Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Vietnam Magnet Bisnis Asia
8 Desember 2019 9:02 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
Tulisan dari Ariestya Dwi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menyoroti berbagai perkembangan ekonomi dewasa ini, Vietnam kian eksis sebagai negara dengan pertumbuhan yang progresif dan tempat favorit bagi para investor asing. Populasinya yang besar dan mayoritas usia produktif menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelaku industri untuk memulai bisnis di Vietnam.
ADVERTISEMENT
Penulis pernah tinggal di Hanoi, Vietnam dan tulisan ini dibuat untuk berbagi informasi.
Pemain Tangguh
Pada 1986, reformasi kebijakan ekonomi Vietnam Đổi Mới, dikenal dengan sebutan Open Door Policy diluncurkan oleh Nguyen Van Linh selaku Sekretaris Jenderal Partai Vietnam. Kebijakan ini membawa Vietnam ke arah keterbukaan, mendorong masuknya permodalan asing, dan meningkatkan posisinya pada urusan perdagangan luar negeri.
Sebagai bentuk pengakuan, Presiden Amerika Serikat Bill Clinton mengangkat embargo ekonomi terhadap Vietnam dan sejak 1994, Vietnam resmi memasuki pasar global.
Perekonomian Vietnam semakin menunjukkan pergerakan positif dan bertransformasi menjadi negeri padat karya dengan tenaga kerja yang kompetitif. Hal-hal inilah yang membuat Vietnam semakin populer di kalangan pebisnis asing.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, ada beberapa faktor lain yang memberikan kontribusi dalam kemajuan ini, antara lain jalinan kerja sama multilateral dan bilateral di sektor perdagangan, misalnya antar anggota ASEAN, perjanjian perdagangan dengan Uni Eropa, Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan.
Hingga pertengahan 2019, tercatat nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Vietnam sebesar 6,76 persen dari 7,08 persen (2018). Meskipun menurun, capaian ini termasuk yang tertinggi di ASEAN.
Sebagai informasi, PDB di empat negara ASEAN tercatat juga mengalami perlambatan dari tahun 2018, yaitu Filipina sebesar 5,5 persen dari 6,5 persen, Indonesia menjadi 5,06 persen dari 5,22 persen, Malaysia 4,7 persen dari 4,95 persen, dan Singapura 0,6 persen dari 4,2 persen.
Potensi Unggulan
Berbicara tentang fasilitas, Vietnam menawarkan konsep zona industri yang terintegrasi, lokasi yang strategis, konsesi pajak dan tarif bagi perusahaan yang bersaing.
ADVERTISEMENT
Indikator-indikator motor ekonomi Vietnam juga terlihat dari masyarakat usia produktif yang berjumlah sekitar 70 persen dari total populasi sebesar 97 juta jiwa pada 2018. Di samping itu, kemampuan dan nilai tenaga kerja yang kompetitif, serta tingkat penetrasi internet cukup tinggi juga berpengaruh.
Pengembangan Infrastruktur Dinamis
Vietnam mendapat untung dari lokasi strategisnya di ASEAN. Garis pantai yang panjang menjadikan negeri ini sebagai negara dengan akses langsung ke berbagai rute pengiriman utama dunia.
Di samping itu, infrastruktur modern menjadi salah satu faktor kunci untuk pertumbuhan ekonomi, misalnya jaringan transportasi perkotaan, perluasan terminal di bandara domestik, dan internasional, serta pembangunan jembatan.
Vietnam bersungguh-sungguh menjalankan komitmen dan berinvestasi dalam pengembangannya.
Bergerak Bersama
ADVERTISEMENT
Vietnam menyadari dampak ekonomi dari masuknya permodalan asing ke dalam negeri dan untuk menunjukkan komitmen reformasi, disusunlah dokumen Rencana Pembangunan Sosial Ekonomi periode 2016 – 2020.
Upaya solid untuk membuat investasi di Vietnam lebih transparan membuahkan hasil. Posisi Vietnam dalam survei tahunan mengenai kemudahan melakukan bisnis meningkat secara teratur.
Menurut laporan Bank Dunia Tahun 2019, peringkat Vietnam kini naik ke-69 dari posisi ke-82 dari 190 negara. Sementara itu, Indonesia saat ini tetap berada di tingkat ke-73 sama dengan posisi 2018.
Kalau Tidak Sekarang Kapan Lagi
Berbagai inovasi kebijakan Vietnam sejatinya juga telah dilakukan oleh Indonesia. Dan sama dengan Vietnam, Indonesia juga mengalami tantangannya sendiri.
Meskipun demikian, Pemerintah RI sebagai regulator tetap bergantung kepada seluruh lapisan masyarakat untuk bersinergi dan bersama-sama membangun Indonesia. Kini saatnya kaum milenial Indonesia bergerak dan berpartisipasi aktif pada bidang-bidang yang sesuai dengan kemampuan dan kompetensinya.
ADVERTISEMENT
Kalau tidak sekarang, kapan lagi?
Kalau bukan kita, siapa lagi?