Konten dari Pengguna

Mengungkap Faktor-faktor Pemicu Pembunuhan

Arlina Silviyanti
Mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
17 Desember 2022 22:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arlina Silviyanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di negara ini masih marak terjadinya kejahatan, salah satunya adalah kejahatan tentang nyawa, yaitu pembunuhan.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi pembunuhan bersenjata. Foto: Canva
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pembunuhan bersenjata. Foto: Canva
Seperti yang kita ketahui, hidup kita ini tidak terlepas dari adanya konflik, baik dari segi ekonomi, sosial, budaya, agama, dan lain sebagainya. Akibat dari konflik tersebut bisa menyebabkan seseorang memiliki dendam hingga mengakibatkan terjadinya pembunuhan. Yang membuat seseorang berbuat kejahatan seperti itu ada beberapa faktor dalam individu juga yang mendorongnya.
Nah, pembunuhan biasanya dilakukan dengan banyak cara. Menggunakan senjata tajam atau senjata api, tapi yang paling sering kita temui di lingkungan sekitar, yaitu menggunakan senjata tajam. Ada juga yang melakukan pembunuhan dengan bahan peledak, seperti bom. Bahkan ada pula yang menggunakan racun sebagai alat untuk membunuh, serta dengan tangan kosong atau tanpa alat.
"Lalu apa sih yang memicu terjadinya pembunuhan..??"
ADVERTISEMENT
Nah, di bawah ini ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang melakukan pembunuhan.

Lingkungan yang Buruk

Yang pertama ini adalah lingkungan yang buruk. Tahukah kalian kalau ini adalah salah satu penyebabnya? Ya, jadi motif pembunuhan dilakukannya seseorang bisa jadi karena faktor lingkungan, baik lingkungan keluarga, lingkungan sosial, maupun lingkungan pertemanan atau pergaulan. Dengan lingkungan yang buruk ini bisa membuat kita terpengaruh menjadi pribadi yang buruk juga.
Kalau dicontohkan, misalnya ada seseorang yang lingkungan pergaulannya suka minum alkohol. Nah, kalau dia terus mengikuti pergaulan dan melakukan hal seperti itu akan berdampak negatif untuk orang lain dan dirinya sendiri. Dari perbuatan tersebut, alkohol bisa memengaruhi emosi dan akal pikiran seseorang yang bisa membuat seseorang itu bertindak kejahatan fatal, yaitu membunuh.
ADVERTISEMENT
Dari buku Alwisol (2009), dijelaskan kalau hal ini sudah dikaji oleh teori dalam psikologi, lho! Yaitu behavioristik yang menganggap bahwa ada hubungan antara rangsangan dengan perilaku. Artinya perilaku seseorang sangat dipengaruhi lingkungannya. Namun, dalam teori ini manusia bisa menciptakan lingkungan yang relevan, jadi kalau seseorang memiliki lingkungan yang buruk bisa dijauhkan atau dihindari kalau orang itu menginginkannya supaya terhindar dari hal-hal tidak diinginkan.

Himpitan Ekonomi

Yang selanjutnya adalah himpitan ekonomi. Menurut Aristoteles dari buku Kartono (2005), kemiskinan jadi salah satu faktor terjadinya kejahatan. Nah, kejahatan yang besar itu biasanya didorong oleh keserakahan manusia untuk mengejar kesenangan yang berlebihan dan kemewahan. Oleh karena itu, ekonomi atau keuangan dapat memmengaruhi seseorang untuk melakukan pembunuhan.
ADVERTISEMENT
Ekonomi adalah suatu penunjang bagi hidup manusia. Kalau seseorang mengalami kesulitan dalam keuangan atau perekonomian, hal itu akan mengganggu akal pikirannya sampai bisa membuat orang tersebut merasa stres berat. Hal seperti itu nantinya akan memmengaruhi tindakannya untuk melakukan sesuatu yang tidak bisa dikontrol (Simbolon, Simarmata, & Rahmayanti, 2019).
Hal ini pernah terjadi di Samarinda, Kalimantan Timur pada 15 September 2021. Pelaku membunuh korban karena alasan ekonomi keluarga, yang ternyata korban tersebut adalah teman kerja pelaku itu sendiri. Pembunuhan itu dilakukan saat korban minta pelaku untuk mengantar korban bertemu dengan seorang nasabah, dan saat mereka sedang dalam perjalanan pelaku sempat membeli pisau di Indomaret.
Pelaku membunuh korban dengan menikam pisau, korban juga disekap dengan handuk dan tali saat di dalam mobil. Lalu dia membawa korban ke Jalan Poros Samarinda-Tenggarong, Kutai Kartanegara untuk membuang korban ke semak-semak. Sebelum membuang korban, pelaku sempat mengambil cincin dan kalung emas milik korban juga dua buah handphone dan uang sejumlah Rp.500.000 (Daton, 2021).
ADVERTISEMENT

