Konten dari Pengguna

Game bisa Merusak Otak pada Anak-anak

Muhammad Arman Kurniawan
Nama Lengkap: Muhammad Arman Kurniawan Tanggal Lahir: 19 Mei 2006 Tempat Lahir: Jakarta Profesi : Mahasiswa ITB Ahmad Dahlan
23 Desember 2024 12:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Arman Kurniawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi anak bermain game (sumber: https://pixabay.com/)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak bermain game (sumber: https://pixabay.com/)
ADVERTISEMENT
Game telah menjadi bagian dari kehidupan anak-anak di era digital ini. Meski menawarkan hiburan dan manfaat tertentu, tidak sedikit penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan game secara berlebihan dapat merusak perkembangan otak anak-anak.
ADVERTISEMENT
Penggunaan game yang berlebihan dapat memengaruhi struktur otak anak-anak. Area otak yang terkait dengan perhatian dan kontrol diri sering kali terganggu akibat paparan game yang intens. Selain itu, game dengan konten kekerasan dapat memicu perilaku agresif, mengurangi empati, dan meningkatkan risiko gangguan emosional.
Anak-anak yang terlalu sering bermain game cenderung memiliki kesulitan dalam mempertahankan konsentrasi di sekolah. Mereka mungkin kehilangan minat pada aktivitas belajar, yang pada akhirnya memengaruhi prestasi akademik. Efek ini semakin parah jika game mengandung elemen adiktif yang membuat anak sulit mengontrol waktu bermainnya.
Paparan game berlebihan juga dapat berdampak buruk pada kesehatan mental anak. Gangguan tidur, kecemasan, dan depresi sering kali menjadi efek samping dari kebiasaan bermain game yang tidak terkontrol. Terlebih lagi, isolasi sosial akibat terlalu banyak bermain game dapat menghambat perkembangan keterampilan sosial anak.
ADVERTISEMENT
orang tua perlu memberikan pengawasan ketat terhadap waktu dan jenis game yang dimainkan anak. Mendorong aktivitas alternatif seperti olahraga atau membaca dapat membantu menyeimbangkan perkembangan anak dan melindungi kesehatan otak mereka
Muhammad Arman Kurniawan, Mahasiswa Sistem Infomasi Bahasa Indonesia ITB AD.