Konten dari Pengguna

Kasus Pemerkosaan Mahasiswa Universitas Jember, Korban Bungkam Hampir 2 Tahun

Arka Ardhyansah
Mahasiswa Program Studi Televisi dan Film, Universitas Jember. Podcaster #KataArka - Dengerin di Spotify, iTunes, Noice dan Roov.
27 Desember 2021 19:42 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arka Ardhyansah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi (Edi Wahyono/detikcom)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi (Edi Wahyono/detikcom)
ADVERTISEMENT
Jember, 27 Desember 2021 - Sedang marak berita yang mengangkat kasus pemerkosaan akhir-akhir ini dalam lingkup pendidikan membuat banyak korban akhirnya berani untuk menyuarakan kejadian yang menimpa mereka, termasuk JS (21) mantan Mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Jember pada 2019 lalu. Dalam unggahan thread Twitter suami korban, dijelaskan kejadian terjadi pada 12 April 2019, sore hari. Kala itu korban dihubungi pelaku via Whatsapp dan bertanya perihal Dosen X kepada korban, apakah pernah menyinggung nama korban di forum kelas angkatan pelaku.
ADVERTISEMENT
Setelah itu pelaku chat kembali dengan korban menanyakan perihal hari ini apa aktivitas korban, Korban menjawab bahwa hari ini ia akan membeli USB dan makanan, pelaku lalu menawarkan bantuan untuk mengantarkan. Korban setuju dan menganggap pelaku tidak lebih hanya mengantar karena relasi korban belum kenal dengan pelaku yang kebetulan kakak tingkat dan satu kelas.
Di Jalan Pelaku bertanya kepada Korban apakah ia merokok, minum alkohol dan sudah pernah melakukan apa saja dengan pacarnya. Pelaku bertanya perihal hal pribadi yang bersifat privasi dan tidak dijawab Korban, namun ia menjawab bahwa Korban tidak merokok apalagi minum. Mendengar jawaban Korban. Pelaku berkata bahwa Korban munafik.
Sampailah Pelaku dan Korban di toko tempat Korban membeli USB di sekitar Johar Plaza Jember, bersebelahan dengan Matahari Departemen Store. Usai membeli USB, Pelaku yang seharusnya mengantar korban untuk membeli makanan malah mengajak korban untuk open table, Korban menyetujui dengan catatan Pelaku tidak mengajaknya untuk minum alkohol, Korban berfikir Pelaku hanya butuh teman ngobrol.
ADVERTISEMENT
Namun ternyata, ajakan open table urung dilakukan, Pelaku mengajak korban menuju toko kecil sekitar Jl. Sumatera, Gladak Kembar, Jember. Pelaku membeli Anggur Merah (Amer) dan satu gelas air mineral, yang membuat Korban kebingungan dan meminta untuk diantar pulang saja. Namun Pelaku tidak mau memulangkan Korban dan memintanya untuk menemaninya minum.
Tak habis pikir Korban diajak Pelaku ke sebuah penginapan dekat Stasiun Jember yang membuat Korban panik dan ketakutan, Pelaku mengajak Korban untuk memasuki kamar yang berada di penginapan tersebut, kemudian Korban mencoba kabel USB yang telah ia beli dengan mengisi baterai hp nya karena hp Korban sudah mati total pada saat itu. Korban kemudian duduk dan mempersilahkan Pelaku untuk meminum Amer namun korban tidak mau mencoba sedikitpun. Korban lalu mengambil buku yang ia bawa yang berjudul “Dunia Anna” dan mulai membacanya.
ADVERTISEMENT
Pelaku meminum air mineral yang dibelinya tadi, kemudian menuangkan Amer ke botol bekas air mineral dan menawarkannya dengan sedikit memaksa kepada Korban namun Korban tetap tidak mau. Pelaku akhirnya menyerah dan meminum Amer sendirian, pada saat itu Pelaku hanya minum sedikit dan tidak ada indikasi bahwa Pelaku mabuk. Tiba-tiba Pelaku mengambil paksa buku yang sedang dibaca Korban dan kemudian mendorong Korban ke kasur. Korban bingung dan sangat panik, karena Pelaku sudah berada di atas tubuh Korban.
Ilustrasi perkosaan. (foto: Shutterstock)
Pelaku memegangi kedua tangan korban sambil mengancam “Jangan teriak ya!” Korban tak kuasa melawan Pelaku karena pada saat itu Korban dalam kondisi lemas karena belum makan. Pelaku yang berada di atas Korban berusaha mencium paksa bibir Korban namun Korban tidak mau dan tidak membalas. Kemudian Pelaku berusaha menggerayangi tubuh Korban dan Korban tetap berusaha melawan, Pelaku sempat berusaha melucuti Baju Korban namun Korban menolak, sehingga Baju Korban masih terpakai dan utuh. Hanya saja Korban memakai Rok, sehingga pelaku dapat melakukan tindakan bejatnya. Namun Korban tetap melawan sampai akhirnya pelaku menyerah dan mengurungkan perbuatannya.
Ilustrasi; Pasha Vorotilin
Usai kejadian tersebut, dengan kesal Pelaku mengajak Korban pulang dengan alasan akan menonton pertandingan Bola. Korban yang masih dalam keadaan syok berat dengan apa yang ia alami, mencoba tidak menangis dan menjawab ketus ajakan pulang pelaku ‘Yaudah ayo pulang’, dalam perjalanan Pelaku menawari Korban mencari makanan seperti rencana diawal tadi namun Korban menolak karena ingin pulang saja.
ADVERTISEMENT
Ketika sampai di depan kost Korban, Pelaku mengancam jika Korban menyebarkan kejadian sore hari itu. Pelaku tidak akan bertanggung jawab apabila terjadi hal yang tidak diinginkan kepada Korban dan mengancam bahwa Pelaku adalah anak dari salah satu orang penting. Ancaman ini yang membuat Korban bungkam dan tidak berani untuk menyuarakan kejadian yang ia alami.
Kejadian ini terjadi dan dilakukan oleh AR pada pertemuan pertama dengan JS (21) selain di dalam kelas, AR juga merupakan Mahasiswa Sastra Indonesia angkatan 2016 dan hingga cerita ini ditulis AR masih berstatus aktif sebagai Mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Jember. Pelaku hingga saat ini masih berkeliaran dan disinyalir ini bukan kali pertama Pelaku melakukan hal keji seperti ini, masih ada korban lain selain JS (21). Pelaku bahkan masih mengikuti kegiatan organisasinya dan berdalih seorang aktivis Anti Kekerasan Seksual dan belum lulus, dilihat dari PD Dikti, AR pada tahun ini masih mengambil mata kuliah dengan beban 6 Sks, lebih kecil daripada beban yang harus dirasakan Korban selama ini.
ADVERTISEMENT