Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Menghidupkan Bahasa Indonesia di Tengah Serbuan Konten Asing
2 Mei 2025 16:06 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Muhammad Asyhadullah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Menghidupkan Bahasa Indonesia di Tengah Serbuan Konten Asing ,Di era digital saat ini, konten asing begitu mudah diakses dan dikonsumsi. Mulai dari serial Netflix, lagu-lagu K-Pop, hingga video pendek TikTok dengan narasi berbahasa Inggris, semua hadir dalam genggaman tangan. Tanpa kita sadari, pola komunikasi pun mulai bergeser. Bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya semakin sering digunakan, bahkan dalam percakapan sehari-hari. Lalu, di mana posisi Bahasa Indonesia dalam fenomena ini?
ADVERTISEMENT
Bahasa Asing Semakin Menjadi Pilihan Utama
Banyak anak muda yang merasa bahwa menggunakan bahasa asing khususnya bahasa Inggris terkesan lebih keren, lebih modern, dan lebih “global.” Akibatnya, Bahasa Indonesia perlahan-lahan mulai dianggap sebagai bahasa yang terlalu formal, kaku, atau bahkan tidak relevan di ruang digital yang serba cepat dan ekspresif.
Dalam konten kreator misalnya, judul video, caption media sosial, bahkan deskripsi produk seringkali ditulis dalam bahasa Inggris. Meskipun kontennya ditujukan untuk audiens Indonesia, penggunaan istilah asing seolah menjadi standar “gaya” yang wajib diikuti.
Bahasa Indonesia Tidak Kurang Modern, Hanya Kurang Digunakan
Sebenarnya, Bahasa Indonesia punya daya ekspresif yang tidak kalah kuat. Bahasa ini dapat digunakan untuk membangun cerita, menyampaikan opini, bahkan menyentuh emosi, jika dikemas dengan tepat. Sayangnya, citra Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang kaku masih melekat kuat, padahal yang dibutuhkan hanya pendekatan baru dalam penggunaannya.
ADVERTISEMENT
Kreator konten, penulis, dan pengguna media sosial memiliki peran besar dalam mengubah persepsi ini. Saat Bahasa Indonesia dipakai secara kreatif dalam video pendek, podcast, atau meme yang relatable, perlahan masyarakat akan terbiasa dan merasa bahwa bahasa ini tetap bisa relevan dan menarik.
Peran Teknologi dan Komunitas Digital
Platform digital justru bisa menjadi alat untuk menghidupkan Bahasa Indonesia. Misalnya, melalui kampanye literasi digital, pelatihan kreator lokal, hingga penggunaan AI yang mendukung bahasa Indonesia dengan baik. Komunitas-komunitas di media sosial juga bisa mempopulerkan penggunaan Bahasa Indonesia tanpa harus mengorbankan gaya atau kreativitas.
Menjaga Bahasa, Menjaga Jati Diri
Menghidupkan Bahasa Indonesia bukan berarti menolak bahasa asing, melainkan menempatkan bahasa sendiri sebagai prioritas dalam konteks yang sesuai. Bahasa adalah bagian dari identitas, dan jika kita tidak merawatnya, lama-kelamaan bisa tergeser oleh budaya digital luar.
ADVERTISEMENT
Kesmpulan
Di tengah derasnya arus konten asing, Bahasa Indonesia tetap memiliki tempat asal ada kemauan untuk menggunakannya secara kreatif dan kontekstual. Menghidupkan Bahasa Indonesia bukan tugas pemerintah semata, melainkan tanggung jawab bersama, terutama generasi muda yang menjadi penggerak utama ruang digital hari ini.