Faktor Psikologis Dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

arifanabila0512
universitas syiah kuala
Konten dari Pengguna
26 Februari 2024 19:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari arifanabila0512 tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi faktor psikologis dalam keselamatan dan kesehatan kerja (K3) https://media.istockphoto.com/id/1220174622/id/foto/pebisnis-menyapa-selama-pandemi-covid-19-benjolan-siku.jpg?s=1024x1024&w=is&k=20&c=LgYuk8w5iAMPNAFEeKLogprn10HZpZPbzegKVY7IibQ=
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi faktor psikologis dalam keselamatan dan kesehatan kerja (K3) https://media.istockphoto.com/id/1220174622/id/foto/pebisnis-menyapa-selama-pandemi-covid-19-benjolan-siku.jpg?s=1024x1024&w=is&k=20&c=LgYuk8w5iAMPNAFEeKLogprn10HZpZPbzegKVY7IibQ=
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Keselamatan dan kesehatan kerja atau yang sering disebut dengan K3 merupakan hal yang harus dipertahankan dan harus dijaga dalam dunia kerja. Faktor penting dalam lingkungan kerja adalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang tidak hanya berkaitan dengan kondisi fisik tempat kerja tetapi juga faktor psikologis. Sikap, persepsi, motivasi, dan tindakan individu dalam kaitannya dengan K3 mempengaruhi keselamatan dan kesehatan diri sendiri serta rekan kerja. Sangat penting untuk memahami perilaku psikologis ini untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi semua orang.
ADVERTISEMENT

Peran Persepsi

Persepsi individu tentang risiko dan bahaya di tempat kerja sangat penting untuk perilaku K3. Orang-orang yang memiliki persepsi yang tepat tentang bahaya cenderung lebih berhati-hati dan mematuhi prosedur keselamatan, tetapi persepsi yang salah atau minim tentang risiko dapat menyebabkan perilaku yang tidak aman dan meningkatkan risiko kecelakaan.

Faktor Motivasi

Karyawan yang termotivasi untuk bekerja dengan aman cenderung memperhatikan prosedur keselamatan dan menghindari risiko yang tidak perlu. Motivasi adalah faktor penting dalam menentukan perilaku K3. Insentif moneter, keinginan alami untuk melindungi diri sendiri dan rekan kerja, dan lingkungan kerja yang memperhatikan keselamatan adalah beberapa sumber inspirasi.
Budaya Keselamatan
Perilaku psikologis orang di tempat kerja dipengaruhi oleh lingkungan kerjanya. Lingkungan kerja yang memprioritaskan keselamatan akan mendorong karyawan untuk mematuhi prosedur K3, berbagi pengetahuan tentang risiko, dan saling mengingatkan saat melihat perilaku yang tidak aman. Di sisi lain, lingkungan kerja yang tidak memberikan keselamatan mungkin membuat orang merasa tidak termotivasi untuk berperilaku aman.
ADVERTISEMENT

Stres dan Kesejahteraan Emosional

Faktor psikologis seperti stres dan kesejahteraan emosional juga berdampak pada perilaku K3. Karyawan yang mengalami stres atau masalah emosional cenderung kurang fokus dan rentan terhadap kesalahan yang dapat mengakibatkan kecelakaan. Menyediakan sumber daya dan dukungan yang cukup untuk membantu karyawan mengelola stres dan menjaga kesejahteraan mental mereka sangat penting bagi perusahaan.

Pelatihan dan Pendidikan

Pelatihan K3 yang efektif juga dapat memengaruhi perilaku psikologis seseorang. Pelatihan yang menyeluruh tentang mengidentifikasi risiko, menggunakan peralatan pelindung diri, dan tindakan darurat tidak hanya meningkatkan pengetahuan mereka tetapi juga mengajarkan mereka bagaimana menjadi aman di tempat kerja.
Perilaku psikologis sangat penting untuk keselamatan dan kesehatan kerja. Memahami faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi perilaku K3 membantu organisasi mengembangkan strategi untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, dan produktif. Perusahaan dapat meningkatkan kesadaran, mendorong perilaku aman, dan mengurangi risiko kecelakaan di tempat kerja dengan mempertimbangkan persepsi, motivasi, budaya keselamatan, kesejahteraan emosional, dan pelatihan.
ADVERTISEMENT