Kestabilan Emosional

Selain faktor lingkungan dan ekonomi, faktor dari dalam diri seseorang juga berpengaruh besar untuk membunuh orang lain, lho! Salah satunya adalah kestabilan emosional, orang yang emosinya tidak stabil bisa membuatnya melakukan tindakan jahat. Emosi akan terjadi kalau seseorang dapat perlakuan tidak adil atau sesuatu yang tidak menyenangkan (Irma, Widyastuti, & Murdiana, 2022).
Tapi tahu tidak sih? Biasanya saat emosi seseorang tidak bisa dikendalikan, lalu berbuat hal jahat, orang itu tidak tahu kalau dirinya sedang emosi. Oleh karena itu, kalau seseorang melakukan pembunuhan, sebenarnya dia tidak sadar kalau dirinya merasakan emosi. Namun, orang-orang seperti ini mereka sebenarnya tahu kalau perbuatan membunuh itu adalah perbuatan yang tidak baik, melanggar norma, dan akan mendapat hukuman nantinya tetapi tetap saja kejahatan itu dilakukan.
ADVERTISEMENT
Nah dalam psikologi, hal ini juga ada teori nya, lho! Teori milik Sigmund Freud, yaitu psikoanalisa yang menganggap bahwa ada tiga hal yang membentuk kepribadian manusia, yaitu id, ego, dan superego. Id adalah dorongan untuk memuaskan manusia dan id ini sudah ada sejak lahir, kalau ego itu seperti yang menjadi komando yaitu yang mengatur untuk melakukan id atau superego. Sedangkan superego adalah keinginan yang sesuai dengan norma yang ada.
Kalau dikaitkan dengan perbuatan seseorang yang membunuh orang lain, artinya ego orang itu menjalankan keinginan dari id bukan superego karena dia tahu kalau itu perbuatan tidak benar tetapi tetap dilakukan. Nah, setelah membunuh, biasanya akan ada rasa puas dari dalam diri pelaku. Kalau seandainya dia mengikuti keinganan superego bahkan jika dalam keadaan emosi, hal negatif pasti tidak akan terjadi.
ADVERTISEMENT

Traumatis Masa Lalu

Nah, yang terakhir ini ada traumatis masa lalu. Sepertinya faktor yang satu ini jarang diketahui banyak orang kalau traumatis juga menjadi faktor memicunya pembunuhan. "Kenapa bisa traumatis jadi salah satu penyebab orang untuk membunuh?" Jadi, karena adanya trauma di masa lalu yang masih membekas hingga dewasa akan membuat orang itu melampiaskan pada orang lain dengan cara membunuh.
Nah, belum lama ini, pada Oktober 2022 lalu terjadi pembunuhan bertroli di sebuah apartemen di Jakarta Pusat yang sempat ramai dibicarakan warga karena pelaku kelihatan menyeramkan seperti psikopat. Wajah pelaku itu terekam CCTV yang tersenyum saat membawa troli berisikan jasad korban yang adalah teman pelaku sendiri. Pada pembunuhan tersebut, setelah pelaku membunuh korban lalu dia membuang jasadnya di Pondok Gede, Bekasi, dalam kondisi korban yang dibungkus plastik.
ADVERTISEMENT
Ternyata traumatis yang menjadi salah satu penyebab pelaku itu membunuh temannya sendiri. Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya, Kombes. Hengki Haryadi, mengatakan kepada wartawan bahwa tim psikologi Polda Metro Jaya menyatakan hasil pemeriksaan kalau ternyata pelaku mempunyai trauma masa kecil. Pelaku sering dipukuli oleh orang tuanya dan pelaku juga memiliki emosi yang menggebu-gebu (Oesman, 2022). Nah, dari fakta tersebut bahwa trauma bukanlah hanya menjadi penyebab seseorang ingin melakukan bunuh diri, tapi juga bisa membunuh orang lain.
Demikian, itulah beberapa faktor pemicu terjadinya seseorang melakukan pembunuhan. Tetaplah mengikuti aturan norma yang ada, jangan sampai kita melakukan tindakan jahat apalagi sampai membunuh orang lain agar tidak menyesal nantinya. Serta selalu berwaspadalah di mana pun kita berada. Yang terpenting adalah selalu berpikir positif karena dengan selalu berpikir positif akan mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
ADVERTISEMENT
Sumber :
Daton, Z. D. (2021, September 28). Motif Pembunuhan Perempuan 25 Tahun di Kaltim Faktor Ekonomi. Dipetik Desember 2, 2022, dari https://regional.kompas.com/read/2021/09/28/081906978/motif-pembunuh-perempuan-25-tahun-di-kaltim-karena-faktor-ekonomi
Oesman, D. W. (2022, Oktober 24). Masa Kecil Disiksa, Pembunuh Meringis Tak Menyesal. Dipetik Desember 15, 2022, dari https://www.ngopibareng.id/read/masa-kecil-disiksa-pembunuh-meringis-tak-menyesal
Irma, Widyastuti, & Murdiana, S. (2022). Regulasi Emosi Pelaku Pembunuhan. Jurnal Psikologi Talenta Mahasiswa, 1(4), 9.
Simbolon, V. E., Simarmata, M., & Rahmayanti. (2019). Tinjauan Yuridis terhadap Tindak Pidana Pembunuhan Berencana Menggunakan Besi Padat di Medan Tinjauan Kasus Nomor 2305/Pid.B/2017/Pn.Mdn. Jurnal Mercatoria, 12(1), 59.
Sumarlin, A., Sulistyawati, S., & Setyawan, I. (2019). Analisis Mengenai Faktor-faktor Orang Dapat Melakukan Tindak Pidana Pembunuhan, 1377.