Mereka Pergi karena COVID-19

Arifin Asydhad
Bekerja sebagai jurnalis sejak 1999. Berawal di Harian Politik Monitor, lanjut ke detikcom. Per Oktober 2016 menapaki babak baru di kumparan (www.kumparan.com)
Konten dari Pengguna
30 Desember 2020 8:22 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arifin Asydhad tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrator: Indra Fauzi/kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrator: Indra Fauzi/kumparan.
ADVERTISEMENT
Banu Astono, wartawan senior harian Kompas yang kemudian menjadi staf Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel wafat, Senin (28/12/2020) malam. Mas Banu wafat setelah sempat masuk ICU RS Pertamina Simprug, Jakarta. Saya tidak kenal dekat, tapi saya sempat ketemu Mas Banu Oktober 2020 lalu saat saya bertemu Pak Rachmat Gobel di gedung DPR. Saat itu, Mas Banu masih sehat dan bugar.
ADVERTISEMENT
Kodrat Wahyu Dewanto, wartawan senior dan mantan Wakil Pemimpin Redaksi Suara Karya, juga wafat pada Jumat, 25 Desember 2020. Saya beberapa kali bertemu Mas Kodrat, untuk berbincang-bincang dan berdiskusi. Tapi, dalam empat tahun terakhir, belum bertemu lagi dengannya sampai saya mendengar Mas Kodrat telah tiada.
Sama dengan Mas Banu, Mas Kodrat wafat karena COVID-19.
Hari Prabowo, Direktur Utama PayTren juga wafat karena COVID-19 pada Sabtu, 26 Desember 2020. Saya pernah bersama-sama Hari Prabowo dalam perjalanan menuju Gdansk, Polandia, pada 2018 lalu. Saat itu, saya, Hari Prabowo dan Ustaz Yusuf Mansur melepas Egy Maulana Vikri untuk berkarier sepak bola di Gdansk. Selama perjalanan dan saat di Gdansk, saya banyak sekali mendapat pencerahan dari Pak Hari. Pak Hari merupakan pribadi menarik dan menyenangkan.
ADVERTISEMENT
Tentu meninggalnya ketiga orang yang saya kenal ini sangat menyedihkan. Kepergian mereka hanya dalam kurun waktu 4 hari saja. Artinya semakin hari, penularan COVID-19 ini semakin mengerikan. Orang-orang yang saya kenal tertular dan meninggalkan dunia ini. Dan saat ini, masih banyak orang-orang yang saya kenal masih terbaring di RS dan juga menjalani isolasi mandiri gara-gara COVID-19. Semoga Allah sembuhkan mereka.
Teman saya, mantan Pemred sebuah media besar, juga menceritakan yang mengejutkan saya bahwa dirinya baru saja sembuh dari COVID-19. “Saat kita bicara tentang makin liarnya COVID-19 kemarin-kemarin, sebenarnya saat itu saya sedang berjuang melawan penyakit ini. Saat itu, saya pas puncak-puncaknya,” kata teman saya itu sekitar 10 Desember lalu. Betapa panik dan was-wasnya dia saat tahu terkena COVID-19. Padahal selama ini dia selalu menerapkan protokol kesehatan dan berhati-hati. Dia menduga tertular dari teman kerjanya yang pernah satu mobil dalam perjalanan. Alhamdulillah, teman saya ini sudah sembuh.
ADVERTISEMENT
Teman SMP saya, Aris Hendrika, yang tinggal di Bali, mendadak pulang ke Solo karena ibunya wafat pada 26 November lalu. Setelah dia memakamkan ibundanya, 4 hari kemudian dia masuk RS karena COVID-19. Tanggal 4 Desember 2020, Aris kembali ke hadirat Ilahi Rabbi. Proses Aris meninggalkan dunia ini sangat cepat. Semoga Aris husnulkhatimah.
