Konten dari Pengguna

Wamen RI Beri Penguatan Moderasi Beragama di STABN Sriwijaya Tangerang

Arif Budiwinarto
Dosen Ilmu Komunikasi STABN Sriwijaya Tangerang dan Tutor Online Universitas Terbuka
25 Januari 2022 13:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arif Budiwinarto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Wakil Menteri Agama, Ir. Dr. Zainut Tauhid Sa'adi., M.Si saat mengisi acara seminar kemahasiswaan bertajuk “Membangun Cendekiawan Buddhis Berperspektif Moderasi Beragama Di Era Revolusi Industri 4.0” yang digelar Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri (STABN) Sriwijaya Tangerang, Senin (24/1/2022).
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Menteri Agama, Ir. Dr. Zainut Tauhid Sa'adi., M.Si saat mengisi acara seminar kemahasiswaan bertajuk “Membangun Cendekiawan Buddhis Berperspektif Moderasi Beragama Di Era Revolusi Industri 4.0” yang digelar Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri (STABN) Sriwijaya Tangerang, Senin (24/1/2022).
ADVERTISEMENT
Tangerang - Penguatan moderasi beragama di Indonesia sangat penting dan strategis. Urgensi penguatan moderasi beragama ini menegaskan pluralitas Indonesia; bahasa, suku, budaya, agama.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Menteri Agama, Ir. Dr. Zainut Tauhid Sa'adi., M.Si saat mengisi acara seminar kemahasiswaan bertajuk “Membangun Cendekiawan Buddhis Berperspektif Moderasi Beragama Di Era Revolusi Industri 4.0” yang digelar Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri (STABN) Sriwijaya Tangerang, Senin (24/1/2022) kemarin. Turut hadir dalam acara tersebut, Dr. Edi Kusuma, S.H., M.H, sebagai pembicara, Direktur Urusan dan Pendidikan Agama Buddha, Pembimas Buddha Banten, dewan penyantun, serta para donatur.
Dalam materi yang disampaikan, Wamen mengingatkan kemajuan teknologi internet hendaknya disikapi dengan hati-hati, sebab bukan hanya membawa kemudaratan bagi umat manusia, namun juga dapat dimanfaatkan untuk penyebaran paham-paham radikal.
Melalui produk-produk teknologi nirkabel seperti media sosial serta perpesanan instan, arus informasi sangat masif sehingga membuat masyarakat kesulitan mencerna mana yang bermuatan positif dan negatif. Seringkali, lanjut Wamen, kecanggihan teknologi justru dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok yang berupaya merongrong kebhinekaan Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Konflik dan gesekan sosial kerap terjadi, namun kita kerap berhasil keluar dari situasi tersebut," kata Wamen.
"Salah satu masalah terbesar di negara kita adalah konflik berbalut agama. Kompleksitas manusia dan agama, terjadi di belahan dunia manapun. Konteks ini menegaskan pentingnya moderasi beragama agar peradaban manusia tidak punah disebabkan konflik," lanjutnya menambahkan.
Merujuk pada sila pertama Pancasila yakni Ketuhanan Yang Maha Esa, kehidupan bermasyarakat di Indonesia tak lepas dari berbagai ajaran agama dan aliran kepercayaan. Agama hendaknya, menurut Wamen, tidak dibenturkan dengan adat dan tradisi yang sudah turun temurun. Keduanya bisa berjalan berdampingan sebagai sebuah keragaman dalam kesatuan.
"Indonesia disepakati bukan negara agama tapi bukan juga negara sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan sehari-hari. Nilai agama dipadupadankan dengan nilai-nilai luhur budaya, inilah sesungguhnya karakter Indonesia yang mampu berdialog dengan keragaman."
ADVERTISEMENT
"Moderasi agama amat penting sebagai strategi kebudayaan, strategi untuk mengawal keberagaman. Moderasi beragama merupakan jalan tengah dua golongan; liberal dan konservatif. Jadi yang dimoderatkan bukan agama, karena fitrah agama sudah moderat. Semua agama mengajarkan cinta kasih dan kedamaian. Tidak ada agama yang mengajarkan permusuhan dan perpecahan," tutur pengurus besar NU itu.
Ketua STABN Sriwijaya Tangerang, Dr. Sapardi, S.Ag., M.Hum, menyampaikan sambutan dalam acara Seminar Kemahasiswaan yang dihadiri oleh Wakil Menteri Agama di Gedung STABN Sriwijaya, Senin (24/1/2022).
Dalam kesempatan yang sama, Ketua STABN Sriwijaya Tangerang Banten, Dr. Sapardi, S.Ag, M.Hum., menegaskan peran akademisi dalam merawat keragamaan melalui moderasi beragama. Selain itu, dia juga mendorong kontribusi perguruan tinggi keagamaan bukan hanya menciptakan lulusan ungggul dalam keilmuan tetapi juga berkarakter kenusantaraan.
"Kami melihat umat Buddha sudah mulai bergerak. Harapannya dengan kebijakan makro maupun holistik dapat mendukung perkembangan umat Buddha dengan baik," ujar Dr. Sapardi dalam pidatonya.
ADVERTISEMENT
"Kami sebagai akademisi menilai perlu adanya peningkatan lebih baik lagi, utamanya bagi pembangunan negara. Kami STABN Sriwijaya nantinya bisa ikut berkontribusi pada bidang pendidikan dan pembangunan sumber daya manusia melalui pembukaan program-program studi baru," ia melanjutkan.
Acara seminar kemahasiswaan yang menandai dimulainya perkuliahan semester genap secara tatap muka diakhiri dengan penyerahan secara simbolis beasiswa Bidikmisi kepada para mahasiswa-mahasiswi STABN Sriwijaya Tangerang Banten oleh Wamen Agama.
Wamen didampingi oleh Ketua dan Wakil Ketua I STABN Sriwijaya Tangerang memberikan secara simbolis beasiswa Bidikmisi kepada mahasiswa.