Dampak Pandemi Covid 19 Terhadap Dunia Pendidikan

Fikri Ariq Sopyan
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
14 Desember 2022 11:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fikri Ariq Sopyan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pembelajaran Jarak Jauh, Sumber: www.pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pembelajaran Jarak Jauh, Sumber: www.pexels.com
ADVERTISEMENT
Virus Covid 19 atau yang lebih dikenal dengan virus corona ditemukan pada tahun 2019. Mengutip dari ALODOKTER, penyakit Corona virus 2019 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut corona virus 2 (SARS-CoV-2). Virus corona mulai masuk ke Indonesia pada bulan Maret tahun 2020 dan kemudian pemerintah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Masyarakat juga dihimbau untuk melakukan social distancing. social distancing adalah menjaga jarak fisik antara di antara orang-orang untuk menghindari penyebaran penyakit, terutama di area-area publik.
ADVERTISEMENT
Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) bertujuan untuk mencegah penyebaran virus corona dengan cara membatasi mobilitas masyarakat. Hal ini dikarenakan virus corona bisa menyebar dengan sangat cepat. Pemerintah membatasi kegiatan masyarakat seperti aktivitas di sekolah dan tempat kerja, kegiatan keagamaan, kegiatan di tempat atau fasilitas umum dan kegiatan sosial budaya.
Salah satu sektor yang terkena dampak pandemi adalah pendidikan. Kegiatan belajar mengajar yang tadinya dilakukan secara tatap muka, diubah menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Hal ini dilakukan demi mencegah penyebaran virus corona.
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh ini terkadang membingungkan siswa dan guru, karena terkadang guru menyampaikan materi pelajaran yang belum selesai, kemudian guru menggantinya dengan tugas lain. Dengan seperti ini bisa membuat frustasi bagi siswa karena tugas yang diberikan oleh guru menjadi lebih banyak.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa masalah yang dihadapi dengan sistem pembelajaran online ini. Pertama, adanya keterlambatan dalam mendapatkan informasi yang dapat mengakibatkan siswa terlambat dalam menyerahkan tugas. Kedua, sistem ini sulit digunakan karena menuntut guru untuk mengubah model dan metode pembelajaran mereka terus-menerus. Ketiga, pembelajaran daring menjadi tidak efektif karena sulit bagi pendidik untuk memantau perkembangan siswa.
Dampak selanjutnya dari kebijakan daring juga dirasakan oleh para orang tua siswa. Mulai dari biaya penyediaan fasilitas, seperti komputer atau handphone dan jaringan internet yang berupa paket kuota. Dengan demikian, maka secara otomatis beban pengeluaran keluarga pun akan bertambah. Kemudian hal ini memaksa orang tua untuk menghabiskan waktu membantu anak-anak mengerjakan tugas sehingga aktivitas sehari-hari ataupun pekerjaan akan terkena dampak.
ADVERTISEMENT
Di balik semua keluhan dan permasalahan tersebut, ternyata ada juga hikmah bagi dunia pendidikan di Indonesia. Contohnya, siswa dan guru dapat menggunakan teknologi untuk membantu mereka belajar lebih efektif dan tanpa mengurangi kualitas materi yang mereka gunakan. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai media online, seperti e-learning, aplikasi zoom, Google Classroom, YouTube, dan media sosial WhatsApp. Ini sangat membantu siswa dan guru menjadi lebih baik dalam menggunakan teknologi, dan meningkatkan kemampuan mereka untuk belajar dengan cara yang lebih efisien.