Konten dari Pengguna

Catatan Tentang Lagu "Rumah Kita"

arif gumantia
Ketua Majelis Sastra Madiun
28 April 2025 9:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Tulisan dari arif gumantia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Rumah adalah mata sejarah kata Pramoedya ananta Toer. Rumah tempat kita tumbuh, hidup, dan merawat kenangan. Sebuah tempat tidak sekedar berlindung dari hujan dan panas, tapi juga tempat kita berbagi kehangatan dan kebahagiaan. Bukan karena kemegahan dan kemewahannya, tapi lebih kepada bagaimana sebuah rumah bisa membuat kita merasakan kebahagiaan.
ADVERTISEMENT
Catatan Tentang Lagu "Rumah Kita"
zoom-in-whitePerbesar
Oleh karena itu orang inggris mengatakan jadikan rumah dari “House” menjadi “Home”..sebuah tempat di mana kita bisa berbagi keceriaan, tempat menyimpan duka, dan sebuah tempat yang fun. Sebuah rumah yang selaras mewujud dengan “rumah di dalam hati” masing masing penghuninya.
Martin Heidegger punya pandangan yang sangat mendalam tentang rumah, terutama dalam esainya yang terkenal “Building, Dwelling, Thinking” (Bauen Wohnen Denken).
Heidegger berangkat dari pertanyaan dasar: Apa artinya “berdiam” (to dwell)?
Bagi Heidegger, berdiam bukan cuma soal tinggal secara fisik, tetapi tentang cara manusia berada secara autentik di dunia—menghuni dunia dalam arti eksistensial.
Biasanya kita berpikir: manusia membangun rumah agar bisa berdiam. Heidegger membalikkannya : manusia membangun karena ia sudah lebih dulu berdiam—berdiam adalah eksistensi primer, membangun hanyalah ekspresinya.
ADVERTISEMENT
Rumah menciptakan ruang, tapi bukan sembarang ruang kosong. Rumah menjadi “ruang bermakna” karena ia menata dunia bagi manusia. Misalnya, jendela, pintu, kamar bukan hanya struktur, tapi cara manusia memahami dan mengatur dunianya.
Berdiam secara sejati artinya tinggal dalam harmoni dengan bumi, langit, spiritualitas, dan manusia. Rumah sejati adalah menjaga harmoni ini.
Heidegger mengkritik bahwa rumah-rumah modern seringkali kehilangan makna kediaman sejati.
Banyak bangunan dibuat hanya sebagai "perumahan" (housing) bukan sebagai tempat berdiam (dwelling) yang penuh makna.
Saya teringat dengan lagu "Rumah Kita " lagunya God Bless. Dengan iringan melodi gitar yang manis dari Ian Antono, suara bass Donny Fatah, gebukan drum Teddy Sujaya, suara keybord Yocky dan tentunya suara khas dari Achmad Albar lagu ini menjadi lagu Rock Ballad yang abadi. Irama dan komposisi musiknya selain menawan, juga mudah untuk dinikmati semua lapisan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Sebuah lagu yang menceritakan tentang bagaimana kebahagiaan itu kita dapatkan, dengan menggunakan metafora “Rumah”. Dengan mensyukuri rumah yang kita punya, dengan mensyukuri anugerah yang Tuhan berikan, maka kita akan bisa merasakan kebahagiaan. Bahagia itu sederhana, tetapi kenapa kita justru sering mengejar fatamorgana. Sebagai sebuiah grup Rock yang legendaris dan lintas zaman, God Bless mengajak pendengarnya merenungkan musik dan liriknya.
Lebih baik di sini
Rumah kita sendiri
Segala nikmat dan anugerah Yang Kuasa
Semuanya ada di sini
Rumah kita