Konten dari Pengguna

Mengapa Anak Malas Belajar? Pandangan Psikoanalis dan Cara Mengatasinya

Arina Shulha
Mahasiswi di STITMA Yogyakarta
16 Juli 2024 7:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arina Shulha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
foto Ilustrasi anak malas belajar https://unsplash.com/photos/united-states-circa-1960s-unhappy-young-woman-slumped-across-desk-over-papers-grasping-some-in-hand-dLPE_veVxZY
zoom-in-whitePerbesar
foto Ilustrasi anak malas belajar https://unsplash.com/photos/united-states-circa-1960s-unhappy-young-woman-slumped-across-desk-over-papers-grasping-some-in-hand-dLPE_veVxZY
ADVERTISEMENT
1. Konflik Bawah Sadar
Menurut psikoanalisis, perilaku malas belajar bisa dipicu oleh konflik yang terjadi di bawah sadar. Anak mungkin merasa cemas atau takut akan kegagalan dalam proses pembelajaran, sehingga mereka menghindari belajar sebagai mekanisme pertahanan. Bantu anak mengenali dan mengungkapkan perasaan cemas atau takut dengan baik. Ciptakan lingkungan yang mendukung dan aman untuk belajar. Berikan pujian dan penghargaan atas usaha mereka, bukan hanya hasilnya.
ADVERTISEMENT
2. Kurangnya Keterkaitan Emosional dengan Materi Pelajaran
Anak mungkin merasa tidak terhubung secara emosional dengan materi pelajaran, yang membuat mereka kehilangan minat. Psikoanalisis menekankan pentingnya keterkaitan emosional dalam proses belajar. Gunakan metode pengajaran yang lebih kreatif dan relevan dengan kehidupan anak. Hubungkan materi pelajaran dengan minat dan hobi anak. Libatkan anak dalam pembelajaran aktif melalui diskusi dan proyek. gabungkan materi pembelajaran dengan permainan yang asyik.
3. Ketidakseimbangan dalam Keseimbangan Hidup
Kemalasan belajar bisa muncul ketika anak merasa terlalu terbebani atau tidak punya cukup waktu untuk bermain dan bersantai, atau merasa bosan dan jenuh. Psikoanalisis mengakui pentingnya keseimbangan antara belajar dan aktivitas lain. Buat jadwal yang seimbang antara belajar, bermain, dan istirahat. Ajarkan anak keterampilan manajemen waktu yang baik. Pastikan anak memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat dan melakukan aktivitas yang mereka nikmati.
ADVERTISEMENT
4. Pengaruh Lingkungan dan Dinamika Keluarga
Lingkungan keluarga dan dinamika interpersonal di rumah bisa sangat mempengaruhi perilaku belajar anak. Konflik keluarga atau kurangnya dukungan emosional bisa membuat anak kehilangan motivasi untuk belajar. Ciptakan lingkungan rumah yang stabil dan mendukung. Dorong komunikasi terbuka antara anggota keluarga. Libatkan orang tua dalam mendukung proses belajar anak.
Kesimpulan
Kemalasan belajar pada anak sering kali disebabkan oleh berbagai faktor psikologis yang mendalam. Dengan memahami akar dari perilaku ini melalui lensa psikoanalisis, guru dan orang tua bisa mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk memotivasi anak. Melalui pendekatan yang empatik dan mendukung, anak dapat dibantu untuk mengembangkan sikap positif terhadap belajar dan mencapai potensi penuh mereka.
---
ADVERTISEMENT
Pendekatan ini menawarkan wawasan baru dalam memahami dan menangani kemalasan belajar pada anak, membantu menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi perkembangan mereka.
Arina Shulha Diynina, Mahasiswi PAI STITMA Yogyakarta.