Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pentingnya Menanamkan Jiwa Nasionalisme pada Siswa melalui Pancasila
5 November 2024 14:04 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Muhammad Asyhadullah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pentingnya Menanamkan Jiwa Nasionalisme pada Siswa melalui Pancasila ,Dalam membentuk jiwa nasionalisme, sangat penting untuk memiliki serta mengaktualisasikan implementasi Pancasila di kalangan generasi muda sejak dini. Dalam sudut pandang kehidupan berbangsa, Pancasila dijadikan sebagai tolak ukur tindakan dan perilaku setiap individu di Indonesia. Pancasila merupakan nilai adat, sosial, dan keagamaan yang terkandung dalam kehidupan bernegara Indonesia. Namun, saat ini Pancasila masih terabaikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Masyarakat Indonesia, terutama generasi muda, cenderung mengabaikan nilai-nilai yang tertanam dalam Pancasila. Oleh karena itu, setiap warga negara Indonesia seharusnya memahami dan menyadari betapa pentingnya menjalankan nilai-nilai Pancasila. Dengan berlandaskan Pancasila, dampak negatif budaya luar diyakini dapat disaring, sehingga generasi muda dapat melahirkan era yang membanggakan dan mencintai negara Indonesia dalam segala situasi dan kondisi.
ADVERTISEMENT
Pada era globalisasi saat ini, berbagai pembaruan dan perkembangan teknologi yang muncul membuat generasi muda banyak bergantung pada kemajuan teknologi. Setiap perkembangan ini membawa dampak positif dan negatif. Salah satu dampak negatifnya adalah degradasi moral di kalangan bangsa Indonesia, sebagian disebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Akibatnya, generasi muda mengabaikan nilai-nilai Pancasila sebagai landasan hidup mereka. Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia memiliki peran penting dalam pembentukan sifat dan karakter siswa di era digital saat ini. Dalam waktu pesatnya perkembangan teknologi dan informasi, nilai-nilai Pancasila menjadi semakin relevan sebagai pedoman bagi siswa dalam menghadapi berbagai tantangan serta perubahan yang terjadi.
Siswa sebagai generasi penerus bangsa dihadapkan pada berbagai fenomena, seperti maraknya hoaks, penyalahgunaan media sosial, dan memudarnya nilai-nilai luhur Pancasila. Dalam situasi ini, peran Pancasila menjadi sangat penting untuk membentuk karakter siswa yang tangguh, berintegritas, dan mampu bersikap kritis terhadap segala perubahan yang terjadi. Pancasila, dengan lima sila yang saling terkait, dapat menjadi fondasi bagi siswa dalam mengembangkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dapat menjadi landasan bagi siswa untuk memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat serta menghargai keberagaman agama dan kepercayaan.
Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dapat mendorong siswa untuk bersikap humanis, menghargai hak asasi manusia, dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi.
Sila Persatuan Indonesia dapat memperkuat rasa nasionalisme dan cinta tanah air pada diri siswa, sehingga mereka mampu menjadi agen perubahan yang berkontribusi positif bagi kemajuan bangsa.
Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan dapat membentuk siswa yang demokratis, menghargai proses musyawarah, dan bersikap bijaksana dalam mengambil keputusan.
Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dapat mendorong siswa untuk memiliki jiwa keadilan, kepedulian, dan semangat untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Di era globalisasi ini, banyak bermunculan isu-isu seperti SARA, meluasnya penyebaran hoaks, dan provokasi melalui media sosial. Kejadian ini muncul karena banyaknya dampak negatif dari era globalisasi yang bisa dihindari oleh individu itu sendiri. Individu Indonesia mempunyai tujuh kompetensi yang dapat dimanfaatkan untuk berkompetisi secara global, yaitu: religiusitas, gotong royong, keberagaman, kepemimpinan fasilitatif, komunikasi tersirat, menerima, dan keagungan yang bersifat generalis dan terspesialisasi. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Panggabean, Muniarti, dan Tjirta (2015) pada konferensi “Intercultural Leadership and Learning”.
Pembahasan mengenai Pancasila sebagai dasar negara Indonesia memiliki peran yang sangat strategis dalam pembentukan karakter siswa di era digital. Terlepas dari faktor-faktor luar yang memengaruhi kualitas generasi muda, mereka juga memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang harus dipenuhi sesuai dengan tuntutan kesadaran batin sebagai bagian dari masyarakat suatu bangsa. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dapat menjadi pegangan dan pedoman bagi siswa dalam menghadapi berbagai tantangan dan perubahan di era digital saat ini.
ADVERTISEMENT
Dilansir menurut Moerdiono (1995/1996), ada tiga tingkatan nilai dalam ideologi Pancasila:
Nilai Dasar: Nilai penghargaan yang memiliki sifat teoritis dan tidak berubah, yang tidak bergantung pada perubahan dari waktu ke waktu. Nilai-nilai ini mencakup prinsip-prinsip yang ada dalam setiap sila Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Nilai Instrumental: Penjabaran dari nilai-nilai fundamental yang bertujuan memberikan arahan kerja dengan jangka waktu dan kondisi tertentu. Nilai ini harus disesuaikan dengan tuntutan zaman.
Nilai Praksis: Nilai yang berkaitan dengan praktik dan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila, diharapkan siswa dapat menjadi generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan bertanggung jawab sebagai warga negara Indonesia yang baik.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Menanamkan jiwa nasionalisme pada siswa melalui Pancasila sangat penting dalam menghadapi tantangan di era globalisasi. Pancasila sebagai dasar negara dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia berfungsi sebagai pedoman dalam pembentukan karakter siswa, membantu mereka untuk bersikap kritis, berintegritas, dan memiliki kepedulian sosial. Dalam menghadapi fenomena negatif seperti penyebaran hoaks dan degradasi moral, siswa diharapkan dapat menginternalisasi nilai-nilai Pancasila, yaitu Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan. Dengan memahami dan menerapkan nilai-nilai ini, siswa tidak hanya akan menjadi generasi yang cerdas secara akademik, tetapi juga mampu berkontribusi positif terhadap kemajuan bangsa dan mencintai Indonesia dalam segala aspek kehidupan. Implementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari akan membentuk siswa yang tangguh dan siap menghadapi berbagai tantangan di masa depan.
ADVERTISEMENT