Konten dari Pengguna

Permasalahan dan Isu Manajemen Atraksi wisata Telaga Ngebel Kabupaten Ponorogo

arjunaandreas
Mahasiswa Program Studi S1 Pariwisata Universitas Gadjah Mada
11 November 2024 17:58 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari arjunaandreas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Suasana Telaga Ngebel Ponrorogo (diambil langsung oleh penulis: https://drive.google.com/drive/folders/1-LT63TrCvPItILPYE6LR4RJzEfQM75AH)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Suasana Telaga Ngebel Ponrorogo (diambil langsung oleh penulis: https://drive.google.com/drive/folders/1-LT63TrCvPItILPYE6LR4RJzEfQM75AH)
ADVERTISEMENT
Wisata Telaga Ngebel merupakan salah satu andalan destinasi wisata alam yang ada di Kabupaten Ponorogo. Terletak pada jarak 30 kilometer dari pusat kota tepatnya di Dukuh Nglingi, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur. Namun, dengan adanya peningkatan jumlah pengunjung yang signifikan dari tahun ke tahun, apalagi setelah terjadinya Pandemi Covid-19, Telaga Ngebel menghadapi sebuah tantangan dalam upaya pengelolaan atraksi wisata yang berkelanjutan. Pengelolaan yang tidak optimal dapat menimbulkan berbagai macam dampak negatif  di masa yang akan mendatang. Oleh karena itu, penerapan manajemen atraksi efektif yang sesuai dengan tren saat ini sangat diperlukan untuk menjaga keberlanjutan dan daya tarik Telaga Ngebel sebagai destinasi wisata unggulan di Kabupaten Ponorogo. 
ADVERTISEMENT
Namun, permasalahan sampah di Telaga Ngebel masih terus menjadi momok yang tak berkesudahan. Banyaknya sampah yang menumpuk dan berserakan tentunya disebabkan karena pengelolaan sampah yang belum optimal, kurangnya pengadaan fasilitas tempat sampah sesuai jenisnya, di tambah kurangnya kepedulian masyarakat untuk merawat lingkungan menjadi masalah utama yang harus segera ditindaklanjuti oleh pengelola dan juga pemerintah. Maka sangat diperlukan adanya kebijakan atau program program yang harus dicanangkan dalam upaya memberikan kesadaran dan pemahaman yang lebih lanjut kepada masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dan kebersihan tempat wisata yang kita kunjungi.
Ilustrasi pemandangan Telaga Ngebel Ponorogo ketika sore hari (diambil langsung oleh penulis: https://drive.google.com/drive/folders/1-LT63TrCvPItILPYE6LR4RJzEfQM75AH)
Telaga Ngebel di Ponorogo menawarkan berbagai atraksi wisata menarik, termasuk air mancur menari dengan disertai lampu warna-warni yang memanfaatkan energi surya. Penggunaan energi terbarukan ini menunjukkan komitmen pemerintah terhadap keberlanjutan, meskipun penerapannya belum secara menyeluruh. Namun masalah sampah harus tetap menajdi fokus utama. Pemerintah bisa bekerja sama dengan pengelola dan masyarakat untuk menerapkan praktik-praktik ramah lingkungan, seperti menyediakan lebih banyak tempat sampah terpisah, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, dan mendorong UMKM lokal untuk mengolah sampah menjadi produk kreatif yang memiliki nilai ekonomi.
ADVERTISEMENT
Pasca pandemi Covid-19, Telaga Ngebel sempat mengalami penurunan jumlah pengunjung akibat kenaikan harga tiket hingga lima kali lipat. Namun, upaya pengembangan wisata, renovasi fasilitas, dan penambahan atraksi baru seperti Mloko Sewu, Ngambang Tirto Kencono, dan Ngebel Adventure Park berhasil menarik kembali minat wisatawan. Selain itu, pemerintah telah melakukan perbaikan akses jalan menuju Telaga Ngebel secara besar besaran, meskipun demikian kemacetan dan antrian panjang saat pembelian tiket masih menjadi kendala, terutama pada akhir pekan dan musim liburan. Maka dari itu pengelola dapat membuat inovasi penggunaan tiket online dan pengembangan aplikasi mobile yang menyediakan informasi mengenai peta, fasilitas, dan rute wisata untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung.
Partisipasi masyarakat lokal sangat penting dalam upaya pengembangan dan mengelola Telaga Ngebel sebagai destinasi wisata berkelanjutan. Dukungan bagi UMKM, pemilik hotel, dan penginapan setempat juga sangat dibutuhkan karena jika dikelola dengan baik dapat memperkuat ekonomi lokal serta meningkatkan daya tarik bagi wisatawan. Pelibatan pemuda dan karang taruna juga diperlukan. Mereka bisa bekerja sebagai pemandu wisata, dan pengelola kebersihan. Adanya pengembang atraksi budaya juga dapat memperkaya pengalaman wisata sekaligus membuka lapangan pekerjaan lain bagi warga sekitar. Kolaborasi dengan investor pun perlu ditingkatkan untuk mendanai pengembangan fasilitas dan promosi wisata yang berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Telaga Ngebel yang berada di kaki Gunung Wilis ini juga rentan terhadap bencana alam seperti tanah longsor dan banjir. Pemerintah telah menyediakan jalur evakuasi dan fasilitas keselamatan seperti pelampung dan perahu karet, namun jumlahnya belum sesuai dengan standarnya,  informasi mengenai jalur evakuasi dan peralatan keselamatan juga perlu ditingkatkan supaya memenuhi standar keselamatan yang ada. Melihat kondisi seperti ini pemerintah dapat bekerja sama dengan PMI atau BPBD untuk memberikan pelatihan kesiapsiagaan kepada petugas dan masyarakat, serta memasang tanda evakuasi yang lebih jelas dan alarm peringatan bencana untuk memastikan keselamatan pengunjung selalu terjaga.
Maka dari itu dengan adanya peningkatan pengelolaan, dukungan terhadap UMKM, pelibatan masyarakat setempat, serta perbaikan fasilitas dan kesiapsiagaan bencana, Telaga Ngebel dapat menjadi destinasi unggulan di Kabupaten Ponorogo yang tidak hanya menarik, tetapi juga ramah lingkungan dan berkelanjutan. Inovasi dan keterlibatan masyarakat akan memperkuat posisi Telaga Ngebel sebagai tujuan wisata yang memberikan dampak positif bagi kesejahteraan warga lokal serta pengalaman yang berkesan dan aman bagi para pengunjung.
ADVERTISEMENT