Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Menulislah, Agar Umurmu Sepanjang Umur Dunia
14 Desember 2024 9:31 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari arif gumantia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jika umurmu tak sepanjang umur dunia, maka sambunglah dengan tulisan. (Pramoedya Ananta Toer).
ADVERTISEMENT
Menulis adalah bekerja untuk keabadian, mengabadikan pikiran, perasaan, kegelisahan, peristiwa, dan mengabadikan kenangan. Ada pendapat yang sering dianggap sebagai kebenaran, bahwa seorang bisa menjadi penulis itu karena adanya bakat. Pendapat ini sering kita dengar sehari-hari. Bakat menurut KBBI adalah kemampuan yang sudah ada atau dibawa sejak lahir. Baik menjadi penulis fiksi seperti prosa dan sajak, atau menulis non fiksi.
Hal ini sering menjadi perdebatan yang menarik, dalam penjelasan secara rasional menggunakan filsafat tidak pernah ditemukan adanya bakat ini, yang ada adalah habitus. Secara sederhana dan mudah dipahami dapat kita artikan habitus menurut filsuf Pierre Bourdieu adalah nilai-nilai sosial yang dihayati oleh manusia, dan tercipta melalui proses sosialisasi nilai-nilai yang berlangsung lama sehingga mengendap menjadi cara berpikir dan pola perilaku yang menetap di dalam diri manusia.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya setiap orang bisa menjadi penulis, kalau punya niat dan kemauan, disertai usaha yang tekun untuk berlatih menulis. Apalagi kalau kita lihat maraknya opini yang ditulis di status media sosial, Itu bisa digunakan sebagai sarana latihan menulis. Setelah itu bisa diarsipkan di blog pribadi atau dikirim ke media, baik media massa cetak maupun media online. Setelah terkumpul bisa diterbitkan menjadi buku. Syaratnya ada niat dan kemauan, memiliki pengetahuan, dan memiliki wawasan. Menulis adalah bagian dari kegiatan keterampilan jadi bukan tergantung bakat. Kegiatan keterampilan sangat bergantung pada latihan yang terus menerus dan berkelanjutan (kontinuitas).
Esai adalah karya tulis yang membahas subyek tertentu, sesuatu hal, atau suatu masalah secara sekilas dari sudut pandang penulisnya. Karena berdasarkan opini penulisnya maka esai bersifat subyektif dan argumentatif. Dengan demikian yang membedakannya dengan artikel ilmiah adalah sifatnya yang bukan obyektif tapi subyektif, jadi berdasarkan pendapat penulis, atau sudut pandang penulis. Berdasarkan subyek yang dibahas ada esai tentang tokoh, esai tentang peristiwa yang terjadi, esai tentang budaya, esai tentang isu lingkungan, esai tentang politik, esai tentang buku, dan esai tentang kesehatan, esai ilmiah populer yaitu esai ilmiah dengan gaya penulisan yang mudah dipahami oleh masyarakat secara umum dan masih banyak lagi lainnya.
ADVERTISEMENT
Dalam latihan menulis Esai tentu kita harus banyak membaca tentang tema atau gagasan yang ingin disampaikan. Mempersiapkan referensi yang mendukung ide dan tema tersebut. Untuk menjadi esai yang menarik selain menguasai tema yang akan dibahas, juga gaya penulisannya memenuhi unsur estetika bahasa. Dengan demikian perlu bacaan-bacaan dari berbagai disiplin ilmu terutama sastra dan filsafat.
Langkah-langkah dalam menulis Esai, yang pertama tentu saja harus banyak memperhatikan peristiwa yang sedang terjadi baik di lingkungan sekitar maupun di lingkungan global, agar kita menemukan tema atau gagasan yang akan kita tulis. Misal kita memperhatikan sedang terjadi isu kerusakan lingkungan, ini bisa kita tulis sebagai esai, misal dengan judul : Memelihara Hutan adalah Memelihara Kehidupan. Setelah itu langkah kedua adalah mencari referensi yang bisa kita gunakan untuk membuat argumentasi-argumentasi tentang esai kita, dengan cara membaca, bisa juga melihat TV, YouTube, dan medsos lainnya.
ADVERTISEMENT
Langkah ketiga, langsung membuat tulisan berdasarkan pendapat kita yang argumentasinya dari referensi-referensi tersebut, disertai dengan contoh-contohnya. Biasanya esai di media massa baik cetak maupun online, minimal 800 kata dan maksimal 1200 kata, kalau pakai kertas ukuran A4 dengan spasi 1,5 sekitar 1,5 Halaman sampai 2,5 Halaman.
Setelah itu langkah terakhir sebelum dipublikasikan dengan ditulis di blog atau dikirim ke media adalah dengan membaca ulang tulisan kita, meneliti kalau ada kesalahan-kesalahan ketik, membuang kalimat-kalimat yang tidak perlu, dan membuatnya menjadi kalimat yang efektif. Setelah itu baru kita publish.
Atau misal kita mau menulis esai tentang seorang tokoh yang kita kagumi, misal saya menulis tentang Gus Dur ( K.H. Abdurrahman Wahid ) di buku saya dalam memperjuangkan toleransi, pertama tentu kita cari referensi tentang pemikiran beliau, baik tentang buku-bukunya, tentang ceramah-ceramahnya di YouTube, baru saya menuliskannya menurut pendapat saya tentang sosok beliau. Atau esai tentang Budaya, saya pernah menulis perpaduan budaya yang saling mempengaruhi ( akulturasi budaya ) antara budaya Jawa dan budaya Islam dalam tradisi ketupat dalam Lebaran Idul Fitri. Jadi intinya menulislah apa yang kalian sukai temanya, bisa apa saja, saya sering juga menulis esai tentang review buku yang telah saya baca, pendapat saya tentang isi buku tersebut, apa kelebihan dan kekurangannya menurut saya. Hal ini bisa kalian lakukan misal dengan membuat esai tentang film yang kalian tonton dan sukai, semacam review setelah menonton film, misal drama Korea.
ADVERTISEMENT
Jadi sebenarnya apapun temanya itu bisa menjadi esai, asalkan kita kerjakan dengan sungguh-sungguh. Dan tentunya perlu latihan menulis yang terus menerus agar tulisan menjadi menarik dan perlu untuk dibaca.
Arif Gumantia
Ketua Majelis Sastra Madiun