Konten dari Pengguna

Menjembatani Dunia Digital dengan Makna yang Tepat

Arif Perdana
Arif adalah Dosen Digital Strategy & Data Science di Monash University. Dia memiliki pengalaman akademis, industri, dan konsultansi di berbagai negara.
23 April 2025 18:07 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arif Perdana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Istilah teknologi. Gambar dibuat dengan ChatGPT 4o
zoom-in-whitePerbesar
Istilah teknologi. Gambar dibuat dengan ChatGPT 4o
ADVERTISEMENT
Di era digital yang terus berkembang, teknologi informasi menghadirkan berbagai konsep dan istilah baru yang menuntut pemahaman luas. Sebagai bangsa dengan bahasa nasional yang kaya, Indonesia memiliki peluang besar untuk menyerap istilah-istilah ini ke dalam Bahasa Indonesia secara tepat dan sistematis. Namun, dalam praktiknya, banyak istilah yang diterjemahkan secara kurang konsisten atau tetap digunakan dalam Bahasa Inggris tanpa upaya adaptasi yang sesuai dengan kaidah bahasa.
ADVERTISEMENT
Salah satu contoh yang sering menjadi perbincangan adalah istilah "data analytics", "machine learning", dan "data protection". Dalam berbagai diskusi akademik dan profesional, istilah-istilah ini sering diterjemahkan secara tidak seragam atau bahkan tetap digunakan dalam bentuk aslinya. Padahal, terdapat prinsip dan pola dalam penyerapan kata-kata asing yang bisa menjadi panduan bagi kita dalam menyesuaikan istilah teknologi dengan struktur bahasa Indonesia.
Menyesuaikan Pola Penyerapan Istilah Teknologi
Dalam kaidah penyerapan bahasa, kata yang berakhiran "-ics" dalam Bahasa Inggris biasanya diserap menjadi "-ika" dalam Bahasa Indonesia. Contoh yang sudah mapan di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) meliputi "informatics" menjadi "informatika", "statistics" menjadi "statistika", "physics" menjadi "fisika", dan "mathematics" menjadi "matematika". Dengan pola yang sama, "data analytics" lebih tepat jika diterjemahkan menjadi "analitika data" alih-alih "analitik data" atau "analisis data".
ADVERTISEMENT
Dalam praktik sehari-hari, penggunaan "analitik data" memang cukup umum. Namun, jika kita melihat prinsip konsistensi dalam penyerapan istilah akademik dan ilmiah, "analitika data" lebih sesuai dengan sistem bahasa Indonesia. Penggunaan istilah yang tepat tidak hanya memperjelas makna, tetapi juga menjaga kesinambungan bahasa dalam dunia akademik dan profesional.
Pemelajaran Mesin, Bukan Pembelajaran Mesin
Terjemahan "machine learning" juga menjadi topik menarik dalam diskusi bahasa. Banyak sumber menggunakan istilah "pembelajaran mesin" sebagai padanan, tetapi dalam kajian linguistik, pilihan ini kurang tepat. Menurut pakar bahasa Anton Moeliono, "learning" dalam konteks ini seharusnya diterjemahkan menjadi "pemelajaran", yang berarti proses mempelajari sesuatu, bukan "pembelajaran", yang lebih merujuk pada aktivitas pengajaran atau instruksi. Oleh karena itu, terjemahan yang lebih sesuai adalah "pemelajaran mesin", yang lebih akurat dalam menggambarkan bagaimana mesin mengembangkan kemampuannya melalui data dan algoritma.
ADVERTISEMENT
Perbedaan semantik ini penting karena istilah yang digunakan akan memengaruhi cara konsep tersebut dipahami oleh masyarakat. Penggunaan istilah yang tepat tidak hanya berfungsi sebagai pedoman akademik, tetapi juga membantu memperjelas konsep teknologi bagi pengguna yang lebih luas.
Pelindungan Data: Pilihan yang Tepat dalam Konteks Hukum dan Teknologi
Dalam bidang perlindungan data, perbedaan antara "perlindungan" dan "pelindungan" sering kali membingungkan. Banyak yang menggunakan kedua istilah ini secara bergantian, padahal ada perbedaan mendasar dalam pembentukannya. Dalam kaidah bahasa Indonesia, "perlindungan" berasal dari kata "berlindung" dan lebih tepat digunakan untuk merujuk pada tempat atau keadaan berlindung. Sementara itu, "pelindungan" berasal dari kata "melindungi" dan lebih sesuai untuk menggambarkan proses atau tindakan melindungi sesuatu.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks teknologi dan kebijakan publik, istilah "pelindungan data" lebih tepat digunakan karena merujuk pada proses dan mekanisme perlindungan informasi pribadi dan digital. Hal ini juga telah dikukuhkan dalam Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi (UU PDP) yang disahkan pada tahun 2022. Konsistensi dalam penggunaan istilah ini penting agar kebijakan dan regulasi di Indonesia dapat diterapkan dengan jelas dan tidak menimbulkan ambiguitas.
