Konten dari Pengguna

Memotret Pasar Tradisional di Papua

Aan Widi
Penulis Lepas. D3 Bahasa Inggris ABA/ABI Cikini.
24 Maret 2021 16:21 WIB
clock
Diperbarui 26 September 2023 6:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aan Widi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dok. Soni Wanda
zoom-in-whitePerbesar
Dok. Soni Wanda
ADVERTISEMENT
Pasar tradisional menjadi salah satu lokasi favorit bagi fotografer mencari momen foto yang bercerita. Namun, prosesnya tak selalu berjalan mulus. Tantangan mengemuka, mulai dari kendala teknis hingga respons si objek foto. Di sini peran andal fotografer teruji.
ADVERTISEMENT
Pendatang dan Warga Asli Bertemu
Kadang ada pedagang yang keberatan difoto, sampai mengusir sang fotografer. Fotografer Senior Papua Soni Wanda membagikan kisahnya. Pernah seorang ibu penjual sayur kesal dijepret Bapak Soni alias Bapson, panggilan akrabnya. Si ibu marah sampai melempar segenggam tanah ke arahnya.
Namun Bapson menanggapi dengan santai, karena dia bermaksud baik. Bapson mengabadikan momen di pasar tradisional agar dilihat banyak orang. Menurut Bapson, ada kisah menarik dari kegiatan ekonomi di pasar tradisional Papua. Yakni terjalinnya interaksi akrab di pasar tradisional antara kaum pendatang dengan masyarakat asli Papua
Misal, datang Orang Buton membawa pinang untuk penjual di Arso. Orang Toraja membawa kangkung untuk ditawarkan ke mamak-mamak Papua penjual sayur. Mereka datang tiap hari, layaknya keluarga, bercakap dengan masyarakat di Paniai dan Wamena.
ADVERTISEMENT
Siang di Pasar, Malam di Kota
Bapson melanjutkan, suatu hari ia bertemu lagi dengan si Ibu. Bukan di pasar tapi berjumpa di suatu acara penting. Mereka bersua kembali dalam kegiatan advokasi noken Papua. Si Ibu berkesempatan mempresentasikan dagangan noken. Ternyata hasil foto Bapson di pasar, termasuk foto si ibu, mendukung pihak penyelenggara memberikan pembiayaan usaha. Si ibu pun akhirnya bisa memahami tujuan Bapson yang kerap datang ke pasar.
“Ternyata dokumentasi foto itulah yang menolong dia membantu usahanya . Baru dia paham: Oh, iya. Betul, ya. Kenapa kakak selalu datang ke pasar untuk memotret kita," kenang Bapson menirukan ucapan Si Ibu dalam Webinar Talkshow “Potret Wonderful Papua bersama IndiHome”, Kamis, 18 Maret 2021 via Zoom Meeting.
ADVERTISEMENT
Diketahui juga, ternyata si Ibu melakukan dua pekerjaan. Usaha yang biasa dilakukan oleh mamak-mamak di Papua. Siang hari mereka berjualan di pasar, dan malamnya mereka menjajakan noken di depan toko. Artinya, mereka tidak beristirahat. Fenomena ini membersitkan tanya di benang Bapson: Di mana anaknya? Sering kali terlihat anak harus membantu orang tua di pasar meski sedang di jam sekolah. Semua demi tuntutan kebutuhan ekonomi.
Dukungan Wonderful Papua
Peduli akan masa depan pendidikan anak di Papua, PT Telkom Indonesia (persero) Tbk hadir mengkoneksikan kebahagiaan lewat IndiHome Wonderful Papua. Aktivitas yang mendorong kualitas pendidikan di Papua pun digelar. Salah satunya, memberikan dana bantuan pendidikan senilai Rp25 juta melalui Panti Asuhan Sayap Kasih Baracheil pimpinan Ibu Syulla Tokoro Manoach, di Sentani Papua.
ADVERTISEMENT
Selain mendukung kegiatan di bidang sosial dan pendidikan, IndiHome sebagai Internetnya Indonesia ini juga menghadirkan beragam aktivitas di bidang teknologi, seni dan budaya, serta pariwisata. Program ini bertujuan untuk mengenalkan kebudayaan dan keindahan Papua di mata dunia.