1 Tahun KaryaKarsa: Sudah Ada Kreator Yang Penghasilannya 30 Juta Per Bulan

Ario Tamat
Failed Musician, Reformed Gadget Freak and Eating Extraordinaire. Previously Wooz.in and Ohdio.FM, now working on karyakarsa.com
Konten dari Pengguna
15 Oktober 2020 8:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ario Tamat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pertemuan Kawan Karya #1 di bulan September 2019, tempat KaryaKarsa mengadakan pertemuan kreator pertama kali.
zoom-in-whitePerbesar
Pertemuan Kawan Karya #1 di bulan September 2019, tempat KaryaKarsa mengadakan pertemuan kreator pertama kali.
ADVERTISEMENT
Menjadi kreator di Indonesia itu tidak mudah. Meski kita tinggal di negeri penuh inspirasi dan cerita, menjadikan berkarya sebagai mata pencaharian bagi kebanyakan orang masih menjadi mimpi atau pekerjaan sampingan. Sedangkan bagi kreator yang beruntung bisa merilis karya, mau tidak mau harus terlibat dalam ekosistem pemasaran dan distribusi “cara lama”. Dan karena ekosistem ini melibatkan banyak pihak, mau tidak mau juga harus menghidupi setiap orang dalam mata rantainya. Alhasil, hasil jerih payah sang kreator hanya sepersekian dari harga yang dibayar oleh pembeli.
ADVERTISEMENT
Itu pun kalau karyanya dibeli. Sebab bila mediumnya adalah internet, penikmat karya seolah masih berpegang pada prinsip bahwa semua yang tersedia di internet itu harusnya gratis, karena sudah bayar kuota.
Pilihan lain supaya kreator mendapat penghasilan adalah melalui sponsor atau brand endorsement. Meskipun cara ini sah-sah saja, sayangnya ada kesenjangan akses dan relevansi. Tidak semua kreator memiliki akses untuk dapat menikmati kucuran uang dari sponsor, dan kalaupun iya, tidak semua kreator akan memiliki relevansi atau kecocokan dengan target market yang dimiliki oleh sponsor. Belum lagi, persoalan mencari sponsor ini menjadi perlombaan tersendiri antara kreator untuk menggemukkan jumlah followers di media sosial. Dalam beberapa kasus berakibat pada pengerucutan jenis konten yang tersedia untuk masyarakat. Ini terjadi tidak saja pada media sosial, tapi juga pada berbagai aplikasi novel atau komik, yang demi kelancaran bisnis juga mengutamakan pada jenis-jenis cerita atau tema tertentu.
ADVERTISEMENT
Tidak ada yang salah dengan kondisi seperti ini, hanya saja dengan sumber inspirasi dan cerita sekaya Indonesia, tentunya masih ada lagi yang bisa dilakukan untuk memperluas pilihan bagi kreator maupun penikmat karyanya.
Terbatasnya pilihan karya ini juga terasa pada yang berwujud fisik - bukan pada ragam produk, namun akses. Karena di Indonesia, hanya ada 300an toko buku, dan 1500an layar bioskop, yang harus melayani penduduk sebesar 270 juta orang. Bagi rakyat Indonesia yang sudah dapat menikmati internet, keterbatasan tersebut membuat konsumsi karya beralih menggunakan komputer, ponsel maupun gawai lainnya.
Lantas apa yang bisa kita lakukan untuk menaikkan ragam pilihan konten bagi rakyat Indonesia, sekaligus memberikan pilihan dan memperkuat kesejahteraan dari kreator-kreator yang tersebar di seluruh Indonesia?
ADVERTISEMENT
KaryaKarsa memberi kesempatan bagi kreator untuk mendirikan “panggung” sendiri, menentukan “harga tiket” masuk, lalu mengatur sendiri karya yang ditawarkan. Ini memberikan keleluasaan kreator untuk mengembangkan diri mereka sebagai wirausahawan kreatif semenjak pertama kali berkarya, ketimbang harus menunggu berbagai batasan seperti jumlah followers minimum.
Karena fokus KaryaKarsa adalah menjadi tempat kreator untuk menjual karya dan kegiatan kreatif, tidak ada (setidaknya, belum) ada arahan khusus soal karya dan kreator apa saja yang memiliki daya tarik lebih untuk konten atau segmen penikmat karya tertentu. Fokus kami pada pemberdayaan kreator melakukan transaksi, sehingga semakin banyak kreator yang berkarya dan berpenghasilan. Kami pun dapat terus berkembang karena kreatornya bisa hidup dari karya dan penikmat karyanya secara langsung.
ADVERTISEMENT
Hal ini membuka dua kemungkinan yang unik. Pertama, kita dapat menguji potensi pasar sebuah karya dengan tolak ukur yang jelas; yaitu pembelian. Kreator dan karya yang melakukan alih media dari komik maupun video online ke dalam wujud lain - misalnya film - seringkali tidak mencapai target, karena penikmat karya gratis belum tentu berubah menjadi peladen berbayar. Dari skala kecil, KaryaKarsa dapat digunakan untuk membangun potensi peladen berbayar. Dan tentunya dapat berkembang terus, terlepas dari melakukan alih media atau tidak.
Kemungkinan yang kedua - seorang kreator tidak harus mengejar jutaan followers dan views untuk mendapat penghasilan - yang penting karyanya dibeli secara langsung oleh followers dalam jumlah yang cukup. Selain menyediakan alternatif pemasukan yang cukup efektif untuk kreator (dan pengelola HKI), ragam karya yang tersedia ke publik juga makin tinggi karena proses dan langkah menjadi kreator semakin mudah. Kesempatan mendapatkan penghidupan sebagai kreator semakin terbuka, dan tidak hanya tergantung pada angka followers atau views.
ADVERTISEMENT
Lalu, pertanyaannya, apakah memang kreator bisa mendapatkan penghasilan layak dengan menyajikan karya berbayar di KaryaKarsa? Dan apa yang perlu dilakukan oleh seorang kreator supaya setidaknya dapat menghidupi kegiatan berkaryanya?
Kita akan melihat beberapa contoh grafik pertumbuhan yang dialami oleh beberapa kreator yang sudah berkarya di KaryaKarsa.
Seorang penulis yang sebelumnya sudah berkarya di Wattpad, melalui proses 7 bulan, kini sudah berhasil mendapatkan penghasilan di atas 30 juta per bulan. Penulis lain dengan tema romansa, dan sebelumnya sudah menulis di Mangatoon, kini sudah menikmati penghasilan rata-rata 5 juta per bulan sejak memulai di KaryaKarsa 4 bulan lalu. Kedua penulis ini berhasil mengkonversikan sebagian basis pembacanya dari pembaca gratis, menjadi pembaca berbayar, karena kekuatan karyanya.
ADVERTISEMENT
Nah, bagaimana caranya kreator bisa dapat penghasilan jutaan per bulan? Kebetulan ini yang akan jadi topik sesinya KaryaKarsa di Indonesia International Licensing Show, di Creators Corner, 20 Oktober 2020. Silakan disimak paparan selanjutnya di sana, dan langsung bertanya-tanya ke gue ya!