Sehabis UAS yang begitu melelahkan pikiran, kuputuskan untuk mencari hiburan dengan nongkrong di warung Ning Mun seperti biasa. Namun, saat tinggal sekelokan lagi sampai di depan warungnya, aku dibuat terkejut karena warung Ning Mun berubah menjadi hamparan ladang kosong dengan gundukan sampah daun kering yang sedang dikumpulkan oleh bapak-bapak bersarung dengan kaos kutang putih.
“Ya Allah Pak Bardi, ini warung Ning Mun ke mana? Apa udah jadi digusur?” tanyaku begitu panik.
Mendengar aku yang tiba-tiba mengganggu kekhidmatannya melakukan ibadah membakar sampah, Pak Bardi langsung menoleh dengan kaget sebagaimana Ashabul Kahfi waktu pertama kali melihat dunia di luar goa setelah bertahun-tahun tertidur di dalamnya.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814