Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Belajar Melalui Mengajari? Yuk Berkenalan Dengan Teknik Feynman!
7 Desember 2024 13:57 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Arini Ghina Zauhara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ungkapan ini pasti sudah tidak asing lagi didengar di dalam dunia akademik. Ungkapan yang umumnya dilontarkan oleh para pengajar, seperti guru atau dosen. Ungkapan yang terdengar cukup aneh bin ajaib bagi sebagian kalangan pelajar sehingga berpotensi melahirkan kontroversi. Dengan kemungkinan potensi kontroversi yang tidak jauh dari pertanyaan seputar peran pengajar yang sebenarnya, yaitu ‘’Apa fungsi pengajar jika mereka malah menyuruh kami para pelajar untuk mengajari? Bukannya itu tugas utama seorang pengajar?’’
Pertanyaan tersebut nyatanya bisa menjadi tolak ukur para pengajar dalam menilai kesiapan siswa-nya dalam belajar. Hal ini dikarenakan belajar tidak hanya tentang duduk diam, mendengarkan, lalu mencatat. Konsep belajar memiliki esensi yang jauh lebih signifikan, yakni untuk memahami. Melalui ungkapan ‘’Bagi yang sudah paham, bisa ajarin temannya yang masih belum paham.’’pengajar berusaha mengajak siswa-nya untuk memperkuat pemahaman mereka terkait materi pembelajaran dengan cara mengajarkannya ke temannya. Jika mereka masih belum mampu untuk menjelaskan materi yang telah dipaparkan dengan jelas, bisa dipastikan bahwa mereka belum seratus persen memahami inti materi pembelajaran. Teknik yang digunakan pengajar ini disebut sebagai Teknik Feynman.
ADVERTISEMENT
Apa Itu Teknik Feynman?
Kutipan di atas menjadi dasar untuk memahami lebih lanjut terkait apa itu Teknik Feynman. Jika ingin mengukur seberapa jauh pemahaman kalian terkait suatu materi, cobalah untuk menjelaskannya kepada orang lain dengan bahasa yang mudah dipahami. Teknik tersebut telah lama diperkenalkan oleh Richard Feynman sejak tahun 1960-an sehingga dinamakan sebagai Teknik Feynman. Feynman telah lama menggunakan teknik pendekatan ini sepanjang karirnya dan menyebarluaskan teknik ini secara tidak langsung melalui bukunya, yakni ‘’Surely You’re Joking, Mr. Feynman!’’
Teknik ini kemudian diterima oleh sebagian besar masyarakat karena efektif diaplikasikan dalam semua level pembelajaran, selain itu teknik ini berhasil dibuktikan oleh Feynman sendiri. Melalui teknik ini, Feynman mampu menjelaskan konsep-konsep yang dinilai kompleks seperti relativitas dan mekanika kuantum dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Dengan kemampuannya tersebut, Feynman diberikan gelar sebagai ‘’The Great Explainer’’
ADVERTISEMENT
The Golden Rules : Tahapan-tahapan dalam Teknik Feynman
Melalui Zach Highley 2022, dalam videonya yang berjudul ‘’My Biggest Mistake: The Feynman Technique’’, penulis berhasil merangkum tahapan-tahapan dasar dari Teknik Feynman :
1. Identifikasi dan Pahami Topik: Apa yang ingin saya pelajari?
Bacalah bab yang ingin dipelajari dan highlight setiap topik atau bagian yang rumit untuk dipahami. Tonton beberapa video yang membahas topik tersebut, pastikan kalian memahami konsep-konsep yang rumit terlebih dahulu. Teruslah bereksplorasi dan lengkapi data-data sesuai dengan konsep topik tersebut.
2. Active Re-Call: Menjelaskan untuk memahami
Active re-call adalah teknik belajar yang berfokus pada usaha aktif untuk mengingat dan memahami sebuah informasi tanpa melihat catatan atau sumber pembelajaran, seperti buku. Teknik ini berfungsi untuk memperkuat jalur memori di otak sehingga menghasilkan ingatan jangka panjang. Salah satu contoh dari teknik ini adalah menjelaskan topik yang telah dipelajari, kalian dapat berlatih menjelaskan topik yang telah dipelajari kepada benda mati seperti lampu atau meja, hingga makhluk hidup seperti anak kecil atau binatang. Dengan berlatih menjelaskan, kalian akan fokus menemukan penjelasan yang sederhana untuk memahami topik tersebut sehingga otak terlibat secara aktif dalam memproses dan menyimpan informasi jangka panjang. Teknik Active re-call ini dapat dilengkapi dengan penggunaan flashcards untuk menguji pemahaman berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
3. Kesulitan dalam Menjelaskan? Pahami dan pelajari lagi
Jika kalian masih merasa kesulitan saat menjelaskan, itu menandakan bahwa kalian belum sepenuhnya memahami topik tersebut. Temukan sub-topik yang masih kurang dipahami dan buat pertanyaan-pertanyaan yang berpotensi muncul. Jangan berhenti melontarkan pertanyaan sampai kalian menemukan jawaban yang mampu mengisi celah ketidakpahaman kalian. Kemudian, pelajari kembali jawaban-jawaban yang kalian dapatkan.
4. Sederhanakan dan Analogikan: Hindari bahasa kompleks, mulai rangkai dengan bahasa yang kalian pahami
Pastikan data-data yang telah kalian kumpulkan sesuai dengan konsep topik yang ingin dipelajari. Data-data tersebut pasti akan memuat beberapa kalimat dengan bahasa yang kompleks. Jika kalian benar-benar paham dengan konsep topik yang ingin dipelajari, bahasa yang kompleks tersebut bisa kalian sederhanakan dan rangkai menjadi bahasa yang kalian pahami. Kalian juga dapat menciptakan sebuah analogi berdasarkan hal-hal yang kalian ketahui, seperti konsep bigbang dapat kalian analogikan menjadi ledakan kembang api yang besar. Kemampuan tersebut akan mendukung kalian dalam melakukan teknik active re-call atau latihan mengingat. Penggunaan bahasa yang sederhana dan analogi untuk menjelaskan topik juga mampu mengukur pemahaman kalian terhadap topik tersebut.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Teknik Feynman merupakan teknik belajar yang bekerja secara efektif untuk mempertahankan daya ingat jangka panjang. Dipopulerkan oleh Richard Feynman, seorang fisikawan yang juga berprofesi sebagai guru di California Institute of Technology (Caltech), teknik ini memberikan cukup banyak kontribusi dalam dunia pendidikan karena dapat membantu berbagai pengajar menyampaikan konsep yang rumit menjadi konsep yang jauh lebih sederhana. Penjelasan yang semakin sederhana berdampak kepada pemahaman siswa yang semakin meningkat. Namun, teknik ini juga membutuhkan waktu yang cukup lama, terutama dalam mempelajari konsep yang kompleks. Selain itu, teknik ini mengandalkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki seseorang. Jika kalian belum mempelajari pengetahuan atau belum pernah mengalaminya, maka akan sulit untuk memahaminya tanpa materi pendukung.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka
Zach Highley. (2022, 24 Juni). My Biggest Studying Mistake - The Feynman Technique [Video]. YouTube. https://youtu.be/IDB_3S1ezsc?si=6D1d9yzsXNoyJn2B
Thomas Frank (2017, 8 Februari). How To Learn Faster with The Feynman Technique [Video]. YouTube. https://youtu.be/_f-qkGJBPts?si=LZTijNzSf5aWxMyU