Menjahit Kembali Merah Putih

Ari Suriani
Dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
Konten dari Pengguna
15 Juni 2021 11:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ari Suriani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Seorang pengunjung memberi hormat ke bendera Merah Putih yang  dipasang di Poetoek Suko, Trawas, Mojokerto, Jawa Timur, Minggu (16/8/2020). Foto: Zabur Karuru/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pengunjung memberi hormat ke bendera Merah Putih yang dipasang di Poetoek Suko, Trawas, Mojokerto, Jawa Timur, Minggu (16/8/2020). Foto: Zabur Karuru/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Merah putih adalah rumah bersama bagi kemajemukan bangsa yang melahirkan sebuah negara bernama Indonesia. Merah putih bukanlah sembarang warna saja. Merah putih adalah warna legendaris yang menjadi saksi peradaban bangsa Indonesia. Merah putih juga merupakan jiwa raganya bangsa Indonesia. Simbol merahnya melambangkan darah yang lekat dengan perjuangan dan kegigihan dan simbol putihnya melambangkan tulang-belulang para pejuang kemerdekaan yang muak akan penjajahan.
ADVERTISEMENT
Merah putih juga merupakan identitas bangsa. Merah putih menjadi ciri khas yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai pembeda antara negara satu dengan negara lainnya.
Lambang merah putih sudah dikenal pada masa kerajaan di Indonesia yang kemudian dijadikan sebagai bendera negara. Hal ini tertuang dalam UUD tahun 1945 pasal 35 yang berbunyi “Bendera negara Indonesia ialah sang merah putih”. Bendera merah putih dijahit oleh jemari tangan Fatmawati dengan penuh ketekunan dan kesabaran.
Ada isakan tangis saat Fatmawati menjahit merah putih. Ada untaian harapan yang diselipkan oleh Fatmawati. Harapan itu adalah untuk selalu mengibarkan merah putih di ujung tiang tertinggi di bumi Indonesia. Akhirnya, untuk pertama kali bendera merah putih dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945 dan menjadi bukti sejarah bahwa merah putih adalah identitas bangsa dan berkibar di bumi Indonesia melalui tumpah darah pejuang bangsa.
Sumber: Domumentasi Pribadi
Lama berkibar, merah putih telah punya banyak cerita. Dari tahun ke tahun ceritanya tidak lagi sama. Bangsa Indonesia tidak lagi dihadapkan pada cerita cara berjuang untuk merebut kemerdekaan. Indonesia tidak lagi dihadapkan pada peliknya untuk terlepas dari penjajahan. Namun, bangsa Indonesia dihadapkan pada tantangan untuk mejahit kembali merah putih dan merajut kembali persatuan dan kesatuan yang mulai terkoyak.
ADVERTISEMENT
Hal ini dapat dilihat pada perseteruan yang ditampilkan oleh oknum-oknum politik yang melakukan kecurangan-kecurangan seperti melakukan tindakan korupsi. Seiring berjalannya waktu, NKRI yang bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum terkesan berganti menjadi memajukan kesejahteraan pribadi tanpa memedulikan nasib rakyat yang dizalimi. Tidak hanya itu saja, manusiapun ada yang semakin menggila. Ada kasus penganiayaan, pembunuhan, dan pelecehan seksual. Selain itu, beberapa kasus juga sulit dikuak.
Apabila diulik lagi, masih banyak cerita yang tidak kunjung usai. Namun itulah tantangan untuk cerita merah putih zaman sekarang. Merah putih mulai terkoyak dan Fatmawati kembali terisak.
Lantas bagaimana cara menghentikan isakan tangis Fatmawati? Salah satu caranya adalah dengan menjahit kembali merah putih. Siapakah yang bisa menjahit merah putih? Jawabannya adalah anak bangsa. Anak bangsa siapa? Anak bangsa itu adalah generasi pelurus yang menjadi ujung tombak penentu keberhasilan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Indonesia tidak tersusun berdasarkan batas peta saja, melainkan melalui gerakan dari barisan para pemuda. Mengutip dari pidato yang disampaikan oleh Bung Karno “Beri aku 10 pemuda, niscaya akan ku guncangkan dunia”. Hal ini bermakna bahwa anak bangsa adalah ujung tombak untuk kebangkitan suatu bangsa. Oleh karena itu, untuk memperkokoh kebangkitan bangsa Indonesia maka yang dibutuhkan adalah anak bangsa.
Sebagai anak bangsa, penting untuk peka dan menyadari kondisi yang terjadi pada negara kita. Negara kita adalah negara yang membutuhkan curahan keringat dan pengorbanan para pemuda, sehingga akan muncul semangat untuk menciptakan peradaban yang lebih baik dan membawa kemajuan bagi Indonesia.
Sumber: Dokumen Pribadi
Anak bangsa harus dipersatukan dan digerakkan oleh kegelisahan dan mimpi yang sama tentang Indonesia. Apabila anak bangsa sudah memiliki mindset yang sama, maka untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, adalah hal yang dapat diwujudkan secara nyata.
ADVERTISEMENT
Anak bangsa harus memahami makna merah putih dan memberikan kontribusinya untuk mengisi kemerdekaan. Kontribusi tersebut dapat berupa pemikiran dan juga karya. Melalui karya anak bangsa dapat bersaing di mata dunia untuk menonjolkan identitas bangsa. Oleh karena itu, untuk anak bangsa mari merealisasikan makna merah putih dengan cara berkarya dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila di dalam kehidupan sehari-hari.