Penggunaan Bahasa Asing Dapat Menunjukkan Kurangnya Rasa Nasionalisme Seseorang

Arkan ramadhani putra asandi
Mahasiswa UIN Jakarta
Konten dari Pengguna
27 Mei 2022 19:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arkan ramadhani putra asandi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebagai makhluk sosial bahasa tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia karena manusia selalu berkomunikasi dan berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan baik kebutuhan primer maupun sekunder. Di era globalisasi ini semakin banyak generasi muda yang fasih berbahasa asing. Bahkan tak jarang mereka lebih sering menggunakan bahasa asing, seperti bahasa Inggris ketimbang bahasa Indonesia dan daerah.
ADVERTISEMENT
Bahasa asing menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu bahasa milik bangsa lain yang dikuasai, biasanya melalui pendidikan formal dan yang secara sosiokultural tidak dianggap sebagai bahasa sendiri.
Rasa nasionalisme menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu mengetahui (Ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri.
Penggunaan bahasa asing dalam komunikasi sehari-hari menunjukkan kurangnya rasa nasionalisme seseorang maksudnya penggunaan bahasa milik bangsa lain yang dikuasai dan tidak dianggap sebagai bahasa sendiri dalam komunikasi sehari-hari menunjukkan kurangnya rasa untuk mencintai bangsa dan Negara sendiri.
Pengaruh bahasa asing sangat berdampak dalam perkembangan bahasa Indonesia, contohnya anak-anak mulai memudahkan untuk belajar bahasa Indonesia, rakyat Indonesia semakin lama- kelamaan akan lupa bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan, anak-anak mulai menganggap rendah bacaan Indonesia, lama kelamaan rakyat Indonesia akan sulit mengutarakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan mampu mengurangi semangat nasionalisme dan sikap bangga pada bahasa dan budaya sendiri
ADVERTISEMENT
Bahasa Indonesia sekarang ini sudah mulai kehilangan identitasnya, mulai dipandang sebelah mata oleh berbagai kalangan. bahkan ada yang mengakui bahwa dengan berbahasa Indonesia, dirinya dianggap tidak gaul. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa bahasa indonesia termasuk kedalam aspek kebudayaan, dan kebudayaan itu mencontohkan nasionalisme suatu negara.