Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Representasi Islamofobia Dalam Film My Name Is Khan
2 Januari 2021 13:32 WIB
Tulisan dari Arif Setyawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Film My Name Is Khan adalah film drama sosial yang disutradarai oleh Karan Johar dan diproduseri oleh Hiroo Yash Johar yang peran utamanya diperankan oleh Shah Rukh Khan. Film ini rilis pada tanggal 10 Februari 2010 dengan durasi 158 menit. Film ini menceritakan kehidupan Rizwan Khan yang memiliki penyakit autis yang membuat dia tidak terbiasa dengan suara yang bising dan warna-warna yang terlalu mencolok. Walaupun mengidap autisme Rizwan Khan terbilang anak yang pintar,hingga dapat membantu sebuhan desa yang terendam banjir dengan membuat alat buatannya sendiri yang dapat memompa air keluar sehingga air tidak menggenang. Kehidupan Rizwan Khan setelah ibunya meninggal berlanjut mengikuti adiknya Zakir yang tinggal di Amerika dan bekerja menjadi sales kosmetik. Rizwan pun bertemu dengan seorang pemilik salon bernama Mandira yang seorang janda memiliki satu orang anak. Akhirnya Rizwan menikahi Mandira walaupun pada awalnya adik Rizwan tidak setuju dengan hubungannya dikarenakan perbedaan agama.
ADVERTISEMENT
Kehidupan setelah menikah Rizwan pun pada awalnya lancar-lancar saja dan dibalut dengan kebahagiaan, hingga suatu ketika terdapat tragedi serangan teroris yang mengatasnamakan agama Islam pada 11 September 2001 yang menghancurkan gedung WTC (World Trade Center) dan memakan banyak korban jiwa. Semenjak itulah warga Amerika mulai terdapat islamofobia yang menjadikan perilaku antipati terhadap Islam. Karena kondisi antipati warga Amerika, keluarga Rizwan pun juga terkena dampaknya hingga anaknya sendiri meninggal pada suatu insiden dikarenakan terdapat unsur Islam pada nama anak Rizwan. Rizwanpun sangat menyesali kejadian itu, dan berjuang atas nama anaknya untuk membuktikan kepada seluruh rakyat termasuk di depan presiden Amerika untuk menyatakan bahwa dirinya bukan teroris. Film ini mengangkat isu sosial khususnya yang terjadi di Amerika yaitu setelah tragedi 9/11 yang membuat adanya islamofobia pada warga Amerika terhadap warga muslim.
ADVERTISEMENT
Terdapat beberapa sikap yang dilakukan orang Amerika yang sebagai bentuk adanya islamofobia yang terjadi. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Erik Love pada bukunya yang berjudul Islamophobia and Racism in America (2017), islamofobia di Amerika tidak hanya momen kekerasan rasis tetapi juga pola diskriminasi dan pengucilan rasis yang sedang berlangsung yang membentuk kehidupan di Amerika dengan cara yang halus dan mendalam. Hal ini direpresentasikan pada film My Name Is Khan salah satunya pada scene dimana anak dari Rizwan Khan mendapatkan sikap pengucilan dengan temannya sendiri yang ayahnya meninggal saat meliput konflik di Afganistan yang dianggap kekejaman Islamlah yang menjadi penyebab ayahnya terbunuh, pada akhirnya lingkungan sekolahnya juga sependapat dan mengakibatkan anak Rizwan Khan tersebut terbunuh karena pertikaian. Selain tokoh utama yang mendapatkan tindakan diskriminasi terdapat scene lain yang memperlihatkan bahwa masyarakat di Amerika juga kesal terhadap warga yang beragama Islam seperti pada scene penjual disalah satu toko elektronik yang tokonya dirusak oleh segerobolan orang yang marah atas terjadinya tragedi 9/11.
ADVERTISEMENT
Terdapat beberapa penyebab yang bisa menimbulkan islamofobia. Seperti yang dijelaskan oleh Karen Armstrong dalam bukunya yang berjudul Islamofobia yang diterbitkan oleh Mizan (2018), penyebab islamofobia adalah salah satunya adalah munculnya representasi Islam melalui fenomena terorisme. Dalam film tersebut penyebab terjadinya islamofobia di Amerika adalah terjadinya serangan kelompok teroris mengatasnamakan Islam pada 11 September 2001. Karena tragedi tersebut memakan banyak korban jiwa yang tidak bersalah, kemarahan warga Amerika juga melatar belakangi aksi diskriminasi yang menganggap semua warga yang beragama Islam memiliki pandangan yang sama akan makna “jihad”. Hal ini menybabkan beberapa identitas Islam harus disembunyikan guna untuk menghindari terjadinya diskriminasi, sebagai contohnya pada scene istri dari adik Rizwan Khan yang harus melepaskan jilbabnya untuk keamanan dirinya tinggal di Amerika. Jilbab merupakan salah satu busana yang menampilkan citra Islam sehingga pada film tersebut orang Islam harus menutupi simbol-simbol Islam termasuk dalam hal berbusana.
ADVERTISEMENT
Pada film ini membandingkan representasi pandangan orang Amerika terhadap Islam sebelum terjadinya serangan teroris 9/11 dengan sesudah terjadinya tragedi tersebut. Pada awal cerita film melihatkan tidak adanya islamofobia yang terjadi di Amerika bahkan tokoh utama Rizwan Khan dapat menikahi seseorang yang beragama Hindu tanpa adanya diskriminasi oleh lingkungan sekitar. Setelah terjadinya tragedi menunjukkan adanya islamofobia dimasyarakat yang menjadikan diskriminasi terhadap orang Islam hingga anaknya sendiri harus meninggal karena nama Islam tertulis dinamanya setelah orang tuanya yang berbeda agama menikah. Dalam film ini juga terdapat kelompok gerakan Islam radikal yang masih ada setelah terjadinya serangan teroris tersebut. Akan tetapi pada film ini tidak memberikan representasi yang positif sehingga tidak membenarkan gambaran Islam yang radikal. Hal ini terlihat pada scene dimana tokoh utama Rizwan Khan yang sedang melaksanakan ibadah di sebuah masjid yang di dalamnya terdapat seorang imam yang sedang mendoktrin jamaat yang dimana membuat Rizwan Khan kesal dan melaporkan hal tersebut kepada kepolisian dan langkah tersebut diapresiasi oleh Polisi Amerika.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi islamofobia yang terjadi di Amerika adalah dengan tindakan yang harus ditunjukkan oleh umat Islam yang menunjukkan sikap yang toleran, dan tidak melakukan tindakan yang berujung teror. Seperti pada film ini yang menunjukkan tokoh utama Rizawan Khan yang sangat toleransi hingga membantu desa yang terkena bencana badai yang semua warganya mengungsi di sebuah gereja yang hampir roboh dan ditutup dengan ending bertemu dengan Presiden Amerika dan mengatakan bahwa dirinya bukan teroris. Karena hal tersebut membuat media menyorot bahwa Islam tidak tergambarkan sebagai orang yang penuh teror, dan menghilangkan islamofobia pada masyarakat. Dalam film ini menunjukkan representasi islamofobia di Amerika yang dikarenakan terdapat kelompok radikal yang mengatasnamakan gerakan Islam, akan tetapi pada film ini juga menyangkal bahwa kelompok radikal tersebut bukanlah representasi Islam yang sesungguhnya, mereka hanyalah oknum yang membuat stereotype pada seluruh umat Islam.