Konten dari Pengguna

Menjelajahi Fase-Fase Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia

Ariska Avrillyani
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
27 Oktober 2024 9:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ariska Avrillyani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: ttps://www.pexels.com/photo/toddler-and-a-baby-1648389/
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: ttps://www.pexels.com/photo/toddler-and-a-baby-1648389/
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan dan perkembangan pada manusia bagai api dengan asap, karena tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Sudirjo dan Alif (2018) menyatakan bahwa pertumbuhan (growth) adalah peningkatan pada diri seseorang terkait ukuran. Peningkatan ini karena bentuk kesempurnaan bukan menambahkan bagian yang baru. Pertumbuhan meliputi penambahan ukuran kuantitatif, seperti berat, kekuatan, dan tinggi badan, yang dapat dikatakan sempurna jika adanya perubahan pada struktur jasmani. Sedangkan perkembangan (development) menurut Sudirjo dan Alif (2018) adalah kemampuan organ-organ tubuh menjadi bisa dikendalikan dan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Perkembangan bisa terjadi secara kuantitatif, meliputi perubahan yang bisa diukur, dan kualitatif menuju perubahan yang semakin baik. Berikut adalah fase-fase pertumbuhan dan perkembangan sejak di dalam kandungan sampai remaja, yaitu:
ADVERTISEMENT
1. Masa sebelum lahir (prenatal)
Masa prenatal adalah masa terbentuknya janin atau bayi manusia yang akan lahir ke dunia. Masa ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu periode telur atau zigot yang dimulai sejak pembuahan sampai akhir minggu kedua, periode embiro pada akhir minggu kedua sampai bulan kedua, dan yang terakhir periode janin atau fetus sampai bayi lahir.
2. Masa bayi baru lahir (new born)
Masa ini berhenti ketika bayi sudah menginjak umur 25 hari. Era new born tidak terjadi pertumbuhan atau perkembangan, karena bayi tersebut masih beradaptasi dengan lingkungan. Ada empat golongan bagaimana cara bayi yang baru lahir dapat beradaptasi, di antaranya beradaptasi dengan suhu, makanan atau ASI, bernafas, dan membuang kotoran.
ADVERTISEMENT
3. Masa bayi (babyhood)
Masa babyhood dimulai ketika usia 2 Minggu sampai 2 tahun, pada masa ini bayi membentuk perilaku, emosi, fisik, serta psikologisnya.
4. Masa kanak-kanak awal (early childhood)
Pada masa ini, anak-anak menjadi seorang pribadi yang kepo terhadap lingkungan sekitar yang menyebabkan beberapa anak menjadi sulit diatur. Namun, masa early childhood ini juga sedikit rawan, di antaranya menjadi sulit melakukan hiburan dan berpartisipasi aktif dalam permainan, terpaut terhadap peraturan, serta gagal dalam bergaul sebab kurangnya kontribusi bimbingan yang diberikan oleh orang tua.
5. Masa kanak-kanak akhir (later childhood)
Ketika anak berusia 6-12 tahun, dapat dikatakan sebagai masa kanak-kanak akhir. Ciri dari anak yang sedang melalui fase ini biasanya tidak perduli terhadap penampilan dan sedikit memberontak. Masa kanak-kanak akhir memiliki keinginan agar dapat diterima dengan baik terhadap suatu kelompok teman sebaya nya.
ADVERTISEMENT
6. Masa puber (puberty)
Masa puber merupakan masa akhir kanak-kanak dan masa awal menjadi remaja dengan usia 12 atau 13 tahun sampai 16 atau 17 tahun. Masa ini karena adanya perubahan hormon yang ditandai adanya perubahan besarnya tubuh, perubahan ciri-ciri seks primer, perubahan ciri-ciri sekunder, dan proporsi tubuh.
7. Masa remaja (adolescence)
Masa remaja dibagi menjadi tiga tahap menurut Konopka, yaitu masa remaja awal 12-15 tahun, remaja madya 15-18 tahun, dan yang terakhir masa remaja akhir 19-22 tahun. Masa remaja ditandai ketika matangnya organ-organ individu secara seksual sehingga mampu bereproduksi.