Konten dari Pengguna

Bahasa Indonesia Bukan Sekadar Warisan Tapi Senjata Budaya

Muhammad Asyhadullah
Pendidikan Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika, Universitas Pamulang Hobi dan Minat, sangat menyukai programming dan sering menghabiskan waktu untuk belajar bahasa pemrograman baru.saya juga hobi bermain game bersama teman-teman kuliah ketka luang
5 Mei 2025 15:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Asyhadullah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
(Sumber Gambar:https://pixabay.com/id/photos/wanita-model-bendera-kincir-angin-7386373/)
zoom-in-whitePerbesar
(Sumber Gambar:https://pixabay.com/id/photos/wanita-model-bendera-kincir-angin-7386373/)
ADVERTISEMENT
Bahasa Indonesia Bukan Sekadar Warisan Tapi Senjata Budaya ,Bahasa Indonesia sering dianggap sebagai warisan budaya yang harus dilestarikan. Pandangan ini tentu tidak salah, tetapi juga tidak cukup. Bahasa tidak hanya hidup di dalam buku teks atau pidato seremonial. Ia tumbuh, berubah, dan membentuk cara kita berpikir, bertindak, dan berinteraksi. Di era globalisasi dan disrupsi digital saat ini, Bahasa Indonesia harus dilihat bukan hanya sebagai simbol nasional, tetapi juga sebagai alat strategis atau senjata budaya yang bisa memperkuat posisi kita di panggung dunia.
ADVERTISEMENT
Bahasa sebagai Identitas yang Aktif
Bahasa adalah penanda identitas. Namun identitas tidak bersifat pasif. Identitas dibentuk dan diperjuangkan setiap hari, termasuk melalui cara kita menggunakan bahasa. Bahasa Indonesia, sebagai bahasa pemersatu bangsa, memiliki potensi besar untuk menjadi bahasa dialog, ekspresi, dan inovasi. Ia tidak boleh hanya hidup di ruang kelas dan peraturan tata bahasa, tetapi juga di ruang kreatif seperti media sosial, konten digital, musik, film, dan teknologi.

Dominasi Budaya Asing dan Peran Bahasa

Hari ini, budaya asing membanjiri media digital kita. Istilah-istilah asing masuk ke keseharian tanpa perlawanan berarti. Bukan berarti kita harus menutup diri dari dunia luar, tapi kita juga tidak boleh membiarkan budaya kita termasuk bahasa terpinggirkan di tanah sendiri. Bahasa Indonesia dapat menjadi alat counterculture yang kuat jika kita memberdayakannya secara aktif dalam konten yang modern, menarik, dan relevan.
ADVERTISEMENT

Bahasa Indonesia dan Generasi Muda

Generasi muda memiliki peran sentral dalam menentukan arah masa depan bahasa. Mereka adalah pengguna aktif media sosial, pembuat tren, dan kreator konten. Ketika mereka menggunakan Bahasa Indonesia dalam bentuk yang ekspresif, segar, dan kreatif, mereka tidak hanya mempertahankan bahasa mereka menghidupkannya.
Bahasa Indonesia bisa dipakai untuk menyampaikan opini, kritik sosial, bahkan humor yang tajam. Ia bisa fleksibel tanpa kehilangan martabatnya. Yang dibutuhkan hanyalah ruang dan kepercayaan diri untuk menggunakan bahasa sendiri tanpa merasa ketinggalan zaman.

Bahasa Indonesia di Dunia Digital dan Global

Kita perlu mendorong lebih banyak penggunaan Bahasa Indonesia dalam aplikasi, teknologi, dan kecerdasan buatan. Saat dunia semakin terhubung, bahasa lokal yang digunakan secara strategis dapat menjadi bagian dari diplomasi budaya. Jepang, Korea Selatan, dan bahkan negara-negara menunjukkan bahwa bahasa mereka bisa mendunia tanpa harus menjadi mayoritas globalkarena mereka percaya pada kekuatan budaya mereka.
ADVERTISEMENT
Bahasa Indonesia bukan hanya warisan untuk dikenang, tapi alat budaya yang bisa digunakan untuk menyampaikan ide, mengubah cara pandang, bahkan membangun kekuatan bangsa. Maka, daripada sekadar diperingati setiap tahun, Bahasa Indonesia harus terus diperjuangkan diucapkan, ditulis, dan dihidupkan, terutama di ruang-ruang paling modern dan strategis hari ini.