Konten dari Pengguna

Intermezzo, Sally Rooney, dan Pentingnya Suara Perempuan dalam Sastra Modern

Arman Dhani
Penulis. Menggemari musik dan buku. Sudah terlalu banyak menyimpan kaos band dan sepatu.
11 Februari 2025 8:08 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arman Dhani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Peluncuran buku Sally Rooney, Intermezzo di Jakarta bersama Kedubes Irlandia
zoom-in-whitePerbesar
Peluncuran buku Sally Rooney, Intermezzo di Jakarta bersama Kedubes Irlandia
ADVERTISEMENT
Shira Media dengan bangga mengumumkan peluncuran novel terbaru Sally Rooney, Intermezzo, yang diselenggarakan di Oppo Finderscafe, Pacific Place, Jakarta Selatan. Acara ini dihadiri oleh berbagai pegiat sastra serta penggemar setia Sally Rooney, dengan dukungan dari Kedutaan Besar Irlandia untuk Indonesia. Dalam suasana yang penuh antusiasme, lebih dari 40 peserta larut dalam diskusi mendalam mengenai novel ini serta pengaruh Sally Rooney terhadap sastra modern, terutama bagi penulis perempuan.
ADVERTISEMENT
Acara peluncuran ini menghadirkan: H.E. Pádraig Francis, Duta Besar Irlandia untuk Indonesia, Rio Johan, Penerjemah Intermezzo, Hestia Istiviani, Inisiator Baca Bareng SBC Jakarta, Yuli Andyono, Managing Director Bookhive Indonesia, Ipank Pamungkas, Editor Intermezzo dan dipandu oleh Wahyu Novianto, Bookstagram & Pembaca Intermezzo.
Sally Rooney telah menjadi salah satu nama penting dalam sastra modern, terutama di Irlandia. Melalui karya-karyanya seperti Conversations with Friends, Normal People, dan Beautiful World, Where Are You, Rooney menggambarkan hubungan interpersonal dengan kedalaman yang tajam dan penuh nuansa. Ia dikenal karena kemampuannya menghadirkan karakter perempuan yang kompleks, cerdas, dan realistis. Gaya penulisannya yang khas, yang menggabungkan percakapan lisan dengan proses berpikir karakter, menantang norma-norma sastra konvensional dan memberi ruang bagi eksplorasi psikologis yang lebih dalam.
ADVERTISEMENT
Duta Besar Irlandia untuk Indonesia, H.E. Pádraig Francis, dalam acara peluncuran Intermezzo mengungkapkan apresiasinya terhadap karya Rooney. Ia menyatakan bahwa Rooney bukan hanya merepresentasikan sastra Irlandia modern dengan baik, tetapi juga mampu menarik perhatian pembaca internasional terhadap budaya dan kehidupan di Irlandia. Dengan gaya berceritanya yang unik, Rooney tidak hanya berbicara tentang hubungan personal, tetapi juga menyoroti aspek sosial dan politik dalam masyarakat kontemporer.
Ipank Pamungkas, editor Intermezzo, menyebut bahwa dalam proses editing, salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana menghadirkan cara menulis dan teknik bercerita Sally yang kompleks kepada pembaca Indonesia. “Sally kerap mencampurkan percakapan lisan dengan proses berpikir karakternya, sehingga jika tak hati-hati, kita akan kehilangan fokus akan siapa yang bicara dan tentang apa,” katanya.
ADVERTISEMENT
Menariknya, gaya metropolitan dan isu urban yang dibungkus melalui romansa di Dublin oleh Sally Rooney juga dapat ditemukan dalam karya-karya NH Dini, terutama dalam Kemayoran dan Keberangkatan. Keduanya menggambarkan dinamika kehidupan di kota besar dengan latar sosial yang kuat serta kisah-kisah perempuan yang berusaha menemukan tempat mereka di dunia. Kesamaan ini menunjukkan bahwa tema yang diangkat oleh Rooney memiliki kedekatan dengan pengalaman pembaca Indonesia, sehingga seharusnya menjadi salah satu alasan mengapa membaca karya-karyanya itu perlu dan relevan.