Membangun Kesadaran akan Ketepatan Berbahasa dalam Teknologi
Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, ada kecenderungan untuk mempertahankan istilah asing dengan alasan kelaziman atau kenyamanan penggunaan. Namun, kelaziman tidak selalu mencerminkan ketepatan. Bahasa adalah alat komunikasi sekaligus medium berpikir yang membentuk cara kita memahami dunia. Oleh karena itu, penggunaan istilah yang sesuai dengan kaidah bahasa tidak hanya soal estetika, tetapi juga berkaitan dengan kejelasan konsep dan efektivitas komunikasi.
ADVERTISEMENT
Kolaborasi antara akademisi, praktisi teknologi, dan pakar bahasa sangat diperlukan untuk menstandarisasi istilah-istilah teknologi dalam Bahasa Indonesia. Dengan adanya kesepakatan dalam penggunaan istilah yang tepat, kita dapat memastikan bahwa Bahasa Indonesia tetap relevan dan mampu beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Selain istilah yang telah diserap, masih banyak konsep dalam dunia kecerdasan buatan (AI) dan teknologi informasi yang belum memiliki padanan baku dalam Bahasa Indonesia. Contohnya adalah "deep learning" yang sering digunakan dalam bentuk aslinya, meskipun bisa diserap menjadi "pemelajaran mendalam" untuk menjaga konsistensi dengan "pemelajaran mesin". Istilah lain seperti "neural network" dapat diterjemahkan menjadi "jaringan saraf tiruan" yang lebih mencerminkan konsep dasarnya. Dengan adanya standar penerjemahan ini, masyarakat dapat lebih mudah memahami istilah-istilah kompleks tanpa harus bergantung pada bahasa asing.
ADVERTISEMENT
Penerapan istilah yang lebih sesuai juga dapat memperkaya perbendaharaan Bahasa Indonesia. Misalnya, "explainable AI" yang mengacu pada kecerdasan buatan yang dapat dijelaskan, bisa diserap menjadi "AI yang dapat dijelaskan" atau "AI transparan". Sementara itu, "natural language processing" dapat diterjemahkan menjadi "pemrosesan bahasa alami". Dengan menggunakan istilah yang lebih dekat dengan struktur bahasa Indonesia, kita dapat memastikan bahwa perkembangan teknologi tetap dapat diakses dan dipahami oleh masyarakat luas tanpa menghilangkan unsur akademik dan profesionalisme.
Bahasa Indonesia memiliki potensi besar untuk terus berkembang dan beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Dengan menyerap istilah baru secara sistematis dan konsisten, kita tidak hanya menjaga integritas bahasa, tetapi juga memastikan bahwa generasi mendatang dapat memahami konsep teknologi dengan lebih baik.
ADVERTISEMENT
Langkah pertama dalam upaya ini adalah meningkatkan kesadaran di kalangan akademisi dan praktisi mengenai pentingnya menggunakan istilah yang sesuai dengan struktur bahasa Indonesia. Kampus, institusi riset, dan komunitas teknologi bisa memainkan peran penting dalam menyosialisasikan penggunaan istilah yang telah distandarkan. Selain itu, media massa juga berperan besar dalam membentuk kebiasaan masyarakat dalam menggunakan istilah teknologi.
Menyesuaikan istilah asing ke dalam Bahasa Indonesia bukan sekadar persoalan linguistik, tetapi juga bagian dari strategi kebudayaan dan pendidikan. Dalam dunia yang semakin terdigitalisasi, penggunaan bahasa yang akurat dan sesuai kaidah akan membantu memperkuat daya saing bangsa dalam berbagai bidang, mulai dari teknologi, ekonomi, hingga ilmu pengetahuan.
Dengan demikian, upaya untuk menyesuaikan istilah teknologi dengan kaidah bahasa Indonesia harus terus didukung. Kesadaran akan pentingnya terminologi yang tepat harus ditanamkan sejak dini, baik di dunia akademik maupun industri. Dengan bahasa yang kuat dan adaptif, Indonesia dapat terus berkembang sebagai negara yang siap menghadapi tantangan global di era digital.
ADVERTISEMENT