Konten dari Pengguna

Teknologi dan Inovasi Pendidikan

Arif Yudistira
Peminat Dunia Pendidikan dan Anak. Penulis Buku Momong (2022). Pengasuh SD Muhammadiyah MBS Prambanan
18 November 2022 12:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arif Yudistira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Teknologi. Sumber : Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Teknologi. Sumber : Pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jari-jemari anak kita saat ini lebih lincah dan lihai saat memegang smart phone. Anak-anak kita saat ini lahir di zaman yang sungguh berbeda. Anak kita lahir di saat smart phone sudah menjadi konsumsi sebagian besar masyarakat Indonesia. Kementrian komunikasi dan informasi mencatat pada tahun 2018, pengguna smart phone Indonesia mencapai lebih dari seratus juta lebih.
ADVERTISEMENT
Pengguna smart phone kita saat ini tidak lagi didominasi oleh kalangan tua, tetapi justru didominasi oleh kalangan anak dan remaja. Usia sekolah dasar sampai dengan usia SMA adalah usia terbesar dalam penggunaan smart phone.
Perubahan yang besar ini menggeser pada pola dan metode pengajaran di sekolah maupun di dunia pada umumnya. Pendidikan harus melihat bagaimana fakta sosial yang saat ini. Remaja dan anak-anak kita yang karib dengan teknologi harus diberi ruang dan metode yang sesuai dengan zaman mereka.
Pedagogi Partisipatif
Haidar Bagir (2022) menyebut “filosofi Kurikulum Merdeka yang berpihak pada murid salah satu strateginya adalah Teaching at The Right Level (TaRL) yang dikenal juga dengan pembelajaran berdiferensiasi atau personalisasi pembelajaran”. Pembelajaran berbasis personalisasi pembelajaran mau tidak mau harus memperhatikan bagaimana karakter, model, dan cara peserta didik belajar tentang lingkungan dan kehidupan keseharian mereka.
ADVERTISEMENT
Model pembelajaran di era sekarang tidak lagi menempatkan guru sebagai sosok yang paling mendominasi di kelas. Guru hanyalah fasilitator, teman belajar. Meski sebagai teman belajar, guru memiliki peran di dalam mendesain dan menentukan bagaimana peserta didik dapat memperoleh transfer ilmu dan juga memproduksi pengetahuan baru.
Pembelajaran harus mampu memproduksi pengetahuan baru bagi murid. Murid harus ditempatkan sebagai subjek, bukan lagi objek pembelajaran. Budaya dan perkembangan peserta didik yang dekat dengan teknologi harus disiasati dengan metode dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan mereka.
Kurikulum merdeka yang digagas oleh Nadiem Makarim mencoba menjembatani bagaimana perkembangan tren anak-anak kita yang lekat dengan teknologi dan media sosial dengan pembelajaran yang terintegrasi dengan teknologi.
Pengembangan model pendidikan dan interaksi pembelajaran ke depan memang mengarah pada pembelajaran berbasis proyek dan produk. Anak-anak di era digitalisasi dan di era teknologi seperti sekarang harus diajak dan dididik untuk memproduksi karya. Era yang penuh dengan persaingan dan juga tantangan harus menuntut anak didik kita untuk mampu menciptakan bukan hanya sebagai pengguna.
ADVERTISEMENT
Peran Teknologi
Pemerintah sebenarnya sudah menyiapkan aplikasi pembelajaran berbasis teknologi yang bisa mendorong dan membantu proses pembelajaran. Kompas.com mencatat ada dua belas aplikasi yang bisa dimanfaatkan untuk memperlancar proses pembelajaran. Kedua belas aplikasi tersebut diantaranya; rumah belajar, Meja Kita, Icando, Google for Education, Microsoft Office 365, Quipper School, Sekolahmu, Ruangguru, Zenius, CiscoWebex dan yang terbaru aplikasi "Merdeka Mengajar."
Pendidikan di masa Covid-19 turut serta mempercepat akselerasi dan transformasi teknologi di dunia pendidikan. Ada dua hal yang patut dicatat dengan adanya pembelajaran teknologi. Pertama, pembelajaran teknologi memungkinkan kita mendokumentasikan aktifitas pembelajaran yang bisa didokumentasikan melalui perangkat teknologi. Kedua, fleksibilitas dan juga efektifitas pembelajaran berbasis teknologi sangat sesuai dengan trend dan karakter peserta didik saat ini.
ADVERTISEMENT
Teknologi di era digital sangat penting untuk menjembatani dan mengatasi tantangan-tantangan yang ada di dunia pendidikan. Yang tak kalah penting adalah persoalan krisis kertas yang saat ini dialami oleh sekolah dan lingkungan pendidikan bisa diatasi dengan memadukan pendidikan dengan teknologi. Kampanye perubahan iklim, isu lingkungan dan juga sampah dari lembaga pendidikan terutama dari kertas bisa dikurangi dengan meminimalisir penggunaan kertas.
Produksi dan Inovasi
Platform Merdeka Mengajar yang saat ini telah digunakan dan diluncurkan oleh Kemendikbudristek harus memacu pertumbuhan produksi konten digital di dunia pendidikan. Guru harus memanfaatkan platform "Merdeka Mengajar" sebagai medium dan jembatan untuk memproduksi wacana, gagasan dan juga konten yang berbasis murid.
Sudah saatnya guru tidak monoton dan melek terhadap kemajuan teknologi. Guru tidak harus menjadi penceramah tunggal di kelas. Mereka bisa memproduksi konten yang segar dan meresap di hati murid. Murid yang haus akan konten bermutu, haus dengan petuah dan nasehat gurunya harus mendapatkan jawaban dari gurunya, bukan orang lain.
ADVERTISEMENT
Banyak platform digital seperti podcast, spotify, sampai dengan youtube yang mewadahi produksi pengetahuan yang sangat adaptif dan digemari peserta didik kita. Platform "Merdeka Mengajar" sampai saat ini telah digunakan lebih dari 1,6 juta guru dan menghasilkan 3.500 komunitas belajar, dan menghasilkan 55 ribu konten belajar mandiri.
Banyaknya produksi pengetahuan dan konten di platform "Merdeka Mengajar" harus memacu guru dan siswa untuk terus memproduksi pengetahuan yang bermanfaat, dan memiliki spektrum yang luas.
Proses belajar mengajar juga harus berkembang dan inovatif seiring dengan perkembangan teknologi saat ini. Jangan sampai metode atau pola evaluasi pendidikan hanya berbasis angka-angka dan rangking yang diskriminatif dan menyeragamkan pikiran peserta didik. Bila inovasi dan produksi pengetahuan harus merubah pola dan paradigma pendidikan yang kaku, kalkulatif dan hanya menekankan pada angka. Ia harus mampu mendorong pada paradigma pendidikan yang semakin inklusif, manusiawi dan modern.
ADVERTISEMENT