Konten dari Pengguna

[Surat Terbuka] Untuk Dosen, Guru, & Tenaga Pendidikan Indonesia.

Arka Ardhyansah
Mahasiswa Program Studi Televisi dan Film, Universitas Jember. Podcaster #KataArka - Dengerin di Spotify, iTunes, Noice dan Roov.
27 April 2020 13:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arka Ardhyansah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Tenaga Pendidik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tenaga Pendidik
Selamat Pagi/Siang/Malam.
ADVERTISEMENT
Kepada Dosen, Guru & Tenaga Pendidikan Indonesia.
Apa kabarnya Pak/Bu? Semoga sehat selalu ditengah pandemi yang belum kunjung berakhir ini, ijinkan saya untuk menyapa Bapak/Ibu sekalian dimanapun Bapak/Ibu berada ketika membaca surat saya ini.
Pertama, saya hanya ingin menyampaikan bahwa saya harap Bapak/Ibu mengerti dan paham bahwa tidak semua apa yang saya bicarakan setelah ini mencerminkan pendidikan yang ada di Indonesia ataupun keseluruhan tenaga pendidikan. Hanya saja beberapa oknum masih kerap kali menjalankan hal yang merepotkan bagi murid, mahasiswa, wali murid ataupun bagi dirinya sendiri. Maafkan apabila opini saya salah, ataupun terjadi ketidaktepatan dalam tulisan saya ini.
Pak/Bu sebagai seorang tenaga pendidik. Bapak dan Ibu apakah bisa mulai dari sekarang ketika ditengah pandemi ini paling tidak sebagai seorang sosok yang paling kami hormati untuk menjadi seorang Pengajar bukang Penghajar.
ADVERTISEMENT
Kenapa saya sebut demikian, jangan salah penalaran dulu Pak/Bu. Saya tidak bermaksud menyakiti hati Bapak/Ibu sekalian, maksud saya adalah ditengah pandemi yang tak kunjung berakhir ini tugas yang Bapak/Ibu berikan hanya menambah beban ketika tugas tersebut tidak disertai penjelasan ataupun materi yang menyertai sebelumnya. Boleh dan sangat bagus Bapak/Ibu memberikan tugas sebagai acuan sampai mana murid Bapak/Ibu Guru sekalian menangkap materi yang diajarkan. Sangat boleh dan membantu bagi Bapak/Ibu Dosen memberikan tugas kepada mahasiswa untuk mengukur keaktifan dan bagaimana perkuliahan berlangsung selama pandemi ini.
Tapi Pak/Bu ada satu yang luput dari penglihatan Bapak/Ibu sekalian, mungkin bukan semua tapi beberapa. Bahwa Bapak/Ibu tidak mengetahui keadaan tiap peserta didik Bapak/Ibu di rumah sekarang, bagaimana kondisi mental mereka, bagaimana kondisi kesehatan mereka, bagaimana kondisi ekonomi keluarga mereka, dalam menghadapi pandemi ini tentunya berbeda-beda dalam kapasitas yang berbeda itupula mereka butuh dukungan, mereka butuh penjelasan, serta butuh bimbingan. Sebagaimana Bapak/Ibu membimbing anak Bapak/Ibu sekalian di rumah, agar tetap produktif dan semangat dalam belajar.
ADVERTISEMENT
Saya paham, pekerjaan Bapak/Ibu sekalian, saat ini sulit dan amat teramat sulit, tapi Pak/Bu kalian adalah pelita dalam kegelapan disaat seperti ini, sebagai tenaga pendidik sudah sepatutnya Bapak/Ibu yang menyalakan cahaya bagi peserta didik Bapak/Ibu sekalian dengan mengajari mereka, mengajar ya Pak/Bu. Bukan menghajar dengan rentetan tugas yang Bapak/Ibu berikan untuk mengganti pelajaran ataupun perkuliahan.
Pak/Bu mereka hanya butuh tenaga pengajar, orang yang sabar dan baik hati, namun tegas dan tetap teguh mengajari dalam keadaan yang serba kesusahan seperti saat ini, untuk apa? Agar mereka tertarik dan bersemangat, agar mereka mengerti dan memahami materi yang Bapak/Ibu berikan untuk kemudian dapat dipahami walaupun berjauhan. Susah memang Bapak/Ibu namun langkah yang Bapak/Ibu tempuh setelah itu akan menjadi ringan ketika peserta didik memahami dan mengerti apa yang Bapak/Ibu sampaikan. Bukan menjadikan Tugas sebagai alasan pengganti dan lantas menjadi beban bagi peserta didik Bapak dan Ibu di rumah, karena seperti yang saya sampaikan diawal bahwa keadaannya berbeda dalam tiap rumah yang ada Pak/Bu.
ADVERTISEMENT
Walaupun sudah ada Guru dan Dosen yang menjadi tenaga pengajar orang yang dengan tulus mengajari, tapi ternyata masih ada juga yang belum mau memulai untuk belajar menjadi pengajar. Saya tidak menyalahkan metode Bapak/Ibu sekalian yang memilih memberikan tugas, hanya saja dalam hal ini tugas bukan pilihan terbaik untuk setiap pertemuan, kadang peserta didik hanya butuh dimengerti dan diajari tentang apa yang harusnya mereka tahu dari materi yang Bapak/Ibu harus sampaikan.
Bapak/Ibu sudah sepatutnya memberi contoh untuk melakukan terobosan, pasti santer terdengar seorang Guru di Sumenep, Madura menghampiri satu-persatu muridnya untuk ia ajari belajar, karena tidak semua muridnya mempunyai akses terhadap teknologi. Avan Fathurahman namanya, sosok satu ini bisa saya sebut sebagai tenaga pengajar. Kenapa? Karena inilah yang seharusnya Bapak/Ibu juga lakukan mengajar bukan memberikan tugas, boleh silahkan Bapak/Ibu tetap memberi tugas tapi jangan juga lalai dalam melaksanakan tugas Bapak/Ibu untuk tetap mengajari peserta didik, saya tidak menyalahkan namun mungkin karena keadaan Bapak/Ibu juga akhirnya memilih untuk memberikan tugas sebagai pengganti, namun alangkah lebih baik setelah Bapak/Ibu membaca surat terbuka saya ini.
ADVERTISEMENT
Bapak/Ibu bisa mempertimbangkan untuk mulai melakukan sesi pertemuan melalui video conference ataupun Bapak/Ibu merekam materi yang harus Bapak/Ibu sampaikan ke peserta didik, agar mereka mengerti dan tidak meraba-raba sendiri jalan dan bagaimana mereka bisa mengerjakan tugas apabila tidak adanya tuntunan sebelumnya.
Terakhir, saya paham bahwa tidak semua Guru & Dosen serta Tenaga Pendidikan melakukan hal tersebut, memberikan tugas untuk pengganti perkuliahan ataupun materi yang harusnya diajarkan. Tentu masih ada yang dengan baik hatinya melakukan tugasnya sebagaimana semestinya menjadi seorang Pengajar yang tetap semangat dalam mengajari peserta didiknya seperti Guru Avan tadi.
Saya minta maaf apabila ada kesalahan dalam persepsi atau opini saya dalam surat ini, saya hanya ingin Bapak/Ibu mengerti keadaan saat ini. Dan saya juga berterimakasih kepada Bapak/Ibu sekalian yang sudah memulai perubahan dengan hal-hal kecil untuk tetap menjaga semangat belajar peserta didik di rumah.
ADVERTISEMENT
Terimakasih.
Dari saya, orang biasa.
Arka Ardhyansah