Sosok Brian Epstein dan Bubarnya The Beatles

Ariq Aden
Saya adalah mahasiswa Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran yang masih belajar dalam hal menulis.
Konten dari Pengguna
10 Mei 2021 21:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ariq Aden tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi oleh Ariq Aden
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi oleh Ariq Aden
ADVERTISEMENT
Sudah lebih dari setengah abad sejak single pertama The Beatles yang bertajuk “Love Me Do” di jual di seluruh toko musik Inggris. Hingga sekarang musik The Beatles masih sering didengar oleh kalangan orang tua hingga remaja.
ADVERTISEMENT
Kesuksesan dari The Beatles menjadi pembangkit roh musik di era modern, banyak band-band terkenal seperti Led Zeppelin, Oasis, Radiohead, dan Coldplay terinspirasi dari band asal inggris tersebut.
Namun banyak orang yang tidak tahu bahwa kesuksesan The Beatles bukan hanya dari empat personel mereka John Lennon, Paul McCartney, George Harrison, dan Ringo Starr melainkan sosok manajer mereka yaitu Brian Epstein.
Brian Epstein masih bekerja sebagai pengelola piringan hitam di toko musik milik keluarganya di Liverpool saat ia pertama kali melihat The Beatles tampil di sebuah klub bernama Cavern pada November 1961.
Epstein terpukau dengan penampilan The Beatles lalu menjadi manajer mereka pada tahun januari 1962. Epstein sering menawarkan rekaman demo The Beatles ke studio-studio rekaman di seluruh inggris namun sering kali ditolak.
ADVERTISEMENT
Akhirnya rekaman demo The Beatles diterima oleh salah satu anak perusahaan EMI Records yaitu Parlophone Records.
Kepandaian Epstein dalam memperkenalkan The Beatles hingga mengelola keuangan mereka, membuat band asal inggris tersebut mampu meraih popularitasnya.
Epstein juga bertanggung jawab atas tampilan personel The Beatles yang ikonik yaitu memakai jas dan dasi. Seiring berjalannya waktu, sering kali terjadi konflik antar personel The Beatles, namun hal tersebut dapat terselesaikan karena adanya sosok Brian Epstein yang dapat memediasi mereka. Epstein sering kali dijuluki “the fifth beatles” karena kontribusinya yang sangat besar pada The Beatles.
Kematian Brian Epstein dan bubarnya The Beatles
Brian Epstein meninggal pada 27 Agustus 1967 karena terlalu banyak mengonsumsi obat-obatan penenang. Kematiannya membuahi kekosongan pada The Beatles terutama pada John Lennon karena keduanya diketahui memiliki hubungan yang dekat. Setelah kematiannya, The Beatles mulai goyah.
ADVERTISEMENT
Permasalahan pertama terjadi saat Paul McCartney mencoba untuk mengambil alih kendali, Paul menggagaskan beberapa proyek untuk keberlangsungan band ini seperti penggarapan film “Magical Mystery Tour” dan “Let It Be”.
Dominasi yang dimiliki Paul membuat ketiga personel lainnya risih. Lennon tidak setuju dengan beberapa proyek milik Paul, hal tersebut dibuktikan saat Lennon melanggar aturan awal The Beatles yaitu membawa Yoko Ono saat proses rekaman lagu, padahal aturan tersebut sudah dibuat sejak awal yaitu dilarang membawa pacar atau istri saat proses rekaman.
Hadirnya Yoko membuat personel lainnya risih, di mana Yoko selalu ada di sebelah Lennon, ditambah Yoko juga sering memberikan komentar dan memberikan masukan atas lagu yang sedang dibuat.
ADVERTISEMENT
Permasalahan tidak hanya sampai situ, munculnya George Harrison sebagai penulis lagu The Beatles juga menyebabkan ketidaknyamanan beberapa personel. Walaupun lagu yang diciptakan George dapat dibilang sukses, namun hal tersebut membuat risih karena yang bertugas untuk menulis lagu adalah Lennon dan Paul, sedangkan George dan Ringo menjadi pendukung.
Meski beberapa pihak mengagumi dan mengakui lagu-lagu George, namun ide-ide George sering kali ditolak oleh Lennon dan Paul, hal tersebut menyebabkan George frustasi dan merasa terasingkan di band ini.
Namun ide-ide George tidak terbengkalai, George bekerja sama dengan pianis klasik John Barham dan musisi klasik india seperti Aashish Khan, Shivkumar Sharma, Shankar Ghosh, dan Mahapurush Mirsa untuk membuat album “Wonderwall Music” yang nantinya menjadi soundtrack film “Wonderwall”. George menjadi personel The Beatles pertama yang mengeluarkan album solo.
ADVERTISEMENT
Setelah merilis album “Sgt. Pepper Lonely Hearts Club Band” pada November 1966, perbedaan selera musik antar personel mulai terlihat. Paul yang mempertahankan minatnya pada musik pop, George pada aliran musik indinya, sementara Lennon beralih pada musik eksperimental.
Hal tersebut membuahkan kesulitan untuk kolaborasi antar personel karena ego masing-masing yang sangat besar. Akhirnya Paul kembali menjadi inisiator dalam proyek artistik The Beatles, yang mana membuat keadaan bukannya membaik malah menambahkan perdebatan yang pada akhirnya merusak kesatuan band.
Lennon dan Paul seringkali berdebat, pada satu kesempatan Lennon sempat menghina lagu yang diciptakan oleh Paul yang bertajuk “Martha My Dear” dan “Honey Pie”. Sebaliknya, Paul juga mencela lagu-lagu eksperimental Lennon.
Karena terlalu banyak permasalahan, akhirnya band asal Inggris ini pun bubar pada tahun 1970. Bahkan pembubaran band tersebut menuai konflik lainnya, yaitu Paul mendahului Lennon dalam menyatakan bubarnya band.
ADVERTISEMENT
Lennon bersama dengan Ringo dan George melawan Paul di pengadilan dalam proses pembubaran band ini. perseteruan antar Lennon dan Paul terus berlanjut setelah bubarnya The Beatles. (AA)