Pakaian Impor Bekas-Thrift-Thrifting

Baju dan Mainan Mahal Itu Bias Kelas

Arman Dhani
Penulis. Menggemari musik dan buku. Sudah terlalu banyak menyimpan kaos band dan sepatu.
21 Maret 2023 14:59 WIB
·
waktu baca 5 menit
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mungkin kalian pernah lihat di media sosial: sebuah akun thrift menjajakan satu potong kaus lusuh, serupa sumbangan bencana alam, namun dengan harga belasan juta rupiah. Tentu bikin kaget, meski sebenarnya ini bukan sesuatu yang mengherankan. Dalam perkara hobi, perkara kegemaran, nilai riil dan harga tidak selalu ketemu di satu ujung; keduanya bisa jadi dua hal yang sangat bertolak belakang.
Cara kita memandang benda, apa pun itu, sering kali punya bias lingkungan. Benda-benda yang kita anggap sepele bisa jadi punya nilai tinggi di sekelompok orang lain. Cara kita memaknai dan memberikan nilai juga berbeda. Misalnya pada pakaian dan mainan. Kita cenderung menilai sesuatu dari pijakan di mana kita tinggal.
Misalnya dalam kaus-kaus vintage dan thrift. Dua pijakan yang sama sahnya bisa hadir. Buat orang sederhana, tujuan datang ke thrift adalah untuk mendapat barang berkualitas dengan harga yang lebih murah. Mereka cenderung nggak peduli sama merk; asal bagus, murah, dan masih bisa dipakai. Nggak masalah.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
check
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
check
Bebas iklan mengganggu
check
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
check
Gratis akses ke event spesial kumparan
check
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten