Konten dari Pengguna

Menelusuri Tràng An dan Pulau Tengkorak di Vietnam

Ariestya Dwi
#DiplomatSeru #DiplomatZamanNow #DiplomatTraveller
27 November 2019 8:43 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ariestya Dwi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pengakuan Tràng An oleh UNESCO didasari prinsip-prinsip pada Konvensi Perlindungan Budaya Dunia dan Warisan Alam | Foto: Koleksi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Pengakuan Tràng An oleh UNESCO didasari prinsip-prinsip pada Konvensi Perlindungan Budaya Dunia dan Warisan Alam | Foto: Koleksi pribadi
ADVERTISEMENT
Kawasan wisata alam Tràng An (dibacanya Cang An, ya guys) di Provinsi Ninh Binh (kalau ini Ning Bing), Vietnam merupakan salah satu warisan cagar alam dan budaya yang didokumentasikan oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada tahun 2014.
Kompleks ekowisata Tràng An dilihat dari atas | Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Kompleks ekowisata Tràng An dilihat dari atas | Foto: Pexels
Kawasan ini terdiri dari serangkaian gua-gua yang dapat ditelusuri melalui Sungai Sao Khe dengan sampan kecil bermuatan maksimal 6 orang. Formasi gua di Tràng An terbentuk dari pegunungan batu kapur yang membentuk stalaktit dan stalagmit berongga, sehingga menjadi daya tarik tersendiri. Rongga atau terowongan inilah tempat para wisatawan menguji nyali.
Pendopo di tengah sungai dengan pemandangan yang sekilas mirip bentangan sayap garuda | Foto: Koleksi pribadi
Sigap dan waspada!
ADVERTISEMENT
Seluruh gua di Tràng An menawarkan pengalaman dan aksi dramatis yang berbeda-beda selama menyusuri gua-gua yang panjangnya berkisar dari 60 hingga 250 meter.
Hal yang menarik adalah untuk masuk ke dalam gua, para wisatawan harus melewati stalaktit yang menggantung sangat rendah hampir mengenai kepala. Di samping itu, stalagmit juga tiba-tiba muncul di depan haluan, sehingga sampan kecil harus bermanuver dengan lincahnya di dalam terowongan yang sempit dan minim cahaya. Akibatnya, seluruh penumpang harus sigap dan waspada kapan harus menunduk sampai setengah tiarap di dasar sampan dan kapan bisa duduk tegak.
Bagi keselamatan dan kenyamanan para wisatawan, pemerintah terus membenahi infrastruktur area wisata dan prosedur pelayanan. Upaya yang dilakukan antara lain memasang lampu pada titik tertentu di dalam gua dan mewajibkan penggunaan pelampung untuk wisatawan. Oleh sebab itu, tidak perlu cemas jika harus memiringkan badan ke kiri dan ke kanan untuk menghindari stalaktit dan stalagmit sesuai arahan chị (mbak) atau anh (abang) sang pengayuh sampan. Seru banget!
Wisatawan berfoto di salah satu gua | Foto: Koleksi pribadi
Pulau Tengkorak
ADVERTISEMENT
Puas berpetualang masuk keluar terowongan gua kapur, wisatawan diantarkan ke lokasi selanjutnya, yaitu Pulau Tengkorak alias Skull Island. Pulau fiktif ini merupakan lokasi syuting film Hollywood yang berjudul Kong: Skull Island (2017) besutan sutradara asal Amerika, Jordan Voght-Roberts dengan menampilkan deretan aktor papan atas seperti Tom Hiddleston, Samuel L. Jackson, Brie Larson, John Goodman, dan John C. Reilly.
Salah satu lokasi ikonik di area Skull Island | Foto: Koleksi pribadi
Set pengambilan gambar film ini pun dikelola dengan baik dan sangat cermat. Mulai dari pelestarian properti yang digunakan ketika syuting film hingga Suku Iwi (masyarakat asli di Skull Island) pun ditampilkan kembali di dunia nyata.
Penggunaan properti syuting sebagai wahana atraksi | Foto: Koleksi pribadi
Wisatawan berfoto dengan Suku Iwi | Foto: Koleksi pribadi
Berkat film ini, Vietnam sukses diperkenalkan sebagai salah satu destinasi wisata dunia kenamaan sekelas Thailand (film The Beach), Hawaii (film Jurassic Park), dan New Zealand (film Lord of the Ring). Hmm, sudah terbayang kan jumlah devisa yang didapat dari pengembangan dan pengelolaan sektor pariwisata ini?
ADVERTISEMENT