Konten dari Pengguna

Keluh Juru Parkir Surya Kencana Bogor, Penghasilan Menurun Selama Pandemi

Ari Husna Priatna
Seorang Mahasiswa Semester 4 Sekolah Vokasi IPB University Program Studi Komunikasi
10 Maret 2022 10:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ari Husna Priatna tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pak Anta (80), Seorang Petugas Juru Parkir di Surya Kencana Kota Bogor yang masih bersemangat dalam menjalankan pekerjaannya. (kumparan.com/Ari Husna Priatna)
zoom-in-whitePerbesar
Pak Anta (80), Seorang Petugas Juru Parkir di Surya Kencana Kota Bogor yang masih bersemangat dalam menjalankan pekerjaannya. (kumparan.com/Ari Husna Priatna)
ADVERTISEMENT
Fenomena juru parkir (Jukir) liar kerap menjadi permasalahan di sejumlah kota besar. Tentunya, diperlukan penanganan komperhensif untuk mengatasi masalah tersebut, agar masalah sumber daya manusia (SDM) bisa terakomodasi dan pendapatan daerah tetap terjamin. Sebagai petugas parkir resmi yang bekerja di Surya Kencana Kota Bogor, Pak Anta (80) memiliki kewajiban kepada Dinas Perhubungan. Kewajiban tersebut ialah wajib setor. Tradisi terkait wajib setor yang terjadi ialah berupa uang yang diserahkan kepada Dinas Perhubungan dimana dalam mendapatkan uang tersebut, pengumpulannya dipikul bersama-sama. Namun pada masa pandemi ini, kewajiban tersebut menjadi suatu keluhan seorang petugas parkir.
ADVERTISEMENT
Bekerja sebagai juru parkir tentu saja tidak hanya menikmati hak berupa pembayaran jasa, namun ada pula kewajiban yang harus para juru parkir ini lakukan. Kewajiban ini penulis ketahui dari wawancara yang penulis lakukan dengan informan. Berdasarkan wawancara dengan Pak Anta terkait konteks historis, penulis mengetahui bahwa Pak Anta memiliki kewajiban terkait pekerjaan yang ia lakukan ialah kewajiban untuk melakukan setor rutin kepada Dinas Perhubungan.
“Kadang naik kalo rame kadang sepi di hari-hari biasa, tiap harinya saya harus memotong pendapatan bersih saya dengan setoran rutin ke pihak Dishub” ucapnya.
Berdasarkan data yang diambil dari informan, adapun akumulasi tarif setoran pada setiap zona parkiran di Surya Kencana Kota Bogor ini menyesuaikan dengan Satuan ruang parkir (SRP) yang dimana menjadi tolak ukur dimensi efektif yang dibutuhkan oleh suatu kendaraan roda dua atau roda empat untuk meletakan kendaraan tersebut (pedoman parkir tahun 1998). Ukuran panjang dan lebar ruang parkir biasanya disesuaikan dengan ukuran kendaraan yang parkir. Adapun pembagian zona parkir terkait tarif setoran di Surya Kencana Kota Bogor: Untuk zona sektor 1 kilometer sekitar Pasar dipatok harga 25 ribu per hari; Untuk zona sektor Ruko dan Toko itu dipatok harga 15 ribu per hari.
ADVERTISEMENT
Akumulasi tertinggi untuk motor hari minggu dan senin tertinggi pada jam 12.30 – 12.45 hal ini disebabkan aktivitas pasar yang sedang rame rame nya pada jam tersebut selain pasar suryakencana juga identik dengan wisata kuliner nya maka dari itu pada jam tersebut selain aktifitas pasarnya masuk juga pada jam makan siang. Akumulasi untuk kendaraan mobil hari minggu dan hari senin pada jam 08.45 – 10.30 jam ini terjadi akibat toko-toko barang dan jasa melakukan buka toko, selain buka toko pada jam tersebut dilakukan nya penurunan barang-barang toko.
Ia berharap pandemi virus corona atau Covid-19 segera berakhir dan kondisi tubuhnya selalu bugar agar pendapatan dari hasil kerjanya bisa kembali seperti biasanya. Mengingat kawasan tersebut sebagai pusat kuliner yang kerap ramai dikunjungi warga lokal maupun wisatawan luar kota. Pak Anta biasa membawa pulang uang 50 ribu rupiah bersih setelah dipotong biaya setoran. Namun di masa pandemi ini beliau terkadang hanya mengantongi uang 30 ribu rupiah.
ADVERTISEMENT
Usia tak menghalangi Pria Lansia berusia 80 tahun untuk tetap bekerja. Ia masih semangat meskipun harus menjalani pekerjaan menjadi Juru Parkir selama seminggu penuh. Ketika sudah memasuki usia lanjut, biasanya tenaga akan jauh menurun. Kebanyakan orang tua lanjut usia biasanya akan menghabiskan waktu untuk beristirahat di rumah. Tapi ada beberapa lansia seperti Pak Anta yang justru masih semangat bekerja. Para lansia pada umumnya punya beragam alasan mengapa mereka masih bekerja. Misalnya karena alasan ekonomi, mencari kegiatan ataupun karena hobi.
Berdasarkan dari berita di atas dapat disimpulkan bahwa adanya COVID-19 ini memang sangat mempengaruhi perekonomian yang ada di Indonesia khususnya di daerah Surya Kencana, Kota Bogor. Penurunan jumlah pendapatan dari retribusi parkir di tepi jalan umum tersebut tentunya adalah dampak dari kebijakan pemerintah yang membatasi kegiatan di luar rumah. Realisasi penerimaan retribusi parkir di tepi jalan umum di Surya Kencana yang dikelola oleh Dinas Perhubungan belum mencapai target, padahal potensi yang seharusnya didapat sangatlah besar.
ADVERTISEMENT
Penetapan tarif retribusi parkir di tepi jalan umum tercantum dalam peraturan daerah, seharusnya dapat dipedomani oleh masyarakat sebagai pengguna jasa dan juga juru parkir. Namun hasil observasi di lapangan dan juga dirasakan oleh penulis bahwa pemberian tarif retribusi parkir di tepi jalan umum Surya Kencana tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan, untuk satu kali parkir saja biasanya pengguna jasa layanan parkir bisa mengeluarkan uang sebesar Rp2.000 untuk kendaraan roda 2 dan Rp.5.000 untuk kendaraan roda 4. Hal ini merupakan kebiasaan masyarakat yang merasa iba, simpati dan bahkan sebagai apresiasi masyarakat atas pemberian pelayanan parkir yang dianggap aman dan ramah.
Mengingat wilayah parkir di tepi jalan umum di wilayah Surya Kencana terbagi dalam beberapa zona, maka hendaknya pihak Dinas Perhubungan Kota Bogor lebih fokus dalam hal pengawasan, pengendalian dan pembinaan agar pelaksanaan pemungutan retribusi parkir dapat terlaksana dengan baik dan tertib.
ADVERTISEMENT