Target Raih Emas, Pertandingan Pertama Malah Bikin Lemas

Ikhlas Alfarisi
Berbicara tentang sepakbola dalam podcast Oragol di Spotify. Belajar di Radio Buku, Yogyakarta.
Konten dari Pengguna
7 Mei 2022 18:39 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ikhlas Alfarisi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Egy Maulana Vikri terlihat kecewa dan berusaha dihibur oleh rekannya Marc Klok setelah kekalahan 0-3 dari Vietnam pada Jum'at Malam (6/5) Sumber Foto: Kumparan.com
zoom-in-whitePerbesar
Egy Maulana Vikri terlihat kecewa dan berusaha dihibur oleh rekannya Marc Klok setelah kekalahan 0-3 dari Vietnam pada Jum'at Malam (6/5) Sumber Foto: Kumparan.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pelatih Shin Tae-yong tetap yakin timnya akan mampu meraih emas di ajang Sea Games 2021. Keyakinan itu disampaikan pria 51 tahun itu usai tampil tidak meyakinkan ketika timnya keok 0-3 dari tim u-23 Vietnam di laga perdana Grup A pada Jumat malam (6/5) di Stadion Viet Tri, Vietnam.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya kalah, secara permainan timnas juga kalah dari Vietnam yang begitu hegemoni di berbagai lini.
Tampil dengan formasi 4-2-3-1, Timnas dianggap terlalu percaya diri untuk melawan tim yang kini jadi raksasa Asean tersebut. Padahal di pertemuan terakhir saat piala AFF, timnas memasang formasi 5-3-2 yang mampu menahan imbang walau digempur oleh tim negara sosialis tersebut.
Komposisi yang dianggap komentator pertandingan, Bung Ma'ruf, sebagai ramuan baru racikan STY ini belum berefek maksimal. Hadirnya wajah baru seperti Rio Fahmi, Firza Andika, Irfan Jauhari, juga biasa saja karena penampilannya dalam performa yang tidak baik. Terlebih pemain debutan lainnya, salah satu pemain senior, dan naturalisasi dari Belanda, Marc Klok juga tidak memberikan efek berarti bagi permainan timnas di lini tengah. Ditemani oleh calon rekannya di Persib Bandung, Rachmat Irianto dan Ricky Kambuaya, lini tengah timnas justru sering bolong dan kecolongan oleh pressing dan fast break yang dilakukan Vietnam.
ADVERTISEMENT
3 gelandang itu juga tak banyak berhasil untuk melakukan umpan matang ke lini penyerangan. Saddil Ramdani di sebelah kiri, dan Egy Maulana di kanan, jarang sekali mendapatkan suplai bola. Sekalinya mendapat umpan, para pemain Vietnam sudah mengurung dan menang jumlah pemain. Alhasil bola selalu berhasil dicuri oleh para pemain Vietnam dan Garuda Muda harus tergopoh-gopoh melakukan transisi untuk bertahan.
Hal seperti itu terus terjadi sepanjang babak pertama. Tak ada peluang berarti dari hasil skema permainan yang solid dari tim dengan kostum hijau-putih ini. Tercatat, satu tendangan Firza Andika yang meroket di atas gawang Vietnam, juga peluang tendangan sudut oleh Marc Klok yang hampir saja masuk andai tak dihalau oleh bek Vietnam.
ADVERTISEMENT
Sementara Vietnam berhasil mengeksploitasi ruang yang terbuka dari pertahanan Timnas dengan menorehkan banyak peluang. Salah satu peluang emas Vietnam adalah ketika umpan matang pemain nomor 10 gagal dikonversi jadi gol oleh pemain nomor 11 yang sebenarnya sudah ada di posisi tak terkawal oleh barisan pertahanan timnas. Berawal dari serangan balik timnas yang berhasil dipotong ketika hendak masuk ke area sepertiga akhir, para pemain Vietnam berhasil memanfaatkan transisi lamban timnas dengan mengirimkan umpan langsung ke sisi kiri. Rio Fahmi yang terlambat turun pun gagal menutup ruang dan pemain nomor 10 tersebut berhasil lolos dari kawalannya.
Di babak kedua, Rachmat Irianto ditarik keluar. Kejadian ini hampir sama saat Timnas kontra Singapura di semifinal piala AFF tahun lalu. Saat itu Rahmat Irianto diganti oleh Evan Dimas Darmono. Niatnya, agar lini tengah timnas menjadi lebih kuat dengan dominan mengontrol bola di tengah. Namun, yang terjadi lini tengah timnas terlalu lamban untuk membangun serangan dan bola mudah direbut oleh pressing lawan yang agresif. Hal itu juga dialami oleh Garuda Muda kemarin malam. Syahrian Abimanyu sebagai pemain pengganti punya tipe serupa dengan Evan. Dirinya mampu mengontrol penguasaan bola namun juga punya kelemahan yang sama yaitu lamban dalam transisi dan bertahan. Niat hanya tinggal jadi angan-angan ketika kenyataannya lini tengah Timnas justru sering bolong. Pemain Vietnam begitu mudah mengirimkan umpan ke kanan dan ke kiri ketika dua bek sayap timnas, Rio Fahmi dan Firza Andika juga kewalahan menghadapi penetrasi pemain Vietnam.