Kakak angkatan saya, konsultan komunikasi dan juga seorang penulis, Anab Afifi, juga membawa kabar mengejutkan bahwa dia tertular COVID-19. Dia kemudian dilarikan ke RS di kawasan BSD dan masuk ICU. Hanya selang 3 hari, pada akhir November 2020, Mas Anab juga dipanggil Yang Maha Kuasa. Padahal, beberapa hari sebelum dirawat di RS, dia masih aktif menyapa teman-teman di grup WA.
ADVERTISEMENT
Bambang Widyantoro, mantan Dirut Inhutani III, wafat 5 Desember lalu. Saya beberapa kali ketemu Pak Bambang, karena istrinya bersahabat dengan istri saya. Saya juga pernah jadi among tamu saat Pak Bambang menikahkan putrinya. Saya merasakan begitu kesedihan keluarganya saat Pak Bambang dimakamkan dengan protokol COVID-19.
Pak Mulyadi, tetangga di kampung di Kabupaten Jepara, hanya berjarak sekitar 200 meter dari rumah saya, juga wafat pada awal Desember lalu. Kedua orang tua sahabat saya di SMA di Jepara, juga wafat. Ibundanya wafat lebih dulu sekitar 15 Desember, kemudian ayahnya wafat pada 21 Desember. Betapa sedihnya teman saya yang ditinggal orang yang dicintainya berturut-turut. Mereka semua meninggal karena COVID-19.
Bulan November dan Desember 2020 ini, saya merasa makin sering mendapatkan kabar bahwa teman, saudara, maupun orang-orang penting di negeri ini tertular COVID-19. Yang sangat menyedihkan, sebagian mereka akhirnya meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 yang sudah mulai memasuki negeri ini sejak Maret 2020, sampai penghujung tahun ini juga belum selesai. Masih perlu waktu cukup panjang untuk menyelesaikan pandemi ini. Pemerintah sudah mempublikasikan jadwal terbaru pengadaan vaksin untuk 181 juta warga. Pengadaan vaksin akan tuntas pada kuartal 3 tahun 2022. Artinya, proses vaksinasi untuk menghasilkan herd immunity mungkin baru akan tuntas pertengahan 2022. Masyarakat masih perlu sabar tingkat tinggi hingga 1,5 tahun mendatang.
Tidak mudah memang menyelesaikan suatu wabah penyakit sekaligus keluar dari krisis ekonomi. Pandemi harus diselesaikan. Kesehatan tetap utama, tapi ekonomi memang tidak boleh terlalu terpuruk. Perlu harmonisasi pemerintah dan masyarakat dalam berikhtiar, bersama-sama mencari formula yang tepat. Bila masyarakat, baik pengusaha maupun pekerja, baik atasan maupun bawahan, baik pedagang maupun pembeli, baik guru/dosen maupun murid/mahasiswa benar-benar bisa lebih mengendalikan diri, lebih mematuhi protokol kesehatan, tentu penyebaran COVID-19 bisa ditekan.
ADVERTISEMENT
Kondisi di penghujung 2020 ini sangat mengkhawatirkan. Sinyal gawat ini sudah disampaikan pemerintah berkali-kali. Apalagi saat ini masih banyak masyarakat yang masih memilih untuk liburan akhir tahun. Makin banyak masyarakat yang cuek dengan kondisi ini. Sudah seringkali fakta mengungkap liburan panjang akan mengakibatkan kenaikan penularan COVID-19. Sementara ketersediaan ruang ICU/ruang isolasi di RS sudah semakin tipis, sementara di daerah-daerah sudah kekurangan tenaga kesehatan.
Memasuki 2021, pemerintah dan masyarakat semoga bisa semakin harmonis dalam menyelesaikan pandemi ini. Bila pemerintah dan masyarakat tak seiring sejalan, bisa jadi situasi 2021 akan makin buruk. Jangan sampai saya dan Anda makin banyak kehilangan orang-orang yang kita kenal, orang-orang dekat, teman-teman, dan anggota keluarga gara-gara COVID-19 ini.
ADVERTISEMENT