Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Gelar Webinar Menulis Buku, ADABI Dorong Dosen Produktif Menulis
14 Agustus 2022 11:43 WIB
Tulisan dari Arif Budiwinarto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Asosiasi Dosen Agama Buddha Indonesia (ADABI) bekerjasama dengan Asosiasi Perguruan Tinggi Agama Buddha Indonesia (APTABI) menggelar workshop bertajuk “Kiat Menjadi Dosen Produktif dalam Menulis Buku Ber-ISBN”, Sabtu (13/8/2022). Kegiatan ini menghadirkan praktisi di bidang penulisan buku.
ADVERTISEMENT
Workshop yang digelar secara daring melalui Zoom diikuti lebih dari 50 peserta yang merupakan dosen dari Perguruan Tinggi Keagamaan Buddha (PTKB) maupun dosen dari perguruan tinggi non Buddha.
Hadir sekaligus memberikan sambutan, Direktur Urusan dan Pendidikan Agama Buddha, Drs. Supriyadi mewakili Plt. Dirjen Binmas Buddha Kementerian Agama RI, Nyoman Suriadarma, S.Pd., M.Pd., M.Pd.B., serta narasumber Dr. H. Didik Widiono, M.Pd, dosen STAI Syekh Jangkung Pati yang juga penulis buku di Penerbit Erlangga.
Dalam sambutannya, Nyoman Suriadarma mendorong para dosen produktif menulis buku. Selain untuk pemenuhan beban kerja dosen (BKD), menulis buku merupakan implementasi transfer ilmu secara tidak langsung.
“Semoga dengan webinar ini memberikan pandangan dan memotivasi para dosen aktif menelurkan buku-buku sesuai dengan bidang kelimuan masing-masing,” ujar Drs. Supriyadi.
ADVERTISEMENT
“Dengan buku, kita mewariskan ilmu yang bermanfaat untuk jangka panjang. Menulis buku juga menunjukkan sisi intelektualitas seorang dosen,” lanjutnya menambahkan.
Narasumber Dr. H. Didik Widiono dalam materinya memberikan banyak tips dan trik bagaimana produktif menulis buku, serta bagaimana menerbitkan karya tulis.
“Menulis buku itu gampang-gampang susah, apalagi buku keilmuan. Ini perlu riset mendalam dan tidak bisa asal-asalan, membutuhkan maktu lama. Makanya, banyak yang enggan atau bahkan berhenti di tengah jalan,” katanya.
“Tidak ada salahnya mengembangkan hasil riset ke dalam sebuah buku. Pasti dosen kan pernah melakukan riset. Nah, dimulai dari situ. Tinggal dicari kebaruan ilmu dan best practice-nya,” ia memungkasi.