Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sifat-Karakter, dan Upaya Mengobati Penderita Penyakit Diabetes Mellitus
25 September 2024 7:31 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Arif muazam tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang menyebar di seluruh dunia dan angka kejadiannya dalam satu dekade terakhir semakin meningkat. Di Indonesia sendiri, terjadi peningkatan kasus di tiga kota besar: Jakarta, Bandung, dan Makassar. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah akibat gangguan sekresi atau kerja insulin. Federasi Diabetes Internasional memperkirakan pada tahun 2017 terdapat sekitar 425 juta orang di dunia yang telah didiagnosis menderita DM dan dapat meningkat menjadi 629 juta orang pada tahun 2045. Dengan bertambahnya jumlah penderita, maka mengenali sifat dan karakter penyandang diabetes melitus, terutama dalam konteks kesehatan mental dan sosial, menjadi sangat penting. Karakteristik Penyandang Diabetes Melitus
ADVERTISEMENT
Karakteristik penyandang DM juga sangat bervariasi, tergantung pada usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan dukungan sosial yang diterima. Sebagian besar responden DM di Indonesia adalah perempuan berusia di atas 45 tahun dengan tingkat pendidikan menengah. Mayoritas responden DM memiliki pengetahuan yang baik mengenai penyakitnya, namun sikap mereka terhadap pengendalian gula darah sering kali dipengaruhi oleh keluarga dan lingkungan sosial. Sifat Psikologis Pasien DM DM sering kali berubah-ubah dalam perubahan emosi. Beban mental yang terkait dengan pengobatan penyakit kronis ini membuat penderita DM berisiko mengalami stres, kecemasan, dan depresi. Hal ini mungkin disebabkan oleh beban mental yang terkait dengan pengelolaan penyakit kronis ini. Seperti yang telah ditunjukkan oleh penelitian, individu yang memiliki ciri-ciri kepribadian ekstrovert umumnya memiliki tingkat kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang memiliki ciri-ciri kepribadian neurotik. Sifat kepribadian ekstrovert akan membuat pasien lebih terbuka terhadap dukungan sosial, yang tentunya sangat penting dalam menghadapi tantangan hidup dengan diabetes. Keluarga juga sangat berperan dalam membentuk sikap positif terhadap penyakitnya. Dengan adanya dukungan emosional dari keluarga, pasien merasa lebih optimis dan dapat menghadapi kesehatannya dengan lebih baik. Sebaliknya, kurangnya dukungan sosial membuat seseorang merasa putus asa dan rendah diri sehingga memperburuk kondisi mental.
ADVERTISEMENT
Upaya dan Solusi Mengatasi DM
Penderita diabetes sering menghadapi stigma sosial yang dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka. Stigma ini dapat berasal dari kurangnya pemahaman masyarakat tentang penyakit ini serta pandangan negatif terhadap gaya hidup penderita diabetes. Rasa kesepian dan motivasi yang rendah sering kali memiliki dua dampak besar pada kehidupan metabolik penyandang diabetes. Di luar masalah nutrisi, ada tantangan yang dihadapi penderita diabetes dalam memperhatikan konsumsi makanan. Banyak dari mereka merasa terpukul dengan keharusan untuk membatasi konsumsi makanan tertentu dan mengikuti skema diet yang ketat. Hal ini dapat menjadi sumber stres tambahan, terutama jika tidak didukung oleh lingkungan sosial. Presiden Jokowi dalam orasinya tahun 2021 di NTT, perlunya kita beralih ke pangan sorgum biji bijian yang unik ini solusi pencegahan dan pengobatan Diabetes, ada juga nasi jagung, dan umbi umbian.
Pentingnya Edukasi dan Kesadaran
ADVERTISEMENT
Edukasi tentang diabetes adalah elemen penting dalam membuat pasien sadar akan penyakit mereka dan memungkinkan mereka untuk mengelolanya sendiri. Pemahaman yang baik tentang penyakit ini dapat meningkatkan sikap positif terhadap kontrol gula darah. Hal ini berarti bahwa 96% penderita DM memiliki sikap positif terhadap tindakan pengendalian glukosa darah jika didukung dengan pengetahuan yang memadai. Edukasi juga harus mencakup aspek psikologis dari manajemen diabetes. Pasien perlu diajarkan strategi untuk mengatasi stres dan perasaan negatif yang mungkin timbul akibat frustrasi dengan penyakitnya. Di sinilah program dukungan psikologis dapat membantu orang mengembangkan keterampilan mengatasi masalah yang efektif. Semangat hidup, semangat untuk sehat, semangat untuk sembuh dan hidup bahagia apapun penyakitnya jika ada khusnuzon baik sangka kepada Allah Yang Maha Menyembuhkan inshaallah,,,semua problematika hidup akan teratasi
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Sifat dan karakter pasien diabetes melitus dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya kepribadian dan dukungan sosial. Pasien yang memiliki kepribadian ekstravert cenderung memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih baik karena adanya dukungan emosional yang diberikan oleh keluarga dan lingkungan sosial. Namun, banyak dari mereka yang masih menghadapi tantangan atau hambatan dalam kondisi emosional, seperti stres dan stigma dalam masyarakat. Oleh karena itu, kesadaran masyarakat tentang kesehatan diabetes melitus sangat dibutuhkan dan dukungan juga diperlukan bagi para penderita agar mereka dapat menjalani kehidupannya dengan lebih baik. Edukasi manajemen harus mencakup aspek fisik dan psikologis untuk membantu penderita menghadapi tantangan sehari-hari dengan lebih percaya diri. Dengan melakukan pendekatan holistik ini, kita akan dapat meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes melitus di Indonesia.
ADVERTISEMENT