Konten dari Pengguna

Media Baru dan Perubahan di Kehidupan Masyarakat

Arkhan Nurtiaz Faadihilah
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
29 Desember 2020 5:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arkhan Nurtiaz Faadihilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Macam-macam media baru.
zoom-in-whitePerbesar
Macam-macam media baru.

Benarkah media baru memberikan perubahan di kehidupan masyarakat?, namun sebelumnya, apasih itu media baru, apakah kehadirannya benar-benar memberi dampak dalam kehidupan masyarakat?. Harus kita pahami dengan benar, bahwa kehadiran media baru seperti pisau bermata dua dan sangat bergantung pada penggunanya.

ADVERTISEMENT
Media baru dan masyarakat seakan-akan menjadi dua hal yang tidak bisa kita pisahkan. Menurut salah seorang ahli komunikasi, Marshall McLuhan menuturkan bahwa media baru adalah perkembangan teknologi yang sejarahnya sudah memperluas jangkauan komunikasi umat manusia. Dapat di contohkan bahwa media baru diantaranya adalah media sosial yang sekarang kita pergunakan, dalam hal ini Whatsapp, Instagram, Twitter, Facebook, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Dalam sosiologi komunikasi, media baru juga tidak lepas dari khalayak. Khalayak sendiri merupakan kumpulan dari orang-orang atau dalam hal ini masyarakat yang menerima pesan namun dengan pemaknaan yang berbeda. Oleh sebab itu khalayak dibagi menjadi dua jenis, yaitu khalayak pasif yang merupakan kumpulan orang atau masyarkat yang tidak berdaya dihadapan pesan dan khalayak aktif yang merupakan kumpulan orang atau masyarakat yang bisa menerima dan mengirim pesan, dengan kata lain bahwa khalayak aktif adalah mereka yang tidak terberdaya oleh pesan.
Media baru dan khalayak yang merupakan dua komponen yang saling terikat pasti memberi pengaruh terhadap kehidupan di masyarakat. Kehadirannya benar-benar memberi efek yang berbeda dari sebelumnya, dalam hal ini masyarakat sebagai pengguna media baru sangat merasakan perubahan yang terjadi. Efek dari globalisasi memaksa masyarakat untuk mau tidak mau harus menggunakan media baru atau lebih sederhananya kita sebut dengan media sosial. Dengan adanya media sosial ini memudahkan masyarakat dalam beraktifitas, khususnya dalam bidang komunikasi. Noise-noise dalam komunikasi dapat di minimalisir dengan kehadiran media baru ini, namun tidak sepenuhnya menghilangkan noise tersebut, masih ada noise-noise yang muncul karena media baru juga masih beegantung pada jaringan internet.
ADVERTISEMENT
Selain dampak yang sangat bermanfaat atau positif seperti di atas tadi, dampak negatifnya pun juga banyak. Menengok apa yang sudah saya tuturkan di awal tadi, bahwa media baru seperti pisau bermata dua. Efek negatif yang ditimbulkan sangatlah mengkhawatirkan, perubahan sosial di masyarakatpun sulit untuk dikendalikan. Perlu adanya pemahaman yang baik mengenai media baru atau media sosial, agar hal-hal yang tidak kita inginkan dapat terminimalisir. Selain itu, media baru juga dapat diakses oleh siapapun tanpa terkecuali, asalkan adanya perangkat yang tersambung dengan internet. Dari anak kecil sampai orang tua bisa menggunakan media baru ini.
Salah satu efek dari adanya media baru yang memang seperti pisau bermata dua adalah masuknya budaya luar atau budaya baru ke Indonesia dengan sangat mudah. Media baru juga sangat rentan mengenai informasi yang beredar, karena kembali lagi bahwa media baru dapat diakses oleh siapa saja dan semua orang dapat menjadi siapa saja di media baru, bisa menjadi sender atau menjadi receiver. Budaya luar yang masuk tanpa filter juga bisa berakibat fatal. Budaya luar sering kali kita artikan sebagai pop culture ini telah banyak merubah kehidupan di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Bukti nyata perubahan kehidupan di masyarakat sangat mudah kita jumpai, karena secara sadar atau tidak kita juga menjadi salah satu orang yang terkena dampaknya. Bagi kaum milenial seperti kita, media baru atau media sosial pasti tidak pernah lepas dari part-part kehidupan kita. Dari mulai bangun tidur sampai tertidur lagi, pasti kita menggunakan media sosial, entah hanya sekedar berbalas pesan melalui whatsapp atau malah dengan bermain game online. Dahulu, ketika kita masih kecil, kita memang sudah mengenal game online, namun berbeda dengan sekarang. Dahulu masih sering dijumpai anak-anak yang bermain mainan non-virtual seperti bermain kelereng, petak umpet, masak-masakan dan lain sebagainya, akan tetapi sekarang anak-anak sudah banyak yang bermain game online dengan menggunakan gadget mereka. Memang masih ada interaksi diantara mereka, namun interaksi tersebut bersifat virtual dan berimbas pada kurangnya interaksi langsung diantara mereka.
ADVERTISEMENT
Anak-anak sibuk dengan gadget masing-masing
Kehidupan di masyarakat tanpa kita sadari telah ikut berubah, masuknya budaya luar yang pada akhirnya banyak di adopsi oleh para remaja jelas menjadikan perubahan di masyarakat, mulai dari fashion, gaya bicara, sampai dengan attitude juga banyak berubah. Namun tentang fashion dan gaya bicara tidak terlalu berdampak buruk, justru dengan adanya perubahan fashion dapat membantu sektor perekonomian, karena industri fashion mulai berkembang dan dapat mendorong roda perekonomian. Akan tetapi perubahan attitude sangat perlu diperhatikan, sikap sopan santun terhadap orang yang lebih tua menjadi sangat rendah, hal ini mengacu pada budaya baru dari barat yang di adopsi oleh para remaja tanpa adanya filter terlebih dahulu. Tentu hal ini sangat mengkhawatirkan bagi lingkungan masyrakat, jika tidak ada filter tentang budaya luar bisa-bisa masyarakat Indonesia malah kehilangan jati dirinya.
ADVERTISEMENT
Tidak ada yang salah dengan masuknya budaya luar, karena budaya luar sendiri bisa masuk dengan mudah juga karena adanya media baru yang merupakan pengembangan teknologi dimana perkembangan itu sulit untuk di kendalikan dan akan terus berkembang seiring dengan berjalanya waktu. Peran khalayak aktif sangat dibutuhkan agar apa yang kita khawatirkan tidak akan terjadi, hal ini karena khalayak aktif diharap bisa lebih memahami efek yang muncul dari media baru ini. Ketika perubahan sulit dikendalikan, namun kehidupan di masyarakat harus tetap terjaga dengan baik.