Perempuan dalam Sastra: Dari Irlandia ke Indonesia
Kesuksesan Sally Rooney menjadi bukti bahwa suara perempuan dalam sastra semakin mendapat tempat dan pengakuan. Di tengah dominasi penulis laki-laki dalam dunia sastra, Rooney menunjukkan bahwa kisah-kisah yang menggali pengalaman perempuan dengan perspektif yang tajam dan realistis memiliki daya tarik tersendiri bagi pembaca luas.
ADVERTISEMENT
Fenomena ini juga relevan dalam konteks sastra Indonesia. Meskipun industri penerbitan di Indonesia masih didominasi oleh penulis laki-laki, banyak penulis perempuan yang berhasil menempatkan karyanya di garis depan. Nama-nama seperti Ayu Utami, Leila S. Chudori, Intan Paramaditha, dan Okky Madasari telah membuktikan bahwa penulis perempuan Indonesia memiliki suara yang kuat dalam mengeksplorasi tema-tema sosial, politik, dan personal. Seperti halnya Sally Rooney, mereka menulis dengan perspektif yang berbeda dari arus utama dan menghadirkan karakter perempuan yang berlapis serta memiliki agensi.
Tantangan yang dihadapi penulis perempuan di Indonesia mungkin berbeda dengan yang dihadapi Rooney di Irlandia, tetapi intinya tetap sama: bagaimana membangun narasi yang jujur dan relevan tentang pengalaman perempuan. Rio Johan, penerjemah Intermezzo, menyoroti kompleksitas karakter dalam karya Rooney sebagai salah satu kekuatan utamanya. Ia menyebutkan bahwa tugas penerjemah adalah mempertahankan suara dan kedalaman karakter tersebut agar tetap efektif dalam bahasa Indonesia. Ini menunjukkan bahwa karya-karya seperti Intermezzo dapat beresonansi dengan pembaca di Indonesia karena relevansinya dengan pengalaman hidup banyak orang, terutama perempuan muda yang sedang mencari identitas dan makna dalam kehidupan.
ADVERTISEMENT
Sastra sebagai Ruang Ekspresi Perempuan
Keberhasilan Sally Rooney di dunia sastra tidak hanya membuktikan keunggulan narasinya, tetapi juga membuka ruang lebih luas bagi penulis perempuan di berbagai belahan dunia. Ia menunjukkan bahwa sastra tidak harus mengikuti pola lama yang didominasi oleh perspektif laki-laki. Sebaliknya, narasi yang berangkat dari pengalaman perempuan dapat memiliki dampak yang sama besarnya dalam membentuk pemahaman kita tentang dunia.
Dalam konteks Indonesia, ada banyak peluang bagi penulis perempuan untuk terus berkarya dan menegaskan posisi mereka dalam industri sastra. Keberadaan komunitas pembaca seperti Baca Bareng dan Bookhive Indonesia yang turut serta dalam peluncuran Intermezzo menunjukkan bahwa ada antusiasme yang besar terhadap karya-karya yang menggali pengalaman perempuan secara mendalam. Dengan semakin banyaknya ruang untuk diskusi dan apresiasi terhadap sastra perempuan, diharapkan semakin banyak penulis perempuan Indonesia yang berani mengangkat suara mereka dan menyajikan kisah-kisah yang autentik dan bermakna.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, Sally Rooney telah membuktikan bahwa penulis perempuan dapat menghadirkan karya yang memiliki resonansi global. Kisah-kisahnya yang kompleks dan emosional menjadi refleksi dari dinamika kehidupan kontemporer yang dirasakan oleh banyak orang. Begitu pula dengan penulis perempuan di Indonesia, yang terus membuktikan bahwa mereka mampu menulis dengan baik di tengah industri yang masih banyak didominasi oleh laki-laki. Dengan semakin banyaknya dukungan dan ruang untuk berekspresi, sastra perempuan akan terus berkembang dan semakin mendapat tempat yang layak dalam dunia literasi.