dia bisa menulis Injil dalam bahasa Ibrani dengan bagus. Khodijah berkata kepadanya 'wahai putra pamanku dengarkanlah cerita anak saudaramu ini' dan dia bertanya 'wahai saudaraku apa yang kau lihat?' maka berceritalah Rasulullah tentang apa yang dialaminya.
ADVERTISEMENT
Tahukah kalian bahwa wahyu Allah sempat terputus setelah Rasulullah turun dari gunung. Beberapa pendapat banyak yang mengemukakan soal berapa lama terputusnya wahyu ini. Ada yang mengatakan dua tahun, sebagian lagi mengatakan hanya dua bulan, 40 hari dan ada yang mengatakan tiga hari saja. Tidak ada bukti otentik tentang berapa lama berhentinya wahyu, namun berhentinya wahyu ini memang benar adanya.
Pada masa-masa terputusnya wahyu ini Rasulullah hanya diam dalam keadaan termenung sedih dan kegelisahan melingkupi dirinya. Hikmah berhentinya wahyu dahulu adalah untuk menenangkan hati Rasulullah SAW, hal tersebut karena beliau kaget dan terguncang kondisi psikologisnya.
Imam Bukhari dalam kitab Tabir menuturkan kondisi beliau sebagai berikut "Wahyu untuk beberapa waktu tidak turun. Berdasarkan riwayat yang saya ketahui, Nabi Muhammad SAW merasa gundah dan gelisah, hal ini di ekspresikannya dengan bersicepat ke puncak gunung, tempat gua Hira berada, lalu bermaksud menjatuhkan diri ke bawah. Tiba-tiba Jibril menampakkan diri dan berkata 'hai Muhammad, engkau betul-betul seorang Rasul Allah' maka hati beliau kembali tenang dan jiwanya kembali tentram".
ADVERTISEMENT
Lalu Rasulullah pulang, ketika bayang-bayang kebingungan mulai surut dan beliau kembali menunggu turunnya wahyu. Allah memuliakan beliau dengan wahyu untuk kedua kalinya, setelah itu Al Quran turun berangsur-angsur selama kurang lebih 23 tahun sebagian meriwayatkan 22 tahun 2 bulan dan 22 hari. Selama itu Al Quran difirmankan Allah SWT kepada Rasulullah sebanyak 30 jus yang terdiri dari 114 surat dan 6.666 ayat.
Al Quran turun di dua tempat yakni di Mekkah yang ayatnya disebut Makiyah dan ada juga yang diturunkan di Madinah yang disebut ayat Madaniyah. Demikianlah sejarah turunnya Al Quran secara singkat yang merupakan awal dimulainya masa kenabian Rasulullah SAW yang memiliki Al Quran sebagai mujizat yang sangat luar biasa.
ADVERTISEMENT