ADVERTISEMENT
Pada menit ke-54, dominasi Vietnam menghasilkan gol pembuka yang dicetak oleh Nguyen Tien Linh. Dirinya memanfaatkan umpan silang mendatar yang berhasil mengelabui barisan pertahanan timnas. Selanjutnya pada menit ke-74, permainan satu-dua yang lagi-lagi membuat Garuda Muda ter-bengong berhasil mengoyak jala gawang mereka untuk yang kedua. Adalah sang kapten Vietnam, Hung Dung Do, yang berhasil memberikan sentuhan akhir dengan tendangan kaki kanan-luarnya sehingga menjadi gol.
Timnas lewat pelatih Shin Tae-yong mulai memutar otak, berpikir untuk membalas keunggulan Vietnam. Firza Handika diganti Alfeandra Dewangga. Pemain pertahan serba bisa ini justru menghasilkan 2 passing pertamanya tanpa arah. Pertama umpan super lambung, kedua operan pendek ke arah winger yang terlalu jauh posisinya sehingga bola keluar dari lapangan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Egy digantikan oleh temannya, Witan Sulaeman. Egy yang hampir tak terlihat aksinya selama pertandingan harus ditarik keluar oleh Witan yang merupakan pemain andalan Shin Tae-Yong di Piala AFF. Namun penampilan Witan tak bisa dikatakan cemerlang karena minimnya suplai bola kepadanya dan seringnya salah komunikasi dengan rekannya dari lini belakang dan tengah. Lalu ada Irfan Jauhari yang digantikan oleh Ronaldo. Pemain keturunan Liberia ini juga tak bisa berlaku banyak sehingga diganti lagi oleh Marselino Ferdinan.
Sementara Timnas sibuk gonta-ganti pemain, Timnas Vietnam sibuk untuk memikirkan cara untuk mengamankan kemenangan. Setelah unggul 2-0, Vietnam cenderung menunggu para pemain timnas untuk melakukan kesalahan, dan sesegera mungkin merebut bola dan melakukan serangan balik. Hasilnya pada menit ke-87, pemain nomor 7 Vietnam, Do Le Van kembali mengirimkan umpan dari bola yang didapatkannya hasil pantulan tembakan rekannya yang mengenai mistar gawang. Namun, umpan mendatar itu tampaknya terlalu lemah dan bisa diadang oleh bek Timnas Indonesia yang juga kapten, Fachruddin Aryanto. Nahas, bola tersebut ternyata tak berhasil disapu oleh sang kapten. Malahan, bola itu berhasil melewati dua kakinya dan mengarah ke sebelah kiri dari penjaga gawang Adi Satriyo. Bola masuk, tanpa disangka dan berhasil menambah keunggulan Vietnam secara ‘gratis’ menjadi 3-0.
ADVERTISEMENT
Skor tersebut mampu bertahan sampai peluit panjang wasit ditiup. Usai pertandingan, pelatih Shin Tae-Yong menyesalkan hasil yang terjadi. Dirinya mengakui keunggulan Vietnam dari berbagai aspek. Dari mulai skill individu, sampai organisasi permainan Timnas memang masih di bawahnya Vietnam. Namun beberapa keputusan wasit juga turut dipertanyakan oleh STY. Selain itu, dirinya juga kembali menekankan kekalahan ini diakibatkan fasilitas latihan yang diberikan sangatlah buruk. Ia bahkan menilai lapangan latihan yang disediakan untuk timnas lebih buruk dari lapangan SD.
"Dalam pertandingan, kami bisa menang atau juga kalah. Namun begitu kami ada di Vietnam, ada banyak kerugian seperti lapangan yang kualitasnya buruk. Untuk kali pertama kami merasakan itu," ujar mantan pelatih timnas Korea Selatan ini saat konferensi usai pertandingan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu pelatih Vietnam, Park Hang-Seo menyampaikan kemenangan dan permainan apik yang diperagakan timnya adalah hasil dari proses berbulan-bulan dalam rangka persiapan untuk perhelatan Sea Games 2021 yang digelar 2022 ini.
“Orang sering mengatakan hasil itu penting, tetapi prosesnya lebih penting. Laga pertama Vietnam U-23 sulit tetapi para pemain berusaha sebaik mungkin,” katanya dilansir dari Zing News, Sabtu (7/5).
Dirinya juga berhasil membaca permainan dengan melihat para pemain Timnas Indonesia yang mulai menurun staminanya sejak menit ke-60. Dari sana, Ia melakukan beberapa pergantian dan mengubah taktik demi tetap mendominasi pertandingan sampai akhir laga.
Kekalahan ini otomatis membuat langkah Timnas Indonesia cukup berat. Alih-alih meraih emas, untuk lolos ke semifinal saja, Timnas harus bekerja ekstra keras karena masih harus menghadapi Timor Leste, Filipina, dan Myanmar pada laga-laga berikutnya. Pelatih Shin Tae-Yong pun memastikan akan banyak mengevaluasi timnya setelah kekalahan telak ini.
ADVERTISEMENT
Dengan evaluasi, harapannya yang diraih oleh Timnas benar-benar emas, bukan pulang dengan lemas.[]